Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
31. INT- RUMAH REGI – RUANG MAKAN - PAGI
Tampak Regi dan Mahesa kompak jalan beriringan menuju ruang makan. Belum juga selesai menuruni anak tangga dan sampai di tempat makan, mereka tampak kaget.
RISYA (O.S)
Regi dan Mahesa kembali menuruni anak tangga. Setelah sampai di meja makan, pandangan mereka berkeliaran melihat seluruh isi meja makan yang penuh dengan makanan. Terlihat Risya berdiri di samping meja sambil tersenyum.
MAHESA
Risya mengangguk, lalu tersenyum. Regi dan Mahesa bahagia. Mereka bergegas duduk, sudah tidak sabar untuk memulai sarapan istimewa ini. Secara bergantian Risya menyajikan nasi ke atas piring untuk Mahesa dan juga Regi.
RISYA
Tangan Regi meraih piring yang berisi masakan khas yang menjadi menu andalan Risya, ayam suir bumbu pedas.
REGI
Risya tersenyum mendengar Regi begitu antusias. Tidak mau kalah, Mahesa merebut piring itu dari tangan Regi, sebelum sempat mengambil sedikit pun untuk Regi tuangkan ke atas piringnya.
REGI
MAHESA
Mahesa tersenyum sambil menuangkan beberapa sendok daging suir ke atas piringnya, sebelum Regi kembali merebut makanan yang menjadi favorit mereka dari tangan Mahesa. Risya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat ulah mereka.
RISYA
Mahesa dan Regi tersenyum malu. Tak mau berlama-lama, mereka mulai menyantap sarapan special pagi ini.
CUT TO:
32. EXT. KANTOR MAJALAH – BAGIAN DEPAN - PAGI
Motor yang dikendari Mahesa bersama Risya baru tiba di depan kantor majalah. Suasana kantor belum terlalu ramai, hanya terlihat beberapa orang berjalan memasuki area kantor.
MAHESA
Risya mulai beranjak turun dari motor Mahesa, lalu membuka helm yang masih menghiasi kepalanya.
RISYA
Risya memberikan helm yang ia pegang kepada Mahesa.
MAHESA
RISYA
Risya sedikit malu. Mahesa tersenyum.
MAHESA
Sementara tangan Mahesa sedang sibuk menggantungkan tali helm ke bagian depan motor.
RISYA
MAHESA
Goda Mahesa lagi sambil mencubit manja pipi Risya.
RISYA
Mahesa tertawa kecil, Risya tersenyum. Tiba-tiba kedua tangan Mahesa meraih kedua tangan Risya. Dengan sedikit mengelus pelan telapak tangan Risya, Mahesa memandang Risya penuh rasa cinta.
MAHESA
Risya tertegun, ia cukup tersentuh. Kedua bola matanya berkaca-kaca tanpa ia sadari.
MAHESA
Kali ini air mata Risya menetes. Kedua tangan Risya melepas genggaman Mahesa, dan berganti dengan memeluknya. Risya tersenyum bahagia.
RISYA
Mahesa tersenyum bahagia dan semakin mendekap erat Risya.
Perlahan mereka melepaskan pelukan. Suasana romantis membuat mereka lupa, kalau sekarang mereka sedang berada di depan kantor majalah dan banyak orang berlalu-lalang. Karena posisi kantor majalah bersebelahan dengan kantor lain, beberapa orang sempat menyaksikan adegan romantis mereka bak sebuah scene di film korea. Risya dan Mahesa hanya tersenyum, untuk sedikit menutupi rasa malu karena masih menjadi pusat perhatian.
ANDIN
Goda Andin yang baru masuk ke area kantor. Karena Andin sempat menyaksikkan apa yang dilakukan Mahesa dan Risya. Sementara kedua tangan Mahesa menyapu sisa air mata yang masih membasahi pipi Risya sambil tersenyum.
MAHESA
Goda Mahesa yang malah menghasilkan ekspresi cemberut dari bibir Risya.
MAHESA
Mahesa sambil memutar kunci kontak motornya lalu menghidupkan mesinnya.
RISYA
Risya melambaikan tangan kanannya. Mahesa membalasnya, lalu pergi meninggalkan area kantor.
RISYA
Ajak Risya pada Andin sambil membalikkan badan mereka. Sambil berjalan menuju pintu masuk, Andin kembali menggoda Risya karena kejadian tadi.
CUT TO:
35. EXT. AREA PARKEBUNAN - SIANG
Regi ditemani Nisa sedang mengawasi petani-petani yang sedang panen sayuran. Di tengah kesibukkan mereka, tiba-tiba Regi mengeluh kesakitan di bagian dada. Nisa yang berada tepat di dekat Regi, langsung menyadari itu.
NISA
REGI
Tapi Regi seperti berusaha menahan rasa sakit.
NISA
Regi mengangguk. Nisa langsung membawa Regi mendekati sebuah pohon, lalu mereka duduk untuk beristirahat sejenak. Tanpa sengaja Regi melihat bola mata cantik Nisa berbinar.
REGI
Goda Regi yang cukup membuat Nisa salah tingkah.
NISA
Nisa semakin tak menentu, karena mencoba menutupi rasa cemasnya. Seolah tak ingin membuatnya semakin khawatir, Regi beranjak dari duduknya dan mengangkat tubuh yang sebenarnya masih merasakan sakit.
REGI
NISA
Ucapannya terpotong saat tangan kanan Regi menyentuh tangan kiri Nisa, lalu menggenggam dan mengajaknya pergi.
Seketika Nisa mematung, lagi-lagi sentuhan yang Regi berikan berdampak hebat pada perasaannya. Sampai saat mereka kembali ke aktivitas semula, Nisa masih terfokus pada laki-laki gagah di depannya yang kembali sibuk mengawasi para petani.
NISA (V.O)
CUT TO:
36. INT. RUMAH RISYA (KAMAR RISYA) - SORE
Pintu kamar Risya terbuka, Chika masuk lalu menghampiri Risya yang sedang asik nonton drakor.
CHIKA
RISYA
Pandangan Risya masih fokus melihat drakor.
CHIKA
RISYA
CHIKA
RISYA
Keluh Risya sambil beranjak dan melangkah keluar dari kamarnya. Chika pun mengikuti.
CUT TO:
37. INT/EXT. RUMAH RISYA (RUANG TENGAH/TERAS DEPAN) - SORE
Sambil ngomel-ngomel Risya tetap berjalan menuju pintu depan.
RISYA
Cika yang masih mengikuti, tetap diam mendengarkan ocehan Risya, seakan-akan tidak peduli dengan apa yang dikeluhkan Sang kakak.
Saat Risya membuka pintu, tiba-tiba ia dikagetkan dengan seseorang yang tergulai lemas dan jatuh pingsan di hadapannya. Dan ternyata orang itu adalah Mahesa.
RISYA
Spontan Risya menyangga tubuh Mahesa dan perlahan terduduk, kemudian Risya meletakkan kepala Mahesa di pangkuannya. Risya panik.
CHIKA
Chika langsung mendekati Risya dengan wajah panik.
RISYA
Risya mencoba menepuk pelan pipi Mahesa beberapa kali.
RISYA
Saking paniknya Risya sampai menangis.
Tiba-tiba muncul setangkai bunga mawar putih tepat di hadapan Risya.
MAHESA (O.S)
Mahesa perlahan bangun dari posisi terbaringnya sambil melemparkan senyum kepada Risya.
RISYA
CHIKA
Risya cemberut bahkan sampai menangis, karena ternyata Mahesa dan Chika sengaja ngerjain Risya. Tak mau membuat Risya bersedih terlalu lama, Mahesa langsung menghapus air mata yang membasahi pipi Risya, lalu menatap wajahnya penuh cinta.
MAHESA
Risya dibuat bengong, seakan tak percaya. Jika Mahesa kembali memberikan sebuah puisi untuknya.
MAHESA
RISYA
Risya meraih bunga mawar putih yang masih ada di tangan Mahesa, lalu memeluk erat Mahesa. Mahesa langsung tersenyum dan memeluk erat Risya.
RISYA
Mahesa tersenyum sambil menggelengkan kepala.
CHIKA
Ledek Chika kepada Mahesa dan Risya yang masih awet dalam posisi berpelukan. Mendengar sindiran kecil Chika, perlahan Mahesa dan Risya melepaskan pelukan mereka, sambil tersenyum ke arah Chika yang memasang wajah cemberut, dan tak lama langsung berubah tersenyum.
MAHESA
Mahesa mengacungkan jari jempol tangannya kepada Chika. Chika membalasnya dengan mengacungkan jari jempolnya sambil tersenyum.
RISYA
Mahesa dan Chika hanya tersenyum sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah mereka secara bersamaan. Risya kembali tersenyum, karena bagaimana pun kebahagiaan kini benar-benar menghiasi hatinya. Mahesa tersenyum sambil menatap wajah Risya lalu memeluknya kembali.
Dan kali ini Chika hanya geleng-geleng melihat ulah mereka sambil menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Tapi Mahesa dan Risya malah tertawa melihat Cika, yang ternyata masih bisa melihat mereka dari sela-sela jari-jemarinya. Chika tersenyum malu saat menyadarinya.
Mahesa dan Risya melangkah mendekati Chika, lalu memeluknya. Mereka bertiga pun bahagia bersama.
CUT TO: