Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH SULASTRI - DAY
Sudah tiga hari Hakim bekerja membantu Nurlidya di rumah Sulastri. Nurlidya cukup terbantu dengan kehadiran anaknya. Dari mengepel, menyetrika hingga mengangkat cucian. Ibu dan anak ini saling membagi tugas.
INT. HALAMAN BERUMAH SULASTRI - LATER
Ketika Nurlidya beristirahat sejenak sembari melihat anaknya yang tengah mencuci, ia merasakan ada perbedaan sikap dari majikannya.
DISSOLVE TO:
EXT. JALANAN DESA - AFTERNOON (FLASHBACK)
Kemarin, ketika jalan pulang ke rumah, Nurlidya mengingatkan Hakim.
NURLIDYA
Ibu harap, kamu tidak tersinggung dengan ucapan Ibu Sulastri tadi.
HAKIM
Bu, ibu tenang saja. Hakim niat untuk bekerja membantu ibu kok.
(beat)
Lagipula Hakim sudah tahu perilaku Ibu lurah sombong itu.
Nurlidya senang atas perilaku anaknya.
INT. KAMAR HAKIM - NIGHT (FLASHBACK CONTINUED)
Hakim merenung didalam kamarnya sambil tertidur. Matanya tidak bisa terpejam. Ia mengingat beberapa kata menyakitkan yang terlontar dari Ibu Sulastri.
Rasanya kesabarannya sudah mulai menipis.
INT. RUMAH SULASTRI - DAY (NOW)
Kembali ke waktu sekarang.
Hakim tengah mengepel lantai ruang tengah, sementara Nurlidya menyetrika. Mereka mendengarkan percakapan telepon Ibu Sulastri yang tengah duduk di sofa berbincang dengan anaknya, Ikbal.
SULASTRI
Oke nak, sukses ya ujiannya.
Sulastri menutup teleponnya.
SULASTRI
Duh, anakku telepon. Jadi kangen aku.
NURLIDYA
Enggak pulang Mas Ikbalnya bu?
SULASTRI
Belum Nur, dia mau ujian akhir semester dulu.
NURLIDYA
Oh begitu..
Nurlidya kembali melanjutkan menyetrika.
SULASTRI
Kim, kim. Si Ikbal udah ujian semester, lah kamu masih disini aja.
Hakim tersenyum kecut mendengar sindiran Ibu Sulastri. Nurlidya nampak was-was.
SULASTRI
Ikbal loh, walaupun bukan di tempat kuliah yang dia inginkan, tapi setidaknya dia sudah bisa membangun cita-citanya.
Hakim berhenti mengepel. Luapan kesabarannya selama 3 hari ini tidak bisa lagi dibendungnya.
HAKIM
Maksud ibu cita-cita saya enggak ada?
Nurlidya mendadak melihat Hakim. Ia kaget mengapa anaknya terbawa situasi.
SULASTRI
(lebay)
Saya enggak bilang loh ya. Kamu yang menyimpulkan sendiri loh.
Hakim menaruh kain pel dengan kasar ke dalam ember sehingga air di dalam ember tumpah keluar.
HAKIM
Ibu lurah maunya apa sih bu? Memang ibu kira saya takut sama anda? Sama suami anda?
(beat)
Jadi lurah saja belagunya bukan main!
Nurlidya mematikan listrik setrikanya dan mendatangi anaknya.
NURLIDYA
Nak, sudah nak.. Sudah..
HAKIM
Ibu kok betah sih ditindas sama orang yang sifatnya angkuh kayak begini?
Sulastri berdiri dari kursi sofa sembari membentak.
SULASTRI
Usir anakmu keluar Nur! Enggak tahu diuntung dia! Sudah saya izinkan kerja disini juga.
Nurlidya mendorong Hakim keluar. Nurlidya benar-benar malu dan merasa bersalah atas kejadian ini.
CUT TO: