124. INT. KANTOR MAJALAH (RUANG KERJA RISYA) - SORE
Risya terlihat gelisah saat sedang menyelesaikan tugasnya di kantor. Dengan hati dan pikiran yang semakin tidak menentu, Risya memilih untuk menghentikan pekerjaannya. Risya langsung beranjak, lalu meraih tas yang tergeletak di atas meja, kemudian berjalan menghampiri Andin.
RISYA
Din!..
Andin heran melihat Risya berdiri di hadapannya dengan mengenakan tas.
ANDIN
Kamu mau kemana Ris? Jam lembur belum abis..
RISYA
Nggak tahu Din. Perasaan aku mendadak nggak enak. Aku pulang duluan yah..
Andin langsung memasang wajah ketakutan.
ANDIN
Tapi Ris-
RISYA
Kak Rian?..
Andin mengangguk.
RISYA
Aku percaya kamu pasti bisa menanganinya. Bye..
Pamit Risya dengan langkah yang tergesa-gesa saat pergi meninggalkan ruangan kerjanya. Andin langsung beranjak dari duduknya dan teriak.
ANDIN
Ris... Risya!..
Andin pasrah dan kembali duduk.
ANDIN
Aduh, nekad tuh anak. Kalau kak Rian nanyain, aku harus jawab apa coba?..
Andin jadi bingung.
CUT TO:
125. INT. RUMAH REGI (KAMAR REGI) - SORE
Kita lihat Regi mengangkat tubuh lemahnya dari atas tempat tidur, lalu menginjakkan kakinya ke lantai. Saat ia akan beranjak, tiba-tiba suara nada dering handphone mengurungkan niat Regi untuk beranjak dari atas tempat tidur.
CLOSE UP : Handphone Regi, panggilan masuk dari Nisa.
REGI
(Lemas) Halo Nis..
CUT TO:
126.INT.SEBUAH RUMAH (KAMAR) - SORE
Nisa sedang berdiri menghadap ke jendela yang terbuka sambil menelpon Regi.
NISA
Halo Kang. Akang baik-baik aja kan? Nisa kepikiran Akang terus..
Adegan selanjutnya CUT TO CUT obrolan Regi dan Nisa.
REGI
Kamu jangan terlalu mengkhawatirkan Akang, Akang disini baik-baik aja kok..
NISA
Iya, Kang. Tapi Akang udah makan dan minum obat kan? Pokoknya Nisa nggak mau tahu, Akang nggak boleh telat minum obat! Weekend nanti Nisa pulang, Akang harus udah sembuh!..
REGI
Iya, iya, Akang denger kok..
NISA
Kang..
REGI
Iya Nis..
NISA
Senja yang mendung, ditemani rindu yang tiada terbendung. Aku sendirian, memendam rindu yang menggunung. Inginku titipkan lewat angin, namun ku taHu, ia takkan menyampaikan. Hanya sesak yang semakin kurasa, karena rindu yang tiada terkira. Namun, akan kucoba untuk tetap menyampaikan rinduku, meski hanya lewat suara sendu. Hujan entah dimana? Tapi bau tanah tercium juga sampai disini. Kamu yang jauh disana, tapi selalu terasa mengisi hati ini..
REGI
Waaaahhhh... udah mulai jago nih bikin sajaknya..
Goda Regi mencoba memberi tawa kecil untuk Nisa, agar gadis itu yakin kalau Regi baik-baik saja. Padahal yang sebenarnya ia sedang menahan rasa sakit.
NISA
Siapa dulu yang ngajarinnya. (pause) Kang... Nisa bener-bener kangen sama Akang..
REGI
Akang juga. (Terdiam sejenak) Nis.. Nanti, kalau aku bukan aku, dan hidupku tak lagi milikku. Kamu harus mampu mengikhlaskan kepergianku. Nanti, kalau kamu bukan kamu, dan hidupmu tak lagi bersamaku. Beranikan untuk tersenyum, dan melambaikan tangan untuk meninggalkanku. Nanti, bila tangan ini tak lagi mendekapmu, dan ragaku tak bisa lagi menjagamu. Biarkan aku beristirahat dan diam di sampingmu. Sampai nanti waktu berlalu, dan aku tak lagi memiliki apa yang dulu aku miliki. Sampai nanti saat itu tiba, aku akan menutup hariku dengan senyum tulus. Dan nanti itu, adalah waktu yang inginku lewati bersamamu, di sampingku. Hujan turun bukan karena dia ingin turun, tapi karena awan yang membuat rintik air tercipta. Dan cinta kita, bukan karena dia lantas ingin muncul, tetapi karena kita yang membuat percikan cinta muncul. Dan kini menjadi sebuah cerita cinta..
NISA
Kang, maksudnya apa? Kenapa sajak Akang kali ini isinya kaya gitu? Nisa nggak suka sama sajak Akang yang tadi!..
Nisa sedikit kesal.
REGI
Lho, kok nada bicaranya jadi berubah gitu? Jangan marah dong!..
NISA
Iya, iya, Nisa nggak marah kok. Asal Akang jangan bicara aneh-aneh lagi, atau bikin sajak yang kaya gitu. Ya udah sekarang Akang istirahat! Nisa mau mandi dulu. Dah Akang..
 REGI (0.S)
Aku mencintaimu Nisa..
Seketika Nisa membisu saat akan mengakhiri obrolannya bersama Regi. Namun bukannya bahagia karena apa yang selama ini ditunggu akhirnya terjadi, tapi Nisa malah merasakan sesuatu yang cukup aneh.
NISA
Nisa juga, Kang. Assalam’mualaikum..
Nisa mengakhiri obrolan untuk mengabaikan perasaannya yang mendadak tidak karuan, usai mendengar ucapan cinta Regi tadi.
CUT TO: