Episode 17
Sc. 89. INT. RUMAH EDI/RUANG MAKAN - SIANG
Ana sedang menunggui Raka dan Noval makan siang. Nampak ia sedang memainkan ponselnya sambil sesekali menimpali anaknya bicara.
NOVAL
Mi ...
ANA
Umm
(Bergumam, mata masih fokus sama layar)
NOVAL
Adek suka punya Ami seperti Ami karena Ami ...
Dahi Ana berkerut, perhatiannya beralih kepada Noval yang sedang asik makan nasi dengan telur dadar full kecap manis.
ANA
Maksudnya gimana sih, Dek?
NOVAL
Adek suka punya Ami kayak Ami karena Ami itu artis, fotonya suka ada di buku.
ANA
(Tergelak)
Ada-ada aja. Artis itu orang yang main film,Dek.
RAKA
Iya, udah berapa kali sih dibilangin Ami itu penulis, bukan artis. Oon banget.(Kesal)
ANA
Abang! Nggak boleh bilang adek oon. Minta maaf!
NOVAL
(Berhenti makan, muka masam lama-lama nangis)
Amiii, Abang ngatain Adek oon huhuhuhu ...
ANA
Ahh ... (Memijat kening)
Abang minta maaf!
RAKA
Kenapa sih harus minta maaf? Orang dia yang salah!
ANA
Adek salah apa?
RAKA
Selalu bilang kalau Ami artis, Ami kan penulis? Dia yang salah bicara kenapa Abang yang harus minta maaf?
ANA (V.O)
Ehh, iya juga ya?
NOVAL
Ami, Abang marah-marah sama Adek. Huhuhu ...
ANA
Udah-udah. Cup cup cup, abisin makannya yuk Nak. Abang ngasih tahu aja kalau Ami bukan artis, tapi penulis, tapi cara Abang negurnya kurang sopan.
(Memeluk sambil menenangkan)
RAKA
Huhu! ( Mengolok-olok)
ANA
Abang! Udah!
Melotot ke pada Raka.
CUT TO
Sc. 90. INT. KAMAR ANA - MALAM
Ana mengajak Rana dan Rani (P/18) untuk membantunya membungkus buku yang akan dikirim besok. Rana dan Rani duduk mendengar penjelasan Ana. Ada ratusan buku tertumpuk di dekat mereka dengan berbagai judul.
ANA
Rana, Rani. Semua buku ini sudah Mbak tanda tangani, tinggal dibungkus. Tumpukan bagian ini (menunjuk salah satu tumpukan buku) pesen bukunya lebih dari satu, bahkan ada yang pesen 6 judul buku Mbak sekaligus. Jadi tolong cek di alamat yang sudah di print, di sana tertera berapa eks buku dan buku apa aja. (BEAT) Kemudian, khusus untuk buku terbaru, ini souvenirnya, jadi jangan sampe lupa.
Rana dan Rani mengangguk mengerti.
ANA
Ini banyak, kita bisa begadang. Tugas Rana misahin setiap buku berdasarkan catatan di alamat yang sudah di print dan misahin souvenirnya. Tugas Rani bungkus buku. Ngerti?
RANI
Ngerti, Mbak.
RANA
Ngerti juga, Mbak.
ANA
Oke, Mbak nulis kalian kerjain ini, ya!
RANA, RANI
Siap!
Ana bergeser duduk di depan meja bulatnya, kembali menulis. Sedangkan Rana dan Rani sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Saat sedang asik mengetik ponsel Ana bergetar. Ana mengecek hape dan mendapati bahwa Uni Maya membuat group baru yang bernama Khusus Admin Komunitas Pembaca dan Penulis. Kemudian beberapa dari mereka mulai mengobrol.
MAYA (S.O) : Halo, semua ... Ini group khusus admin group yang baru kita buat, ya! Group di Facebook Komunitas Pembaca dan Penulis. Ayo, kita berjuang membesarkan group ini untuk literasi yang lebih sehat dan aman dibaca semua usia.
IFAH (S.O) : Hai Un... Asiap, udah ada pembagian tugas?
ERSE (S.O) : Nanti di bagi, Un. Group kita udah semakin besar, anggotanya udah mau 50.000 orang. Admin harus semakin semangat ya! Kita tumbangkan tulisan-tulisan nggak beradap yang mencoba masuk dan merusak ketentuan group kita.
DIYAH (S.O) : Asiap, hari ini aku dah blokir 2 orang. Kirim tulisan mesum! Ke laut aja sono!!
NISA (S.O) : Semakin hari semakin dikenal group kita, semakin banyak rupa juga yang ingin menulis di sana. Kita harus lebih selektif meloloskan tulisan para penulis di luar author kece.
IFAH (S.O) : Aku juga tadi Nemu tulisan yang judulnya Nafsu Membara, astagfirullah ...
DITI (S.O) : Isinya vulgar Un?
IFAH (S.O) : Baru pembuka aja udah main lumat-lumatan lidah. Hahahaha, gimana coba? Di group kita kan banyak anak SMP. Auto tolak dan beri catatan. Tolong kirim tulisan yang sehat,jangan mesum! Hahaha
MAYA (S.O) : Astagfirullahalazim ... berarti kita emang harus extra dalam meng-aprove tulisan-tulisan supaya tidak kecolongan. Ini cita-cita kita bersama, berjuang semuanya!!
Ana baru akan mengetik, tapi mengurungkan niat saat melihat ada Nisa yang ikut nimbrung di sana.
NISA (S.O) : Semangat!! Ayo ciptakan literasi yang sehat untuk Indonesia Raya kita tercinta.
ANA (V.O)
Ada Mbak Nisa. Bagaimana kalau dia terganggu aku nimbrung di sana.
Ana meletakkan ponsel dan kembali fokus pada layar laptopnya. Kemudian hape kembali bergetar. Ana memeriksanya ternyata Uni Maya sudah memasukkan Ana kembali ke group author. Ada beberapa yang menyambut kembalinya Ana ke sana, tapi hanya sebagian kecil.
ANA (V.O)
Sekarang bukan cuma Mbak Nisa yang tidak suka denganku, tapi sepertinya banyak. Hanya saja aku tidak bisa keluar dari sana, Uni Maya sudah kuanggap sebagai saudara tidak mungkin aku mengecewakannya. Aku juga sudah berusaha memperbaiki semua, kalau hasilnya nihil apa boleh buat.
Tiba-tiba Rana memgajak bicara yang membuat Ana sedikit kaget karena sedang melamun barusan.
RANA
Mbak! Ini daerah Sulawesi bukunya kurang satu.
ANA
Hah? Sulawesi? (Berpikir) Oh, iya. Lagi naik cetak, taruh diujung aja, ya. Itu masih nunggu bukunya kelar cetak.
RANA
Iya, Mbak.
Ana memijat kepala yang tiba-tiba terasa pening. Malam itu mereka kerja lembur hingga pukul 01.00 malam.
CUT TO
Sc. 91. EXT. TERAS BELAKANG RUMAH EDI - PAGI
Nampak Ana dan Hari sedang mengangkuti paket-paket buku yang akan dikirim hari ini. Ratusan paket siap kirim tertata rapi di teras rumah bagian belakang. Tidak lama datang sepeda motor pak pos membawa karung.
PAK POS
Udah dihitung semuanya?
ANA
Hitung ulang aja, Kak.
PAK POS
Oke
(Berjongkok dan mulai menghitung)
Hari mengeluarkan sepeda motor dan bersiap akan pergi bekerja. Ia mendekati Ana terlebih dahulu.
HARI
Mi, Ayah ke toko, ya!
ANA
Iya, yah. Kopinya dah diabisin?
HARI
Udah
ANA
Syukurlah
Mengambil punggung tangan Hari, lalu menciumnya.
HARI
Assalamualaikum
ANA
Waalaikumsalam
Sementara Pak Pos masih terlihat sibuk menghitung paket dan memasukkanya dalam karung.
HARI
Kak, aku berangkat dulu, ya!
(Pamit pada Pak Pos)
PAK POS
Oke, bro. Hati-hati!
Hari hanya tersenyum kemudian pergi. Pak Pos telah selesai menghitung. Ia mengangkat karung berisi paket ke sepeda motornya, lalu mengikatnya.
ANA
Hitung berapa total biayanya Pak. Nanti siang aku ke sana ambil resi sekaligus bayar.
PAK POS
Oke, ini kubawa ya!
ANA
Sip!
Pak Pos selesai mengikat karungnya di motor, lalu berlalu meninggalkan halaman rumah.
CUT TO
Sc. 92. INT. KAMAR ANA - MALAM
Ana terlihat asik menelepon Lia, sementara Raka dan Noval main lompat-lompatan di kasur.
INTERCUT
ANA
Aku dah dimasukin Uni lagi di group author. Duh, aku nggak enak, Li. Takut Mbak Nisa terganggu ada aku di situ. Kamu tahulah usahaku supaya tetep deket sama dia itu gimana.
LIA
Udahlah, kamu bawa enjoy aja. Nanti lama-lama balik lagi kayak dulu kok.
ANA
Bahkan beberapa dari mereka aku merasa ngejauh juga dari aku. Apa aku sebegitu nyebelinnya sampe mereka nggak suka sama aku?
LIA
Mulai deh baperan! Cape' dehh...
Raka dan Noval terus saja melompat-lompat di kasur di mana Ana duduk menelepon. Tawa mereka berderai memenuhi ruangan.
ANA
Aku serius, Li.
LIA
Apa?
(Tidak terdengar karena berisik)
ANA
Aku serius!!
RAKA
Coba kayak Abang bisa nggak Dek?
(Lompat lebih tinggi)
LIA
Tempat kamu berisik, Na.
Ana melihat ke dua anaknya, kesal.
ANA
Diem dulu Ami lagi bicara sama temen Ami!
NOVAL
Ami lihat adek!
(Lompat-lompat)
ANA
(Khawatir)
Nggak usah main seperti itu nanti jatuh!
LIA
Halo? Ana?
Brukk!! Noval terjatuh dan menangis. Ana kaget melihat Noval terjatuh.
Tuh kan? Ami bilang apa tadi?
RAKA
Haha, sukurin!
Noval menangis kencang karena jatuh dari ranjang. Ana meletakkan hape ke kasur begitu saja, lalu mendekati Noval. Kemudian memarahi Raka yang langsung berlari keluar.
ANA
Ami tadi kan udah bilang? Nggak usah lompat-lompat kan? Kenapa sih nggak di dengerin?!
(Marah)
NOVAL
(Semakin kencang menangis)
Ami nggak usah marah-marah huhuhu kalau lihat adek senyum, matanya nggak usah melotot, kalau bicara pelan-pelan nggak usah cepat-cepat begitu huhuhu. Maaf Ami ya ... (Memeluk)
ANA
(Balas memeluk Noval, menenangkan, kasihan)
Ahh ya ampun, sini sayang. Mangkanya lain kali kalau Ami ngomong didengerin. Jatuh kan akhirnya?
NOVAL
Iya, huhuhu Maaf Ami ...
LIA
(Bingung, kesal)
Halo? Halo? Spada? Assalamualaikum? Anaaaa!!
CUT TO