Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Sekuens 3 (Sulastri Yang Iri - Hakim Tidak Terima Oleh Perlakuan Orang Tuanya Yang Mengalah)

EXT. JALANAN DESA - AFTERNOON

Sepulangnya dari sekolah, sambil membawa piala, Hakim terus meyakinkan ibunya bahwa ini modal bagus untuk mewujudkan cita-citanya.

HAKIM

Hakim yakin, dengan prestasi ini, Hakim bakal masuk UGM bu!

NURLIDYA

Berdoa saja terus ya nak! Takdir itu enggak akan kemana-mana kok.

HAKIM

Pasti bu! Hakim juga berterima kasih kepada ayah dan ibu yang senantiasa mendoakan Hakim juga.

Nurlidya tersenyum lebar mendengar ucapan anaknya.

Beberapa langkah berjalan, Hakim dan Nurlidya berjumpa dengan perkumpulan ibu-ibu yang tengah berbincang di sore hari.

Nampak ada Ibu Sulastri.

IBU DESI

Dari mana nih Mbak Nur?

Langkah Hakim dan Nurlidya berhenti untuk menanggapi panggilan Ibu Desi.

NURLIDYA

Habis ngantar Hakim ke sekolahnya bu..

IBU DEDI

(bingung)

Lah, kok bu Lurah nggak nganter si Ikbal?

NURLIDYA

Hakim dapat hadiah siswa berprestasi bu.

(beat)

Jadinya saya dipanggil pihak sekolah untuk menemaninya.

Beberapa ibu-ibu lantas memberikan ucapan selamat kepada Hakim, terlihat Ibu Desi melihat piala milik Hakim dan ikut memegangnya.

Ibu Sulastri nampak tidak senang.

SULASTRI

Gimana enggak berprestasi?

(beat)

Orang ujian nasionalnya saja sudah bocor kok.

IBU DINA

Masa sih bu?

IBU DESI

Masa sih?

Ucapan Ibu Sulastri memancing obrolan ibu-ibu lain. Hakim lalu menolak tuduhan tidak berdasar Ibu Sulastri dan balik bertanya,

HAKIM

Kalau ujiannya sudah bocor, kenapa Ikbal tidak bisa berprestasi seperti saya?

SULASTRI

(menaik)

Lah buat apa? Toh anak saya enggak pernah ikut nyontek kok.

Nurlidya mencengkram tangan Hakim dan mengajaknya pulang.

NURLIDYA

Ehmm.. Ibu, ibu, saya pamit duluan ya. Ada tugas lain... Mari ibu, ibu.

IBU DINA

Iya Bu Nur.

IBU DEDI

Hati-hati Bu Nur.

Ibu-ibu lain menjawab ucapan pamit dari Nurlidya, tetapi Ibu Sulastri hanya terdiam membuang muka.

Hakim melihat Ibu Sulastri dengan tajam. Rasanya Hakim ingin memukul Ibu Lurah yang angkuh ini.

CUT TO:

INT. RUANG MAKAN - NIGHT

Nurlidya menceritakan kejadian sore kepada suaminya. Lalu memarahi Hakim.

NURLIDYA

Ibu Sulastri itu bos ibu. Kamu enggak sepantasnya berkata seperti tadi.

HASAN

Ibumu benar nak. Kamu sepatutnya menjaga norma.

Hakim tidak terima dengan tuduhan orang tuanya.

HAKIM

Kok jadi Hakim yang salah?

(beat)

Ibu lurah saja iri melihat pencapaian Hakim.

NURLIDYA

Ibu paham nak, tapi kamu enggak sepatasnya berperilaku begitu.

HAKIM

(kesal)

Hakim itu ingin menunjukkan kepada dia, mentang-mentang suaminya punya jabatan, anaknya kalah saing, jadi seenaknya menuduh orang yang tidak-tidak!

Hakim lari masuk kedalam kamarnya. Hasan dan Nurlidya terdiam mencoba memahami.

CUT TO BLACK.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar