Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
81. EXT. SEBUAH DANAU - SIANG
Mahesa duduk di atas rumput tepat di pinggir danau. Dengan pandangan lurus ke arah hamparan air yang tenang, Mahesa seakan melihat bayangannya saat bersama Risya. Mahesa dan Risya naik bebek-bebek’kan sambil bercanda tawa. Pandangan Mahesa beralih melihat ke pinggir danau. Mahesa seperti melihat saat ia sedang kejar-kejaran, becanda tawa bersama Risya.
MAHESA (V.O)
Tiba-tiba terdengar langkah kaki yang datang menghampiri Mahesa, dan terhenti tepat di belakang Mahesa.
RISYA
Mahesa beranjak dari duduknya, meski belum melihat namun Mahesa seperti sudah tahu siapa yang ada di belakangnya. Perlahan Mahesa membalikkan badannya, pandangannya tertuju pada Risya yang kini berdiri tepat di hadapannya. Mahesa langsung mengahapus air matanya saat ia bertatap wajah dengan Risya.
RISYA
Mahesa hanya diam dan mencoba menyembunyikan rasa sedihnya di depan Risya. Mahesa mencoba tegar. Namun hati kecilnya tidak dapat dibohongi, bahwa sebenarnya ia sangat bahagia bisa bertemu dan menatap wajah Risya lagi.
RISYA
Mahesa melangkah semakin mendekati Risya.
MAHESA
Risya menggelengkan kepala sambil menatap wajah Mahesa penuh kesedihan. Namun Mahesa malah memberikan ekspresi wajah yang meyakinkan Risya, bahwa dirinya memang sudah tidak dibutuhkan.
Raut wajah kecewa pun jelas terlihat, Risya mencoba menenangkan hatinya sejenak, lalu menatap Mahesa.
RISYA
Mahesa malah memalingkan pandangannya, Mahesa tak sanggup menatap kedua mata Risya lebih lama. Tapi Mahesa mencoba agar tidak terbawa oleh perasaan. Kini ia balik menatap mata Risya cukup tajam.
MAHESA
RISYA
Perasaan Mahesa semakin tak menentu melihat gadis yang sebenarnya masih ia cintai itu menangis tepat di hadapannya.
MAHESA
RISYA
Risya memegang kedua tangan Mahesa untuk meyakinkan.
MAHESA
Mahesa melepaskan tangan Risya dengan sikap yang cukup kasar.
MAHESA
Mahesa pergi. Risya mencoba menahan Mahesa, tapi Mahesa malah mendorongnya sampai jatuh terduduk. Risya begitu sedih.
Begitu pun dengan Mahesa. Tanpa Risya tahu, Mahesa kembali meneteskan air matanya, sebelum ia bener-bener pergi meninggalkan Risya.
CUT TO:
ESTABLISH JALANAN DESA YANG SEPI PAGI.
82. EXT. JALANAN DESA - PAGI
Regi mengendarai motornya di atas jalanan pedesaan yang masih terlihat sepi tanpa banyak kendaraan yang berlalu-lalang.
Terlihat Mahesa sedang berjalan kaki dari arah yang berlawanan, Regi yang memang berniat menemui Mahesa langsung memutar arah, dan mempercepat laju motornya untuk mensejajarkan dengan langkah Mahesa. Regi langsung memberhentikan motornya tepat di depan Mahesa. Kemudian Regi beranjak dari motornya dan menghampiri Mahesa.
MAHESA
REGI
MAHESA
REGI
Mahesa membungkam.
REGI
MAHESA
REGI
MAHESA
REGI
MAHESA
REGI
MAHESA
Mahesa berlalu pergi dengan dipenuhi rasa kecewa.
REGI
Regi bener-bener menyesal.
CUT TO:
83. INT. RUMAH REGI (KAMAR REGI) - MALAM
Regi baru saja selesai membasuh muka di kamar mandi. Kemudian ia menatap bayangan wajahnya di depan cermin.
INSERT: Semua yang ia lalui bersama Mahesa. Saat suka dan duka mereka lalui bersama.
Kedua bola mata Regi semakin tajam menatap bayangan wajahnya sendiri di cermin.
REGI (V.O)
Regi kembali membasuh wajahnya.
REGI
Tiba-tiba Regi batuk-batuk, ia langsung menutup mulut dengan telapak tangan. Pada saat ia mengangkat tangannya, Regi kaget melihat ada bercak darah. Regi terdiam sejenak sambil menatap sebercak darah yang menghiasi telapak tangannya. Regi berusaha tetap tenang sambil memutar kran untuk membasuhnya, hingga hilang bersama air yang mengalir cukup lambat.
CUT TO:
84. EXT. RUMAH REGI (DEPAN RUMAH) - PAGI
Pintu rumah terbuka. Regi kaget melihat seseorang yang datang.
REGI
Regi tak percaya, bila yang kini ada di hadapannya benar-benar wanita yang telah melahirkannya ke dunia.
Sambil meneteskan air mata bahagia, wanita itu langsung memeluk Regi cukup erat.
MAMA
Namun perlahan Regi malah melepaskan pelukan itu dari tubuhnya.
REGI
MAMA
REGI
Ibu Regi terdiam sejenak, mimik mukanya mendadak berubah usai Regi menyebut nama Mahesa.
MAMA
REGI
MAMA
Dengan kesal Mama pergi meninggalkan Regi.
Regi hanya menatap sosok wanita yang kini berjalan semakin jauh meninggalkannya dengan penuh penyesalan.
REGI (V.O)
CUT TO: