Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
THE AUTHORS
Suka
Favorit
Bagikan
16. Ingin Menang Demi Literasi yang Sehat

Episode 16

Sc. 86. INT. RUMAH EDI/KAMAR ANA - MALAM

Ana sedang mengetik cerita baru di laptopnya.

ANA (V.O)
Ini pas dibagian malam pertama. Aku harus bisa membuat adegan ini lebih halus, supaya kalau ada anak SD atau SMP yang baca mereka nggak ngeh. Bismillahirrahmanirrahim ... Semoga bisa.

Memejam, berdoa. Ana mulai mengetik dengan imajinasi yang berputar-putar di kepala, sementara tangan menuangkannya dalam tulisan.

Ana menulis kata memanggut,lalu dihapusnya diganti dengan tulisan melumat. Ana menunduk seraya memejam, ia kembali menghapus kata itu. Ana menyandarkan kepala ke meja, wajahnya putus asa.

ANA (V.O)
Bagaimana kalau aku baca-baca bukunya Uni Ifa? Dia kan halus banget penyampaian dalam menulis hal-hal semacam ini?

Ana bangkit dan berjalan menuju rak buku. Ia mengambil buku karangan Ifa Manday, lalu membaca dibagian-bagian inti saja. Bibirnya sedikit tersenyum. Ana meletakkan buku di meja dan kembali duduk di depan laptopnya. Tangannya mulai mengetik tulisan untuk menulis hal yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

'Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Aku akan memberikan haknya sebagai suami malam ini. Mas Bagus keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan wangi shampo menguar di indra penciuman. Aku mendekat, kemudian menuntunnya berbaring di ranjang. Tanpa memberinya kesempatan untuk bertanya, kulakukan semuanya. Mas Bagus membalas semua yang aku lakukan dengan lembut. Malam ini menjadi malam yang panjang bagi kami berdua. Air mata mengalir ketika ia berhasil mengambil haknya sebagai seorang suami. Meski perih dan sakit, tapi aku bahagia sudah menjadikan diri ini menjadi istri yang seutuhnya untuknya.'

Ana berhenti mengetik, matanya bersinar bahagia dengan senyum tipis di bibirnya.

ANA (V.O)
Alhamdulillah ya Allah, akhirnya aku bisa menuliskan adegan ini dengan lebih halus dan sopan.

CUT TO

Sc. 87. EXT. TOKO BAJU - SIANG

Ana nampak sibuk memilih-milih baju dengan kedua anaknya.

ANA
Abang mau yang mana?
RAKA
Yang ini Mi! Ini juga bagus, eh apalagi ini. Ini jangan sampe nggak mi!
(Menunjuk banyak pakaian)
ANA
3 pasang aja. Ami juga mau beliin baju Ayah. Kalau Adek?
NOVAL
Ini Mi, ini juga, ini juga, ini mau juga, kalau ini bagus Mi, ini ini ini!!
(Menunjuk semua baju)
ANA
Kalau gitu kita beli sama toko-tokonya!!
(Geram)
RAKA dan NOVAL
(Bersorak gembira)
Hore!! Beli sama toko-tokonya!!

Ana memandang kedua anaknya dengan wajar datar, kesal

(Sound Effect : Suara jangkrik)

CUT TO

Sc. 88. INT. RUMAH EDI/KAMAR ANA - MALAM

Ana sedang duduk di ujung ranjang. Memperhatikan alur kompetisi menulis script di salah satu aplikasi baca.

ANA (V.O)
Nulis script film, 4 bab yang sudah aku tulis bener nggak ya? Karena selama ini nulis novel sih. Gimana kalau buku lainnya aku ikut sertakan juga? Ceritanya kan lucu-lucu dan romantis. Kalau nulis kisah nyata tentang aku, kira-kira ...

Tiba-tiba telepon berbunyi. Ana segera mengambil ponselnya yang tergeletak di dekatnya. Terlihat nama Lia di layar, Ana langsung mengangkatnya.

INTERCUT

Ana
Halo, Li. Assalamualaikum ...
LIA
Waalaikumsalam, Na. Gimana jadi ikut lomba nulis script?
ANA
Jadi, sebenernya aku dah nulis 4 episode di sana, aku masukin yang judul terbaru, Sri, tok! Tapi, tiba-tiba kepikiran nulis tentang kita, Li.
LIA
(Kaget)
Hah? Tentang kita? Persahabatan kita?
ANA
(Tertawa)
Haha, bukan, tapi tentang The AuthorS, Li. Group kece kita. Supaya dunia tahu perjuangan tim kita melahirkan karya yang sehat dan aman untuk dibaca semua usia. Ya, meskipun aku baru juga soal ini.
LIA
Mulai deh ... Kamu itu malah pejuang yang sesungguhnya, Na. Aku tahu bagaimana susahnya kamu mencoba menjadi lebih baik dan beradaptasi dengan ini semua. Kalau yang lainnya kan emang udah bisa, kalau kamu? Kamu bahkan sampe sempat stres dan depresi karena ini semua.
ANA
(Merasa bersalah)
Maaf ya, sering ganggu kamu, Li. Kamu satu-satunya tempat aku berbagi.
LIA
Nggak usah melow deh ... Dah, balik lagi ke event nulis script. Kenapa kamu nggak nulisin karya kamu sendiri malah milih kisah kita untuk ditulis? Padahal ini kesempatan emas buat kamu loh kalau menang.
ANA
Hufft! Aku udah pikirin mateng-mateng, Li. Kalau berhasil diangkat jadi film kan bisa untuk jadi bahan renungan dunia literasi di Indonesia untuk introspeksi diri jadi lebih baik lagi. Bukan rahasia kalau literasi di Indonesia itu udah semakin berani. Platform bacaan banyak di mana-mana tapi isinya vulgar semua. Apalagi di media sosial itu iklannya muncul di mana-mana, sementara iklan yang dimunculkan itu adegan jorok semua. Anak di bawah usia bisa bebas membaca di sana. Ada platform yang sehat, tapi jarang. Alhamdulillah di platform yang mengadakan kompetisi ini, aku nggak nemu tulisan yang parah. Semua masih dalam batas wajar, bahkan penulis-penulis terkenal berkumpul semua di sana. Dan aku merasa terhormat memilih nulis di sana, meskipun nggak laku!( Setelahnya tertawa terbahak)
LIA
Ahahahah ... Padahal di dunia per-facebookan udah banyak yang kenal sama seorang Ana, ya!
ANA
Belum ada apa-apanya di sini. Doakan ya, aku bisa nulis script dengan baik. Ya meskipun nggak mungkin banget. Soalnya kalau menang hadiahnya bisa aku pake untuk berangkatin Ibu aku umroh.
LIA
Aamiin, doa baik Insha Allah ada aja jalannya. Aku suka sama semangat kamu! Fighting!!

Ana terlihat asik berbincang dengan Lia, sesekali tertawa, sesekali menangis, kadang expresi kaget. Begitulah dua sahabat itu kalau sudah berbicang, dunia serasa milik berdua.

FADE OUT/FADE IN

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar