Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
85. EXT. AREA PERKEBUNAN - SIANG
Rintik hujan yang turun membawa Regi dan Nisa lari ke sebuah pohon besar yang ada di sekitar perkebunan untuk berteduh. Untung saja hujan kali ini tidak terlalu lebat, dan tidak terlalu lama.
NISA
Nisa beranjak dari tempat itu. Namun tangan Regi malah menarik tangan Nisa, dan memintanya untuk duduk berdampingan di bawah pohon besar itu, bersamanya.
REGI
NISA
REGI
Suasana hening sejenak.
REGI
Nisa mendadak terdiam. Pandangannya cukup tajam menatap wajah laki-laki itu, yang kini terlihat semakin gusar.
NISA
Regi menganggukkan kepalanya yang sedikit tertunduk. Nisa kembali diam.
Semilir angin perkebunan seperti ingin mengusik kebisuan mereka. Di tengah kegundahan Regi, terlihat senyum manis tercipta dari bibir mungil Nisa.
NISA
Regi sedikit mengangkat kepalanya yang tertunduk dan kini berhadapan dengan Nisa.
NISA
REGI
Regi tidak sempat melanjutkan perkataannya, karena Nisa keburu memasang muka merengek.
NISA
Regi kembali terdiam, tapi kini matanya memandang wajah cantik Nisa. Seketika Nisa malu, saat laki-laki yang ia cintai sedang menatap wajahnya.
REGI
Seketika Regi terdiam, saat Nisa begitu saja memalingkan wajahnya usai Regi memberikan sebuah sajak yang mendadak Regi buat untuk memenuhi permintaan Nisa.
CUT TO:
86. EXT. DEPAN MINI MARKET - SIANG
Tampak Mahesa keluar dari dalam mini market. Namun, tiba-tiba temannya menghampiri sambil memberikan sebuah kotak makanan.
TEXS: 'Batagor kesukaan kamu, selamat makan siang.’ Tulisan yang terdapat di atas kotak makan.
Ternyata dari seberang jalan, sang pengirim yang ternyata Risya memperhatikan Mahesa dari kejauhan. Gadis itu hanya tersenyum saat melihat Mahesa yang sedang memegang makanan pemberiannya.
RISYA (V.O)
Risya menatap sosok Mahesa dari kejauhan.
CUT TO:
ESTABLISH MALAM HARI.
87. EXT. KOST’N MAHESA - MALAM
Pada saat Mahesa pulang ke kost’an, lagi-lagi di depan pintu ia mendapat kotak makanan dengan tulisan.
TEKS: ‘Semoga bisa menghilangkan sedikit lelah kamu setelah bekerja seharian.’
Mahesa membuka kotak itu, yang di dalamnya terdapat kue brownies kesukaannya.
Ternyata, diam-diam Risya selalu mengawasi dan mengikuti kegiatan Mahesa sehari-hari tanpa Mahesa sadari.
Usai mengambil kotak makanan itu, tangan Mahesa langsung meraba saku celananya untuk mengambil kunci dan membuka pintu, lalu masuk dan kembali menutup pintu.
Tapi Risya masih belum juga pergi, meski Mahesa telah hilang dari pandangannya.
Ternyata Mahesa masih diam di balik pintu, dari sela-sela gorden jendela Mahesa menatap ke arah luar.
MAHESA (V.O)
Pandangan Mahesa tertuju pada Risya, yang baru saja melangkah meninggalkan halaman kost’an Mahesa.
CUT TO:
ESTABLISH PERGANTIAN HARI.
88. EXT. AREA PERKEBUNAN – SORE
Tampak Risya sedang mengendarai motornya. Namun tiba-tiba motornya berhenti.
RISYA
Risya beranjak dan terlihat kebingungan saat ingin mencoba memperbaiki, tapi ia tidak tahu apa yang mesti diperiksa dari motornya.
RISYA
Risya memutuskan mendorong motornya. Tiba-tiba Regi melintas dengan mengendarai sepedanya.
REGI
Regi menghentikan sepedanya. Risya pun menghentikan langkahnya.
RISYA
REGI
RISYA
REGI
RISYA
REGI
RISYA
REGI
Risya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Regi pun langsung menelpon pekerjanya.
Tidak lama menunggu, seorang lelaki seusia Regi datang untuk membawa motor Risya ke rumahnya, sekalian diperbaiki. Setelah itu, Risya dan Regi kembali melanjutkan perjalanan. Risya naik ke sepeda Regi, dan mereka pergi.
CUT TO:
89. AREA PERKEBUNAN (JALAN YANG BERBEDA/SEBUAH GUBUG) - SORE
Di perjalanan, Regi dan Risya terlihat sedikit berbincang. Karena Regi sedikit gugup saat mengendarai sepeda, dan membuat Risya sedikit ketakutan. Namun mereka mencoba menutupi rasa itu dengan sedikit bercanda-tawa.
Tapi perjalanan mereka harus terhenti, karena hujan turun cukup lebat. Mereka segera mencari tempat untuk berteduh. Regi dan Risya turun dari sepeda dan berteduh di sebuah gubuk.
RISYA
REGI
Risya tersenyum mendengar candaan Regi.
Meskipun mereka berteduh, tapi tetap saja mereka kehujanan. Karena atap gubuk sedikit bocor. Regi langsung membuka jaketnya, dan melindungi sebagian kepala dan tubuh Risya dari tetesan air hujan. Regi merasa kasian melihat Risya yang begitu kedinginan. Karena semakin lama, tetes air hujan perlahan semakin membasahi mereka.
REGI (V.O)
(INI ADALAH KHAYALAN REGI)
Regi mencoba menahan perasaannya. Apalagi saat Regi diam-diam memandang wajah Risya, dan ternyata Risya melakukan hal yang sama. Kedua bola mata Risya menatapnya, perasaan Regi semakin tak menentu. Seketika saja perasaan membawa mereka bertatapan semakin dekat dan lebih dekat lagi, Risya sama sekali tidak menghindar. Dan tanpa diduga, sepinya suasana perkebunan yang hanya ditemani tetesan air hujan, membawa mereka hanyut dalam sebuah keromantisan. Mereka terlihat seperti sepasang sejoli yang sedang dimabuk asmara, saat melakukan ciuman di tengah-tengah rintik hujan.
BACK TO REAL.
RISYA
Regi terkejut.
RISYA
Regi jadi salah tingkah.
REGI
Regi tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi padanya. Namun setelah melihat wajah Risya, Regi baru menyadari. Apa yang terjadi tadi, hanyalah halusinasinya saja.
Tidak mau terus terbawa dalam dunia imajinasi, Regi langsung mengambil sepedanya dan mengajak Risya untuk melanjutkan perjalanan mereka.
CUT TO: