Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
53. INT. RUMAH REGI - RUANG MAKAN - PAGI
Regi terlihat buru-buru menyelesaikan sarapannya. Mungkin karena harus tiba di perkebunan lebih awal. Usai menyelesaikan sarapannya, Regi langsung meraih tas yang ia letakkan di atas meja makan. Sementara Mahesa baru menuruni anak tangga.
REGI
Regi beranjak dari duduknya. Mahesa langsung menyodorkan secarik kertas tepat di hadapan Regi.
MAHESA
Regi heran. Tidak mau terus penasaran, ia pun mengambilnya. Regi mendadak diam setelah membacanya. Jreeennngggggg. Regi kembali mendaratkan tubuhnya di kursi, dan tas yang baru saja ia kenakan di bahunya tiba-tiba terjatuh ke lantai. Kini pandangan Regi pun benar-benar terlihat kosong.
MAHESA
Regi tetap membisu.
MAHESA
REGI
MAHESA
Dengan kesal Mahesa pergi.
REGI
Namun Mahesa sudah menghilang dari pandangannya. Regi tidak tahu harus berbuat apa. Dengan kesal, Regi meremas kertas yang saat itu masih ada di dalam genggamannya.
CUT TO:
54. EXT. AREA PERKEBUNAN (KANTOR REGI) - SIANG
Regi menjadi tidak fokus bekerja. Regi memilih mengalihkan pekerjaannya kepada orang kepercayaannya, dan memutuskan untuk kembali ke tempat yang ia jadikan sebagai kantor selama di perkebunan. Regi terlihat duduk melamun.
CUT TO FLASHBACK:
55. EXT. JALANAN AREA PERKEBUNAN - PAGI
Risya datang menemui Regi, untuk menanyakan keberadaan Mahesa yang tidak bisa dihubungi. Padahal saat itu seharusnya Risya pergi bekerja.
RISYA
REGI
RISYA
REGI
RISYA
REGI
RISYA
Regi mengangguk.
REGI
RISYA
Risya pun pergi.
BACK TO REAL:
56. INT. AREA PERKEBUNAN (KANTOR REGI) - SIANG
Percakapan Regi dan Risya itu kembali muncul di pikiran Regi.
REGI
Regi merasa bersalah.
CUT TO:
ESTABLISH MALAM HARI.
57. EXT. SEBUAH TAMAN – MALAM
Tampak Nisa sedang duduk di kursi taman. Regi yang baru datang, langsung menghampiri Nisa.
REGI
Regi duduk di samping Nisa.
NISA
REGI
Nisa merasa lega, karena itu berarti Regi tidak terpaksa datang menemuinya.
REGI
NISA
Regi terdiam, saat pandangan Nisa tertuju padanya. Sorot matanya benar-benar terasa berbeda saat menatap Regi kali ini, bukan sekedar tatapan biasa.
REGI
Nisa malah tersenyum, lalu sedikit menggigit bibir bagian bawah, pertanda Nisa sedikit kebingungan untuk memulai obrolan.
NISA
Nisa terdiam, lalu sedikit memalingkan pandangannya dari Regi.
Kini giliran Regi yang sedikit memandang Nisa aneh saat mendengar kata ‘sajak’.
NISA
Mendadak Regi terdiam, lebih tepatnya kaget.
REGI
Regi benar-benar tidak mengerti maksud Nisa.
NISA
JREEENNNGGG. Regi melongo dengan perkataan Nisa.
REGI
Regi kebingungan sekaligus merasa tidak enak hati, karena ia yakin semua ini pasti ada kesalahpahaman.
Sementara Nisa terdiam, pandangannya mulai melayu. Tangan kanannya langsung meraih tas kecil yang masih ia kenakan, lalu mengambil secarik kertas, kemudian memberikan kepada Regi.
Regi pun membuka lipatan kertas itu. Tulisan yang berupa sajak.
NISA
Regi kebingungan. Sementara Nisa terus memandangnya dengan tatapan tak biasa.
REGI
JREEENNGGG. Suasanan makin terasa serius.
REGI
Nisa dibuat kaget dengan pengakuan Regi.
REGI
NISA
Regi mengangguk.
NISA
Regi membisu. Seketika kedua bola mata Nisa berkaca-kaca.
REGI
Ucapan Regi terhenti, saat melihat Nisa yang begitu kecewa.
Nisa beranjak dari duduknya. Regi pun beranjak dan kini berdiri berhadapan dengan Nisa.
NISA
Nisa pergi diiringi tetesan air mata.
REGI
Namun Nisa tidak menoleh sedikitpun.
REGI
Regi kembali mendaratkan tubuhnya ke atas kursi, lalu dia duduk termenung dengan penuh penyesalan.
REGI (V.O)
CUT TO:
58. EXT. PINGGIR JALAN - PAGI
Tampak Mahesa sedang berjalan menelusuri jalan pedesaan yang sudah mulai ramai. Dari kejauhan Risya yang sedang mengendarai motornya melihat Mahesa. Risya langsung mempercepat laju motornya dan mensejajarkan posisinya dengan Mahesa.
RISYA
Mahesa menghentikan langkahnya. Kemudian Risya memberhentikan laju motornya. Mahesa menatap wajah Risya sejenak, setelah itu ia malah melanjutkan kembali langkahnya.
Risya semakin merasa heran, ia beranjak dari motornya dan menyusul Mahesa dengan berjalan kaki. Dan mensejajarkan langkah.
RISYA
Mahesa tetap bungkam sambil terus melangkah tanpa sedikit pun memperdulikan Risya.
RISYA
Mahesa langsung mengentikan langkahnya, lalu menatap Risya cukup tajam.
MAHESA
Mahesa pergi dan mempercepat langkahnya.
RISYA
Risya semakin bingung.
CUT TO:
ESTABLISH PERGANTIAN HARI.
SATU MINGGU KEMUDIAN.
59. EXT. SEBUAH BUKIT - SIANG
Regi dan Risya berada di bukit. Mereka duduk berdampingan di bawah pohon besar yang cukup rimbun, sambil menatap pemandangan desa yang begitu indah dari atas bukit.
RISYA
Regi menggeleng.
RISYA
REGI
RISYA
Risya menangis. Regi tidak tega melihat Risya bersedih, dengan tangannya Regi mencoba menghapus air mata Risya.
Tiba-tiba Risya melabuhkan tubuhnya ke pelukan Regi. Regi mematung, Regi bingung apa yang harus ia lakukan. Dengan sedikit ragu, Regi mendaratkan tangan kanannya ke bahu Risya, kemudian mengelusnya secara perlahan.
RISYA
Suasana langsung hening.
REGI (V.O)
CUT TO:
60. INT. RUMAH NISA - KAMAR NISA - SIANG
Nisa sedang berdiri di depan jendela kamar dengan wajah murung. Tatapannya hanya lurus memandang hijaunya hamparan perkebunan Teh.
Ayah Nisa memperhatikan Nisa yang berdiri murung. Lalu perlahan melangkah mendekati Nisa, kemudian berdiri di sampingnya.
AYAH NISA
NISA
AYAH NISA
Nisa diam.
AYAH NISA
NISA
AYAH NISA
Ayah Nisa mengelus rambut putri kesayangannya, lalu beranjak dan pergi keluar dari kamar.
Pandangan Nisa kembali menatap hampa ke arah jendela kamar yang masih terbuka, dengan view pemandangan hijaunya perkebunan.
NISA (V.O)
CUT TO:
61. INT. SEBUAH MINI MARKET – SIANG
Terlihat dengan mengenakan seragam, Mahesa sedang menata makanan di rak.
RISYA (O.S)
Pandangan Mahesa langsung beralih.
MAHESA
Mengetahui Risya yang menyapanya, Mahesa malah menghindar. Tapi saat Mahesa hendak melangkah, Risya menarik tangan Mahesa sambil meneteskan air mata.
RISYA
MAHESA
RISYA
MAHESA
RISYA
Semua pandangan pengunjung mini market tertuju kepada Risya dan Mahesa.
Melihat itu, kepala toko yang kebetulan ada di sana langsung menegur Mahesa.
KEPALA TOKO
MAHESA
Kepala toko pun pergi.
MAHESA
Dengan kesal Mahesa pergi meninggalkan Risya. Risya menteskan air matanya.
CUT TO:
ESTABLISH MALAM HARI.
62. EXT. MINI MARKET (PARKIRAN) - MALAM
Mahesa sedang berjalan keluar dari mini market. Tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Dan itu adalah Risya, yang masih menunggunya sejak siang tadi.
RISYA
MAHESA
Mahesa kesal, sambil melepaskan tangannya dari pegangan Risya.
MAHESA
RISYA
Mahesa membisu dengan muka kesalnya. Jelas Mahesa tidak akan bisa menjelaskan kesalahan Risya. Mahesa langsung mengalihkan pandangannya, karena tanpa terasa air matanya menetes. Kemudian Mahesa memilih pergi meninggalkan Risya.
CUT TO:
63. EXT. MINI MARKET – PARKIRAN - MALAM
Pada saat Mahesa pulang kerja. Lagi-lagi di tempat yang sama, ada yang menarik tangannya lagi. Mahesa cukup kesal dan marah.
MAHESA
Mahesa membalikan badan, Mahesa kaget, karena kali ini bukan Risya melainkan Regi.
MAHESA
CUT TO: