Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. LAPANGAN - DAY
Hakim berlari penuh semangat. Ia mencoba mengatur nafasnya agar tidak cepat lelah.
Hakim menyusul beberapa orang yang juga tengah berlari.
EXT. LAPANGAN - LATER
Setengah jam berlari, ternyata Hakim sudah kelelahan. Hakim beristirahat sejenak di pinggir lapangan sembari meminum air putih yang ia bawa dari rumah.
Hakim melihat suasana lapangan cukup ramai.
Setelah dirasa siap, dirinya kembali mencoba berlari.
INT. PABRIK - NIGHT
Malam harinya, Hakim bekerja seperti biasa. Akan tetapi dirinya terlihat lelah dan mengantuk lantaran istirahatnya yang kurang.
Teman Hakim yang ada persis disebelahnya menyenggolnya dan hampir membuat Hakim terjatuh.
HAKIM
Sialan.
Teman Hakim itu tertawa.
TEMAN HAKIM
Lagian waktu pulang masih lama, elu udah ngantuk aja.
Hakim kembali berdiri tegak.
HAKIM
Iya nih, beberapa hari ini lagi sibuk olahraga.
TEMAN HAKIM
Olahraga apaan?
HAKIM
Lari...
Teman Hakim terlihat bingung.
TEMAN HAKIM
Buat apa emangnya?
HAKIM
Saya mau ikut tes militer.
TEMAN HAKIM
(heran)
Buat apa?
Sambil membenarkan posisi benang, Hakim terus menjawab rasa penasaran temannya itu.
HAKIM
Ya buat jadi tentara lah.
TEMAN HAKIM
Iya gue tahu. Maksud gue ngapain ikut tes begituan?
(beat)
Emang elu sanggup bayar uang silumannya nanti?
Hakim terdiam melihat temannya. Ia meneruskan pekerjaannya.
TEMAN HAKIM
Ya udah deh, gue kan cuma ngasih tahu aja sih.
(beat)
Eh elu mau gue kasih tahu tempat gym murah nggak?
Hakim kali ini menatap penuh temannya lagi.
HAKIM
Dimana?
Teman Hakim nyengir.
CUT TO:
INT. GYM - DAY
Hakim masuk ke dalam gym rumahan dengan luas yang tidak begitu besar. Hakim memperhatikan beberapa alat yang ada.
COKRO
Ada yang bisa saya bantu mas?
Seorang laki-laki gundul, berotot, seumuran ayahnya menghampiri Hakim.
HAKIM
Iya pak.. Saya temannya...
COKRO
Oh, Hakim ya?
Hakim mengangguk setuju dan mengajak salam.
COKRO
Saya cokro. Mari, mari...
Cokro adalah paman dari teman Hakim yang bekerja di pabrik. Temannya merekomendasikan Cokro bukan tanpa sebab, salah satunya langganan per bulannya yang harganya murah dan juga karena pamannya sendiri.
INT. GYM - LATER
Hakim mengangkat beban di salah satu alat yang ada di gym.
Hakim terlihat keberatan dan kesulitan mengangkat beban tersebut.
COKRO
Ayo.. 2 set lagi loh ini...
Hakim terus berusaha mengangkat beban itu. Beberapa saat, hitungannya sudah selesai dan beristirahat sejenak.
FADE OUT.
INT. WARNET - NIGHT
Hakim menatap layar monitor, ia membuka beberapa jendela browser. Di tatapannya kali ini, ia tengah melihat video tentang pembentukkan badan.
Hakim benar-benar antusias.
Bahkan Hakim mencatat beberapa hal yang dirasa penting di buku yang ia bawa.
Hakim mencatat segalanya yang ada kaitannya dengan persiapannya menjadi militer. Mulai dari makanan yang cocok, cara berolahraga yang baik, hingga menentukan kualitas istirahat.
INT. RUMAH - LATER
Hakim tiba di rumah setelah selesai bekerja dan selesai dari kegiatannya.
Hasan dan Nurlidya yang sedang menonton televisi nampak heran.
NURLIDYA
Dari mana nak? Kok baru pulang?
HAKIM
Iya bu, Hakim lembur..
HASAN
Lagi??
Hakim hanya tersenyum lalu masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap mandi. Hasan dan Nurlidya saling menatap.
CUT TO:
INT. GYM - NIGHT
Hakim berlatih bench press bersama Cokro. Tidak main-main bebannya bertambah berat.
Hakim sekuat tenaga mengangkat beban.
HAKIM
(mengerang)
12....13....14....15....
Hakim menaruh bench press itu kembali ke tempatnya, dibantu Cokro.
COKRO
Bagus, istirahat dulu.
INT. GYM - LATER
Cokro menutup teralis untuk menutup arena gymnya. Hakim ikut membantu karena latihannya pun sudah beres.
Setelah teralis tertutup, mereka berdua lalu duduk dan saling bercengkrama.
COKRO
Katanya kamu olahraga gini buat masuk militer?
Sambil minum dari botol yang dia bawa, Hakim membalas.
HAKIM
Iya pak.
COKRO
Ingin jadi tentara memangnya?
Hakim tertawa mendengar ucapan Pak Cokro.
HAKIM
Sebenarnya dalam diri saya sama sekali tidak terbesit menjadi tentara.
COKRO
Lalu?
HAKIM
Saya merasa ini adalah kesempatan kedua saya.
Cokro terdiam tidak memahami dengan apa yang dikatakan Hakim.
HAKIM
Dulu saya orang yang keras kepala. Saya sangat memaksakan impian saya untuk masuk ke UGM..
COKRO
UGM?
HAKIM
Iya, Universitas Gajah Mada.
(beat)
Saya punya mimpi untuk menjadi Hakim yang adil, mungkin dari sana saya bisa mewujudkan cita-cita saya dengan baik.
Cokro terdiam meresapi ucapan Hakim.
HAKIM
Tapi realitanya saya tidak bisa mewujudkan mimpi saya itu.
COKRO
Mungkin takdirmu memang bukan disana.
HAKIM
Iya, bapak benar. Tapi dulu saya selalu memaksakan kehendak bodoh saya ini. Hingga akhirnya seperti ini.
(beat)
Saya merasa diri saya hanyalah anak yang tidak berguna bagi orang tua saya. Saya menyalahkan diri saya sendiri setiap hari.
Cokro menepuk pundak Hakim, menenangkannya.
COKRO
Sudah.. Sudah.. yang berlalu biarlah berlalu..
HAKIM
Oleh karena itu, saya berjanji kepada diri saya sendiri. Saya harus berpikiran terbuka. Menjadi seorang yang adil, bukan hanya menjadi Hakim saja. Melainkan menjadi manusia seutuhnya.
COKRO
Bagus. Ayah dan Ibumu pasti senang dengan hal ini. Terlebih beberapa belakangan ini intensitas olahragamu meningkat.
(beat)
Mereka pasti melihat bahwa kamu benar-benar niat untuk menjalani ini.
Hakim berdiri dari kursinya, bersiap untuk pulang.
HAKIM
Sebenarnya saya sama sekali tidak memberi tahu kepada ayah dan ibu saya kalau saya ikut tes militer ini.
Cokro terlihat kaget.
COKRO
Kok bisa?
HAKIM
Entahlah Pak, saya enggak mau melihat mereka kecewa dengan kegagalan saya lagi.
Cokro berdiri sambil kembali menepuk pundak Hakim dan tersenyum.
CUT TO BLACK.