Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
14. Sekuens 6 (Hakim Merasa Gagal)

SEKUENS 6

INT. RUANG MAKAN - NIGHT

Selesai makan malam. Seperti yang bisa diduga, Hakim dimarahi oleh kedua orang tuanya. 

HASAN

Kamu sadar nggak sih kalau dari Ibu Sulastri kamu bisa makan, bisa minum, bisa nonton tv?

Hakim menunduk bersalah.

HASAN

Mau berharap dari gaji ayah? Tidak cukup nak! Kamu tahu sendiri tunjangan guru sekolah dasar itu kecil.

Hakim masih terdiam. Nurlidya berdehem.

NURLIDYA

Nasib baik ibu tidak di pecat. Bayangkan kalau sampai ibu dipecat. Mau bagaimana hidup kita?

Suasana sunyi. Hasan dan Nurlidya mengatur napas karena letih memarahi Hakim.

HASAN

Sudahlah. Besok nggak usah bantu ibu disana. Urus saja disini. Bersih-bersih rumah saja.

Hakim menerimanya dengan ikhlas, walau masih memendam perasaan kesal kepada Sulastri.

INT. KAMAR HAKIM - NIGHT

Hakim tidak bisa memejamkan matanya. Dirinya tidak bisa tertidur lantaran ia merasa gagal menjalani hidupnya.

Mimpinya hancur, bahkan orang tuanya bekerja kepada orang yang tidak ia sukai sama sekali.

CUT TO:

INT. RUANG MAKAN - DAY

Suasana rumah nampak sepi. Pukul 12 siang. Hakim baru bangun dari tidurnya, rambutnya acak-acakkan.

Hakim melihat tudung saji di meja makan.

Tidak ada lauk untuk dia makan.

INT. WARUNG NASI - CONTINUOUS

Hakim mendatangi warung nasi yang jaraknya dekat dengan jalan batas. Suasana warung nasi cukup ramai lantaran warung ini adalah satu-satunya warung nasi yang ada di desa dan waktu pun sudah menunjukkan makan siang.

Hakim memesan makanan dengan sisa uang yang ia bawa seadanya.

HAKIM

Tempe orek, sayur sop sama telur dadar bu.

Hidangan pun siap. Hakim lantas memakannya.

ORANG 1 (O.S.)

Eh itu Hakim anaknya Pak Hasan yang guru itu bukan sih?

ORANG 2 (O.S.)

Oh iya.

(beat)

Tuh anak idealis banget tahu. Orangnya pintar padahal, juara SMA. Tapi bisa-bisanya kerja cuma jadi pembantu di rumah ibu lurah.

ORANG 1 (O.S.)

Masa? Sayang ya, masih muda padahal. Kerja cuma begitu.

Mata Hakim memerah menahan tangis lantaran mendengar percakapan orang tersebut. Hatinya terasa teriris karena kegagalan yang terus hadir dalam dirinya.

CUT TO BLACK.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar