ESTABLISH MALAM HARI.
118. INT. KOST’AN MAHESA – MALAM
Nampak Mahesa terbangun dari tidurnya.
MAHESA
(Teriak) Abang!..
Mahesa menghela nafas.
MAHESA
Astagfirullahaladzim. Kenapa mimpinya seperti itu? Bang Regi pasti baik-baik aja..
Mahesa meraih gelas berisi air putih yang ada di samping tempat tidurnya, yang disimpan di atas sebuah meja lalu meminumnya.
CUT TO:
ESTABLISH PERKEBUNAN PAGI.
119. EXT. KANTOR PERKEBUNAN - PAGI
Regi dan Nisa sedang berada di pekarangan yang selama ini dijadikan tempat bekerja Regi di perkebunan. Mereka duduk di sebuah kursi besi berwarna putih.
REGI
Makasih Nis. Udah bawa Akang kesini..
Nisa memasang wajah bete.
NISA
Kang... besok Nisa harus ke Bogor..
REGI
Terus, kenapa ekspresi mukanya kaya gitu?..
NISA
Itu berarti Nisa bakal ninggalin Akang sendiri..
Perlahan kedua tangan Nisa menyentuh tangan Regi. Dengan tatapan penuh kasih sayang, Nisa memandang wajah Regi.
RISA
Kang.. berat bagi Nisa untuk pergi jauh dari Akang. Kalau bisa, Nisa pengen tetap disini nemenin Akang, merawat Akang sampe sembuh. Nisa bener-bener nggak mau balik lagi ke Bogor..
REGI
Enggak Nis! Kamu harus tetap pergi! Pendidikan kamu itu lebih penting!..
Tangan kiri Regi menyentuh pipi Nisa.
REGI
Jangan menghkawatirkan Akang... Akang pasti baik-baik aja..
Seketika air mata Nisa menetes, ia langsung meraih lengan Regi yang masih mendarat di pipinya dan langsung menggenggamnya dengan erat.
NISA
Kang... Nisa mohon! Tolong ikutin semua saran dokter! Nisa pengen Akang sembuh, Nisa pengen Akang selalu nemenin Nisa. Jangan pikirin apapun, apalagi soal biaya. Nisa udah bilang sama bapak, dan bapak bersedia menanggung semuanya. Nisa mohon Kang! demi Nisa!..
Namun Regi hanya terdiam. Pandangannya tertuju pada wajah gadis cantik yang sedang bersedih di hadapannya, seketika air matanya menetes. Laki-laki itu langsung meraih tubuh Nisa dan memeluknya. Setelah cukup mengungkapkan perasaannya lewat sebuah pelukan, Regi langsung melemparkan senyuman dan menghapus air mata Nisa.
Kini mereka duduk berdampingan, Regi meminta Nisa untuk melabuhkan kepalanya di bahu Regi.
NISA
Sayang.... Coba lihat! Mentari sudah tidak malu lagi untuk menampakkan cahaya. Sementara embun, sedang menyusun perpisahan dengan daun-daun. Sayang.... Coba lihat! Begitu menyakitkan bagi ranting, saat harus melepas daun yang menguning. Di setiap helai, tak lagi ada makna yang terurai. Sementara kicau burung masih tetap setia menghibur pagi. Sayang.... Genggamlah tanganku! Seperti romantisnya burung-burung yang terbang beriringan. Mari kita nikmati asmara setiap pagi. Bersama rindu yang kuharap tak pernah berlalu. Sayang.... Biarkan kita terhanyut dalam luapan cinta yang bergelora. Untukmu, kan kuberikan segala yang terindah. Karena bersamamu... aku bahagia menikmati hariku..
Regi tersenyum usai mendengar sajak indah yang baru saja Nisa ucapkan. Regi semakin erat mendekap tubuh Nisa lalu mendaratkan sebuah kecupan di kepala Nisa. Senyum bahagia pun tidak bisa Nisa sembunyikan.
CUT TO:
120. EXT. RUMAH REGI - SORE
Terlihat Regi dan Nisa sedang berdiri berhadapan di depan pintu.
NISA
Nisa pamit ya Kang! Janji, jaga kesehatan! Jangan sampe kenapa-kenapa! Dan saat Nisa kembali, Akang harus jauh lebih baik dari hari ini! Bahkan Akang harus sembuh!..
REGI
Iya.. Insyallah Akang janji. Kamu juga, jaga kesehatan kamu disana!..
Nisa memeluk Regi.
NISA
Nisa nggak mau pergi Kang. Nisa pengen nemenin Akang. Tolong bujuk bapak ya!..
Perlahan Regi melepaskan pelukan dan menatap Nisa.
REGI
Akang nggak suka kamu kaya gini! Lihat ke sana!..
Tampak sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari rumah Regi. Terlihat orang tua Nisa berdiri menunggu tepat di samping mobil.
REGI
Kamu tega membuat mereka kecewa?..
Nisa hanya diam.
REGI
Jangan hiraukan Akang. Pergilah! Buat mereka tersenyum bangga!..
Nisa kembali meneteskan air mata sambil menganggukkan kepala. Nisa kembali memeluk Regi dan perlahan melangkah meninggalkan Regi meski dengan berat hati.
REGI
Nisa!..
Spontan langkah Nisa terhenti. Laki-laki itu berjalan dengan langkah lemahnya dan berdiri tepat di hadapan Nisa, lalu menatap wajah cantik Nisa dengan penuh cinta.
REGI
Nis, aku ingin kamu selalu menyapa setiap pagiku dengan suara lembutmu. Menyapa setiap malamku dengan cahaya cintamu. Agar hari-hariku selalu indah dan berwarna. Selimuti dingin tidurku dengan hangat cintamu. Hiasi mimpiku dengan seribu kisah cinta darimu. Agar malam hariku selalu hangat dan bermakna. Tak mengapa jika mentari enggan menghangatkan pagiku. Tak mengapa jika bintang enggan menghiasai malamku. Asalkan kau selalu ada untukku, menemani di sisa-sisa waktuku. Walau hanya lewat suaramu..
Mendengar sajak yang diucapkan Regi, hati gadis itu semakin berat untuk meninggalkan Regi.
NISA
Lihatlah ke langit! Meskipun mendung menyapa pagi, dan matahari enggan menyinari bumi. Namun rasakan! Jemariku masih akan tetap kamu genggam. Meski nanti suaraku takkan selalu sampai di telingamu, namun aku harap kamu masih akan tetap merinduku. Aku mulai mengerti dibalik senyumanmu selama ini, yang berusaha menutupi tangismu di depanku. Kau lelaki kuat! Jangan lengah hanya karena angin hebat. Mari kita tunggu waktu yang indah. Saat kamu dan aku, takkan pernah terpisah..
Seketika Regi dan Nisa saling melabuhkan tubuh mereka ke pelukan masing-masing. Seakan-akan ingin melampiaskan seluruh perasaan mereka dalam sebuah pelukan perpisahan.
CUT TO:
ESTABLISH PERGANTIAN HARI.
1 MINGGU KEMUDIAN
121. INT. RUMAH REGI (KAMAR REGI) - SIANG
Nampak Regi sedang berbaring sambil membalas pesan. Tapi tiba-tiba ia batuk, spontan Regi langsung meletakkan handphonenya di atas tempat tidur. Regi segera berlari menuju kamar mandi. Setelah di kamar mandi, Regi langsung mencuci tangannya yang sudah penuh dengan darah. Setelah itu ia menatap bayangan wajahnya di cermin. Regi terdiam sejenak, kemudian ia membasuh mukanya. Regi kembali menatap wajahnya di cermin, ia seperti memandang miris dirinya sendiri.
REGI (V.O)
Sampai kapan aku harus seperti ini Tuhan? Aku lelah..
Regi menghela nafas panjang. Setelah merasa cukup tenang, Regi memutuskan untuk keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju tempat tidurnya.
Regi mengambil sebuah buku kecil, yang ternyata buku tabungan yang ia simpan di laci lemari kecil di samping tempat tidur. Setelah itu, Regi duduk di atas tempat tidur sambil memandang buku kecil yang saat ini tepat berada di tangannya.
REGI
Penyakit ini memang telah menguasai tubuhku. Terapi atau tidak terapi pun, penyakit ini akan tetap mengantarkan aku menuju kematian. Jadi aku rasa ada yang lebih penting dan membutuhkan uang ini dibanding aku..
CUT TO:
122. EXT. DEPAN KOST’AN MAHESA - SORE
Mahesa heran melihat ada motor pemberian Regi terparkir di depan kost’annya.
MAHESA
Bang Regi..
Mahesa dibuat heran saat melihat ada secarik kertas terselip di salah satu bagian depan motor. Mahesa pun berjalan mendekat ke arah motor, lalu mengambilnya.
Tidak lama setelah membaca surat dari Regi, yang di dalamnya terselip buku tabungan juga. Mahesa langsung pergi terburu-buru.
CUT TO:
123.EXT. JALANAN - SORE
Tampak Mahesa sedang mengendarai motornya sambil menangis.
REGI (O.S)
Mahesa bukan hal yang mudah untuk Abang menahan semua perasaan di hati ini. Abang mencoba menyembunyikan cinta ini, karena Abang nggak mau menyakiti hati kamu. Abang sayang sama kamu. Maafin Abang atas cinta ini, cinta yang tumbuh di hati ini, cinta yang merusak kebahagiaanmu bersama Risya. Abang mohon, kembali lagi cintai Risya. Dia sangat mencintai kamu. Seutuhnya, cinta yang Risya punya hanya untuk kamu..
INSERT : Bayanganan tentang pahit-manis kehidupan yang pernah Mahesa lewati bersama Regi kembali bermunculan.
REGI (O.S)
Abang tidak peduli meskipun kamu membenci Abang, kamu nggak mau maafin Abang. Abang terima. Yang penting kamu mau menuruti 1 hal. Abang ingin kamu kembali kuliah. Tunjukan sama Mamah, kalau kamu bisa. Buktikan Esa!!! Tanpa orang tua, kita bisa meraih apa yang menjadi mimpi kita. Kehancuran keluarga, bukan alasan untuk kita patah semangat atau membuat hidup ini berantakan, seakan-akan tidak ada artinya. Semoga uang ini cukup untuk menyelesaikan biaya kuliah kamu. Mungkin tugas Abang harus selesai sampai disini. Maafkan semua kesalahan yang pernah Abang lakukan sama kamu. Jaga diri kamu baik-baik. Abang sayang sama kamu..
Mahesa semakin bersedih sambil mengendarai motornya
CUT TO: