Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
38. EXT. RUMAH RISYA (HALAMAN BELAKANG) – MALAM
Sebuah speaker kecil memutar lagu Ed Shareen, judul ‘Perpect’.
Halaman belakang rumah Risya telah disulap menjadi sebuah caffe dadakan yang hanya memiliki 1 meja dan 2 kursi. Dan berhiaskan lampu kecil warna-warni saja. Risya dan Mahesa duduk berhadapan. Meski hanya 2 piring nasi goreng dan 2 gelas orange jus menghiasi meja, namun suasana terasa begitu romantis.
MAHESA
RISYA
MAHESA
RISYA
Mahesa malah memasang wajah cemberut, sementara Risya malah tersenyum.
RISYA
Risya mengelus punggung tangan Mahesa.
Sementara Mahesa mengajak Risya beranjak dari duduknya untuk berdansa dengannya. Risya terlihat begitu bahagia. Meskipun serba sederhana, namun malam ini benar-benar terasa special dan istimewa bagi Risya.
RISYA
MAHESA
RISYA
Lantunan lagu masih terus berjalan, namun tiba-tiba Mahesa menghentikan dansa mereka. Tatapan Mahesa mulai berubah, kali ini Mahesa menatap Risya penuh rasa cinta.
MAHESA
Mahesa mencium tangan Risya. Risya terharu.
RISYA
Mata Risya berkaca-kaca.
MAHESA
RISYA
Mahesa hanya tersenyum, dan Risya membalasnya. Merasa belum cukup, Mahesa mendaratkan sebuah kecupan di kening Risya. Lalu mereka kembali melanjutkan dansa dengan hati yang berbunga-bunga, ditemani lagu romantis milik Ed Shareen yang masih setia menemani moment special mereka malam ini, yang sengaja diputar berulang-ulang.
CUT TO:
39. EXT. TENGAH SAWAH (SEBUAH GUBUK) - SIANG
Risya dan Mahesa sengaja pergi ke hamparan sawah yang luas. Mereka duduk di sebuah gubuk kecil di tengah-tengah sawah. Tiba-tiba Risya yang sedang tiduran di pangkuan Mahesa mendadak bersin-bersin.
MAHESA
RISYA
MAHESA
Mahesa meletakkan telapak tangannya di kening Risya, dilanjutkan mengecek denyut nadinya.
RISYA
Goda Risya. Namun Mahesa terlihat memasang wajah serius.
MAHESA
RISYA
Risya kaget, sambil beranjak dari pangkuan Mahesa.
RISYA
Risya mencoba menutupi perasaannya, yang mendadak takut usai mendengar ucapan Mahesa. Namun tatapan Mahesa malah semakin terasa berbeda dirasakan Risya.
MAHESA
Risya semakin ketakutan.
MAHESA
Mahesa tersenyum sambil mencolek ujung hidung Risya.
RISYA
Risya kesal sambil memukul pelan Mahesa. Mahesa hanya tertawa sambil merangkul tubuh Risya, lalu kembali menikmati suasana santai di pesawahan.
MAHESA (V.O)
CUT TO:
40. EXT. AREA PERKEBUNAN – SORE
Regi dan Nisa sedang berjalan menelusuri jalanan perkebunan Teh. Kali ini mereka tidak sedang bekerja. Hari ini mereka memang sengaja meluangkan waktu, hanya untuk jalan-jalan berdua sambil ngobrol santai.
NISA
Sambil berjalan Nisa menyentuh daun-daun Teh dari pohon-pohon yang berbaris di sampingnya.
REGI
NISA
Nisa terus melangkah menelusuri jalanan lurus di tengah ratusan pohon Teh.
Sementara langkah Regi mendadak terhenti. Tangannya memetik setangkai pucuk daun Teh, lalu Regi kembali mensejajarkan langkahnya dengan Nisa. Tanpa sepengetahuan Nisa, Regi langsung menyelipkan daun Teh yang tadi dipetik, di sela-sela telinga kiri Nisa.
Seketika tangan Nisa langsung memegang sesuatu yang ada di telinganya, dan memandang ke arah Regi.
REGI
NISA
Nisa sedikit cemberut sambil mempercepat langkahnya.
REGI
Regi berusaha mengejar dan membujuk Nisa. Nisa tidak benar-benar marah. Karena saat Regi mengerjarnya, Nisa malah berlari sambil ketawa-ketawa. Regi berusaha untuk terus mengejarnya. Ketika mereka saling kejar-kejaran di jalanan perkebunan, tiba-tiba Nisa kepeleset. Dengan sigap Regi memegang tangannya. Tapi mereka malah terjatuh bersama-sama, sambil terguling-guling di jalanan yang cukup menurun dalam posisi bersebelahan.
Saat berhenti, posisi Nisa tepat di atas pangkuan Regi. Dan mereka saling bertatap mata cukup lama. Saat mereka saling menyadari, Regi dan Nisa terlihat malu sendiri. Mereka langsung beranjak dan berdiri sambil membersihkan pakaian mereka yang kotor, seakan saling menutupi sikap mereka yang sebenarnya malu.
Sepertinya Nisa ingin mengucapkan sesuatu, tapi ia malah diam-diam memandang wajh Regi.
NISA (V.O)
CUT TO:
41. INT. RUMAH REGI (RUANG MAKAN) - MALAM
Regi dan Mahesa sedang makan malam bareng. Tapi Maheha heran, saat melihat Regi hanya diam sambil memainkan makanan yang ada di piringnya.
MAHESA
REGI
Regi beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan meja makan menuju kamar.
MAHESA
Mahesa menggelengkan kepala dan merasa sedikit heran.
CUT TO:
ESTABLISH AREA PERKEBUNAN SIANG.
42. EXT. AREA PERKEBUNAN - SIANG
Regi dan Risya berjalan berdua menelusuri jalanan kecil di tengah-tengah perkebunan Teh. Risya sedang menemani Regi memantau petani-petani bekerja, tiba-tiba saja mata Risya kelilipan.
RISYA
Risya menggesek matanya kanannya.
REGI
RISYA
REGI
Regi mendekati wajah Risya, memegang pinggir mata dan meniup ke arah mata Risya yang kelilipan.
Selang beberapa meter dari posisi mereka, Nisa melangkah begitu bersemangat. Namun senyum yang tercipta dari bibir Nisa musnah begitu saja, langkahnya langsung terhenti saat melihat Regi dan Risya bersikap cukup mesra. Nisa hanya berdiri mematung sambil menatap ke arah Regi yang sedang mengobati mata Risya yang terkena debu.
REGI
RISYA
Regi ngangguk sambil tersenyum, kemudian melanjutkan kembali langkah mereka yang sempat terhenti karena insiden kecil tadi.
Sementara Nisa, ia memilih membalikkan badannya dan pergi. Nampaknya Nisa tak ingin berlama-lama menyaksikan kebersamaan Regi dan Risya, ia takut perasaan cemburu yang timbul di hatinya tumbuh semakin besar.
REGI
RISYA
Regi mengangguk. Meski dengan pandangan yang masih sibuk memantau sekeliling perkebunan, namun telinganya masih tetap setia mendengarkan Risya.
RISYA
REGI
RISYA
REGI
Risya tertegun, mendadak berbagai macam anggapan muncul di dalam pikirannya. Namun, Risya mencoba menepis itu semua.
RISYA
REGI
Risya menghela nafas panjang, seperti tak puas dengan jawaban Regi.
RISYA
Regi mendadak terdiam diiringi langkahnya yang terhenti. Begitu juga Risya yang menghentikan langkahnya mengikuti Regi. Pandangan Regi beralih ke arah Risya yang terlihat gelisah.
REGI
RISYA
Kali ini Regi benar-benar bungkam, dia seperti telah kehabisan kata untuk menjawab kegelisahan Risya.
CUT TO: