Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Episode 15
Sc. 79. EXT - CAFE - SORE
Ana duduk seorang diri di sebuah cafe yang cukup ramai. Meminum milkshake sendirian. Wajahnya muram, hitam mata panda terlihat sangat jelas melingkari mata. Sesekali Ana menyeruput minumannya, dengan wajah lesu. Kemudian menatap ke depan dengan tatapan kosong tanpa semangat.
Ana tertunduk. Menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan. Ana membuka tas dan mengambil ponsel, lalu mengotak-atiknya.
Ana membuka group wa author dan mengetik sesuatu.
Lalu Ana menekan tombol kirim. Beberapa saat Ana menunggu, tapi tak ada yang merespon hingga akhirnya Ana tertunduk, lama. Kemudian mendongak dan memutuskan left dari group author. Ana menyandarkan kepala di meja, perlahan menangis.Tapi segera ia menegakkan badan dan menghapus air mata saat sadar kini dia ada di tengah keramaian. Ana bangkit dan membayar minuman. Setelahnya keluar dari cafe dan pergi dengan sepeda motornya.
CUT TO
Sc. 80. INT - RUMAH EDI/KAMAR ANA - MALAM
Ana duduk menunduk di ujung ranjang. Matanya terpejam mendengarkan telepon dari Maya.
INTERCUT
Ana mendengkus tertawa, seraya menggelengkan kepala.
Ana semakin menunduk.
Telepon mati. Ana mengusap wajah kasar, lalu meletakkan ponsel ke nakas dan mematikan lampu di atasnya. Ana mencoba tidur sambil memeluk kedua buah hatinya.
CUT TO
Sc.81 INT - DAPUR - PAGI
Ana menyapu, memasak, menjemur pakaian dengan wajah muram. Ana melakukan semua kegiatan rumah tangga seperti biasa, tapi pikirannya tak tenang. Hari yang melihat Ana seperti pusing kepala segera mendekati istrinya yang sedang duduk menyuapi Noval makan di teras belakang rumah.
Ana mengambil punggung tangan Hari, setelah itu menciumnya. Hari mengucap salam dan pergi dengan sepeda motornya untuk bekerja.
CUT TO
Sc. 82. EXT - JALANAN/RUMAH WARGA - PAGI/SIANG
Ana dan Hari terlihat mengangkut sembako ke mobil. Sedangkan Noval dan Raka menunggu di mobil.
Hari dan Ana beriringan masuk ke dalam mobil.
CUT TO
Sc. 83. INT - DALAM MOBIL
Sound (Musik) Raka dan Noval tampak ikut menyanyikan lagu itu, termasuk Hari. Sesekali ia menggoda dengan cara mencubit kecil dagu Ana, sementara Ana hanya tersenyum kecil sambil terus memperhatikan ponselnya.
CUT TO
Sc. 84. EXT - JALANAN - SIANG
Mobil berhenti di pinggir jalan di depan sekolahan. Ana turun dari mobil dan memperhatikan sekitar. Sesekali Ana melihat ke layar hapenya. Tidak berapa lama datang sepeda motor matic berwarna hitam berhenti di dekat Ana.
Ana Menoleh, tersenyum, lalu mengajak bersalaman.
Dini menjelaskan dengan tangan yang menunjuk ke beberapa arah, sementara Ana dengan seksama mendengarkan. Setelahnya Ana mendekati suaminya dalam mobil dan menjelaskan. Ana naik sepeda motor bersama Dini dan Mobil dari belakang mengiringi. Sampai di sebuah rumah sederhana berpagar bambu sepeda motor berhenti, lalu mobil juga berhenti di sebuah lapangan dekat rumah itu. Ana dan Hari, juga Dini mengangkut sembako dari mobil ke rumah itu. Lalu Ana dan Dini berkeliling untuk membagikan sembako dari rumah ke rumah, sedangkan Hari dan anak-anak menunggu di rumah itu. Saat Hari sedang duduk di teras depan bersama kedua anaknya. Bu Lili (W/62) Ibunya si Dini datang mendekat, meletakkan kopi di dekat Hari.
Lili masuk lagi ke rumah untuk menyiapkan makanan yang akan di hidangkan.
CUT TO
Sc. 85 EXT - JALANAN/RUMAH KE RUMAH
Nampak si pembaca memarkir sepeda motor di depan gang, lalu membawa dua bungkus sembako melewati jalan yang sempit. Mengetuk salah satu rumah, dan menjelaskan maksud kedatangan, baru menyerahkan sembako kepada si pemilik rumah.
Nenek itu menjawab dengan suara yang pelan dan sedikit membungkuk.
Menuntun nenek yang sudah tua duduk di kursi. Setelahnya tidak lupa berfoto bersama, sambil memegang novel untuk diabadikan dan dishare kepada readers nantinya. Sebagai ucapan terimakasih telah berbagi rejeki dengan Ana. Setelah itu mereka melanjutkan berkeliling untuk membagikan sembako untuk masyarakat yang memang pantas mendapatkan bantuan.
CUT TO