Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
20. Sekuens 8 (Hakim Berhasil)

INT. KAMAR HAKIM - DAY

Hari libur, Hakim membersihkan kamarnya. Hakim menyapu segala sudut kamar dan membuang beberapa barang yang ia rasa tidak perlu.

Hakim membersihkan meja belajarnya. Bahkan hingga lacinya.

Sesaat Hakim menemukan sebuah lembaran print tentang pendaftaran UGM.

Hakim melihat kertas itu dengan serius. Mendadak ia menghentikan kegiatan bersih-bersih kamarnya dan duduk di kasurnya sambil melihat selebarannya terus.

Hakim termenung, mendadak kata hatinya bercabang. Apakah terus di militer atau mencoba seleksi tes UGM yang akan dilaksanakan bulan depan.

INT. RUMAH - DAY

Hakim keluar dari kamarnya untuk membuang beberapa sampah yang dihasilkan dari kamarnya.

Terlihat di ruang tengah sudah tersusun kotak nasi berisikan nasi kuning dan beraneka ragam lauk nya.

Hakim juga melihat sepucuk kertas bertuliskan,

SYUKURAN HAKIM PRATAMA ATAS KELOLOSAN SELEKSI MILITER

Hakim tersenyum sendiri. Ia lalu berjalan keluar, membuang sampah.

EXT. RUMAH - LATER

Setelah membuang sampah di tempat sampah, Hakim melihat ayahnya yang tengah mengobrol dengan Pak Dedi.

HASAN (O.S.)

Hakim!

Hakim melambaikan tangan kepada Hasan.

PAK DEDI (O.S.)

Hakim, selamat ya!

Hakim tersenyum menjawab ucapan selamat dari Pak Dedi itu. Setelah itu ia kembali masuk rumah.

INT. RUMAH - LATER

Sebelum masuk ke dalam rumah, ia melihat ke dapur. Ibunya tersenyum sendiri ketika memasak. Tidak ada raut lelah dari wajah ibunya Hakim.

Hakim ikut tersenyum.

INT. KAMAR HAKIM - NIGHT

Hakim tiduran di kasurnya. Ia menatap langit-langit rumahnya..

HAKIM

Aku tidak pernah melihat orang tuaku sebahagia ini seperti sekarang.

(beat)

Mereka benar-benar bahagia melihatku lolos seleksi itu.

Hakim kemudian berdiri dan duduk di kursi meja belajarnya. Selebaran UGM nya masih tersimpan di meja.

HAKIM

Tak sepatutnya aku menghancurkan kebahagian mereka lagi.

(beat)

Aku tidak mau jatuh di lubang yang sama.

Hakim lantas menaruh selebaran itu di sebuah buku yang kemudian bukunya ia simpan di dalam lemari.

Hakim yakin akan langkahnya ini.

CUT TO:

TEXT ON SCREEN: DUA MINGGU KEMUDIAN

INT. JALANAN DESA - DAY

Jalanan desa pagi hari ini benar-benar ramai. Terlihat beberapa warga mengarak Hakim untuk masuk ke sebuah mobil minibus yang akan mengantarkannya ke akademi.

Beberapa warga terkesima akan keberhasilan Hakim, namun tidak bagi sebagian orang. Salah satunya Ibu Sulastri yang melihat Hakim dari kejauhan bersama ibu-ibu yang lain.

SULASTRI

Halah, ngapain sih orang-orang pada nganterin gitu? Kayak Hakim mau pergi Umrah saja.

IBU DINA

Ih bu lurah.. jarang-jarang loh di kampung kita ada lulusan militer kayak Hakim.

(beat)

Jadi wajar aja warga kayak begitu.

Ibu Sulastri terlihat tidak setuju dengan ucapan Ibu Dina.

IBU DEDI

Besok, besok kalau Hakim pulang, saya mau ajak kenalin anak saya ah.

IBU DINA

Si Astri?

IBU DEDI

Iya dong Bu Ded. Umur mereka kan gak kepaut jauh juga.

IBU DINA

Ih ngimpi aja ya bu, saya duluan yang bakal kenalin Hakim duluan ke keponakkan saya.

Ibu Sulastri tidak senang dengan perdebatan kedua tetangganya memutuskan untuk pergi.

Situasi kembali kepada Hakim yang bersiap masuk kedalam mobil.

Terlihat Haji Firman menghentikan langkah Hakim.

HAJI FIRMAN

Kim selamat ye. Nggak nyangka gue.

Hakim menerima salam tangan dari Haji Firman.

HAKIM

Sama-sama Pak Haji, ini juga berkat doa dari Pak Haji kok.

Haji Firman tersenyum bangga sembari menepuk Hakim dengan keras.

INT. JALANAN DESA - LATER

Akhirnya Hakim tiba di depan mobil yang akan mengantarnya.

HAKIM

Yah, Bu. Hakim pamit dulu ya? Doakan Hakim sukses ya?

Hakim menyalami kedua orang tuanya.

NURLIDYA

Iya nak. Hati-hati ya nak.

HAKIM

Iya bu, selalu.

(beat)

Yah, Hakim pulang nanti, ayah harus sudah sembuh ya? Nanti Hakim ajak ayah olahraga.

Hasan tersenyum gembira mendengar gurauan Hakim sambil menahan air mata haru.

HASAN

Iya nak.. Iya..

Hakim masuk ke dalam mobil. Lalu meninggalkan mereka semua.

INT. MOBIL - CONTINUOUS

Hakim melihat ke arah belakang, terlihat orang-orang masih merayakan kepergiannya walau mobil sudah menjauh pergi.

Hakim tersenyum. Ia merasa dirinya sudah mampu menjawab keraguan beberapa orang. 

Hakim menang.

EXT. RUMAH - DAY

TEXT ON SCREEN: SATU TAHUN KEMUDIAN

Suasana berubah, keluarga kecil ini membangun sebuah warung makan kecil dirumahnya yang bernama,

WARUNG MAKAN HAKIM.

Adapun Nurlidya sebagai penjual. Sudah enam bulan lamanya Nurlidya tidak bekerja di ibu Sulastri, lantaran sikapnya yang makin hari makin tidak bisa ia terima.

IBU DINA

Bu Nur. Nasi rames satu ya.

NURLIDYA

Iya Bu Din, sebentar ya.

Nurlidya mempersiapkan pesanan milik Ibu Dina.

IBU DINA (O.S.)

Bu Nur sudah dapat kabar belum?

NURLIDYA

Dapat kabar apa Bu Din?

IBU DINA

Itu lho, Ibu lurah ngegosippin anaknya Bu Nur lagi.

Nurlidya tersenyum mendengar ucapan Ibu Dina.

NURLIDYA

Gosipin apa lagi bu?

IBU DINA

Itu tuh.. Katanya Hakim cepat naik pangkat lantaran bayar orang dalem.

Nurlidya tertawa sambil geleng-geleng kepala mendengar gosip murahan itu.

NURLIDYA

Bu Dina, bu Dina.. Uang dari mana coba Hakim bisa bayar orang dalem?

(beat)

Toh saya bangun warung ini juga pinjem dari koperasi. Kan ibu Dina yang nganterin saya dulu.

IBU DINA

Iya ya Bu.. Emang Bu lurahnya aja yang iri ya?

Nurlidya tersenyum sembari meneruskan pesanan Ibu Dina.

THE END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar