Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
13. Sekuens 5 (Kejadian Di Rumah Sulastri)

INT. RUMAH SULASTRI - DAY

Sudah tiga hari Hakim bekerja membantu Nurlidya di rumah Sulastri. Nurlidya cukup terbantu dengan kehadiran anaknya. Dari mengepel, menyetrika hingga mengangkat cucian. Ibu dan anak ini saling membagi tugas.

INT. HALAMAN BERUMAH SULASTRI - LATER

Ketika Nurlidya beristirahat sejenak sembari melihat anaknya yang tengah mencuci, ia merasakan ada perbedaan sikap dari majikannya.

DISSOLVE TO:

EXT. JALANAN DESA - AFTERNOON (FLASHBACK)

Kemarin, ketika jalan pulang ke rumah, Nurlidya mengingatkan Hakim.

NURLIDYA

Ibu harap, kamu tidak tersinggung dengan ucapan Ibu Sulastri tadi.

HAKIM

Bu, ibu tenang saja. Hakim niat untuk bekerja membantu ibu kok.

(beat)

Lagipula Hakim sudah tahu perilaku Ibu lurah sombong itu.

Nurlidya senang atas perilaku anaknya.

INT. KAMAR HAKIM - NIGHT (FLASHBACK CONTINUED)

Hakim merenung didalam kamarnya sambil tertidur. Matanya tidak bisa terpejam. Ia mengingat beberapa kata menyakitkan yang terlontar dari Ibu Sulastri.

Rasanya kesabarannya sudah mulai menipis.

INT. RUMAH SULASTRI - DAY (NOW)

Kembali ke waktu sekarang.

Hakim tengah mengepel lantai ruang tengah, sementara Nurlidya menyetrika. Mereka mendengarkan percakapan telepon Ibu Sulastri yang tengah duduk di sofa berbincang dengan anaknya, Ikbal.

SULASTRI

Oke nak, sukses ya ujiannya.

Sulastri menutup teleponnya. 

SULASTRI

Duh, anakku telepon. Jadi kangen aku.

NURLIDYA

Enggak pulang Mas Ikbalnya bu?

SULASTRI

Belum Nur, dia mau ujian akhir semester dulu.

NURLIDYA

Oh begitu..

Nurlidya kembali melanjutkan menyetrika.

SULASTRI

Kim, kim. Si Ikbal udah ujian semester, lah kamu masih disini aja.

Hakim tersenyum kecut mendengar sindiran Ibu Sulastri. Nurlidya nampak was-was.

SULASTRI

Ikbal loh, walaupun bukan di tempat kuliah yang dia inginkan, tapi setidaknya dia sudah bisa membangun cita-citanya.

Hakim berhenti mengepel. Luapan kesabarannya selama 3 hari ini tidak bisa lagi dibendungnya.

HAKIM

Maksud ibu cita-cita saya enggak ada?

Nurlidya mendadak melihat Hakim. Ia kaget mengapa anaknya terbawa situasi.

SULASTRI

(lebay)

Saya enggak bilang loh ya. Kamu yang menyimpulkan sendiri loh.

Hakim menaruh kain pel dengan kasar ke dalam ember sehingga air di dalam ember tumpah keluar.

HAKIM

Ibu lurah maunya apa sih bu? Memang ibu kira saya takut sama anda? Sama suami anda?

(beat)

Jadi lurah saja belagunya bukan main!

Nurlidya mematikan listrik setrikanya dan mendatangi anaknya.

NURLIDYA

Nak, sudah nak.. Sudah..

HAKIM

Ibu kok betah sih ditindas sama orang yang sifatnya angkuh kayak begini? 

Sulastri berdiri dari kursi sofa sembari membentak.

SULASTRI

Usir anakmu keluar Nur! Enggak tahu diuntung dia! Sudah saya izinkan kerja disini juga.

Nurlidya mendorong Hakim keluar. Nurlidya benar-benar malu dan merasa bersalah atas kejadian ini.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar