Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
TEXT ON SCREEN: DUA BULAN KEMUDIAN
INT. PABRIK - AFTERNOON
PT. Buana Mendata adalah salah satu perusahaan tekstil yang sudah mempunyai nama, mereka mempunyai pabrik yang cabangnya ada dimana-mana.
Salah satunya di tempat Hakim bekerja saat ini.
Hakim bekerja dengan serius. Dengan menggunakan seragam pabrik, Hakim mengatur dan menjaga benang-benang agar tidak tersangkut kusut di mesin.
Salah seorang teman Hakim memanggilnya dari lantai atas.
TEMAN HAKIM (O.S.)
Kim... Hakim...
Hakim masih serius mengatur benang-benang yang kusut. Hakim tidak mendengar panggilan temannya lantaran suara di dalam pabrik yang berisik.
TEMAN HAKIM (O.S.)
Hakim! Hakim!
Hakim kemudian menyadari seseorang memanggilnya. Ia melihat ke segala arah.
HAKIM
(berteriak)
Hah?
TEMAN HAKIM
(berteriak)
Di panggil Pak Idris lu!
HAKIM
(berteriak)
Hah?
TEMAN HAKIM
(berteriak)
Pak Idris, elu dipanggil Pak Idris!
Hakim akhirnya memahami maksud temannya. Hakim lalu memberikan gestur tangan oke kepada temannya.
INT. RUANG KANTOR IDRIS - CONTINUOUS
Hakim mengetuk pintu kantor Pak Idris.
IDRIS (O.S.)
Masuk!
Hakim lalu masuk ke dalam ruangan Pak Idris.
Pak Idris adalah manajer yang juga merangkap sebagai HRD yang dulu menerima Hakim untuk bekerja disini.
IDRIS
(tersenyum)
Hakim!
HAKIM
Iya pak? Bagaimana?
IDRIS
Sini, sini duduk.
Hakim lalu duduk di kursi depan meja atasannya.
Pak Idris memberikan sepucuk amplop cokelat kepada Hakim.
IDRIS
Gaji kamu bulan ini ya.
Hakim menerima amplop cokelat tersebut.
HAKIM
Terima kasih pak, terima kasih.
IDRIS
Sama-sama.
(beat)
Sejak kamu kerja disini, saya senang sekali, produksi bisa meningkat.
Hakim tersenyum malu tanpa membalas.
IDRIS
Saya serius, saya dengar laporan dari Dedi, senior di bagian produksi, katanya kamu cekatan kerjanya.
HAKIM
Terima kasih pak.
IDRIS
Iya.. Makanya itu di dalam gajimu, saya tambahkan beberapa lembar. Karena etos kerjamu itu... Pertahankan ya?
HAKIM
Siap pak. Siap. Saya akan menjaga kualitas kerja saya pak.
IDRIS
(Senyum)
Baik... Kamu bisa pergi.
Hakim berdiri dari kursi lalu pamit keluar.
EXT. JALANAN DESA - CONTINUOUS
Hakim pulang ke rumah lantaran jam kerja yang telah usai. Menggunakan sepeda motor yang dibeli bekas dari hasil upah kerjanya, ia melewati jalanan desa yang sepi lantaran sudah masuk waktu Maghrib.
Terdengar suara Adzan Maghrib. Hakim membelokkan motornya untuk singgah di Masjid sekaligus melaksanakan Shalat.
INT. MASJID - CONTINUOUS
Hakim selesai Shalat Maghrib, lalu Hakim lantas berdoa kemudian melangkah meninggalkan Masjid.
HAJI FIRMAN (O.S.)
Hakim! Sini!
Hakim memandang ke arah suara. Rupanya ada Haji Firman dan bapak-bapak yang lain yang juga baru selesai shalat.
Hakim mendatangi mereka.
HAKIM
Assalamualaikum..
Hakim duduk menyilang persis di samping Haji Firman.
Haji Firman nampak bingung melihat Hakim menggunakan seragam pabrik.
HAJI FIRMAN
Lah elu kerja di PT. Buana Mendata?
Hakim melihat Haji Firman dengan ketus, ucapan salamnya tidak dijawab olehnya.
HAKIM
Iya Pak Haji.
HAJI FIRMAN
Udah berapa lama lu kerja disana?
HAKIM
Mau masuk tiga bulan Pak Haji.
HAJI FIRMAN
Pantes gue enggak pernah liat lu ke warung lagi ya?
Hakim nyengir, namun Haji Firman menatapnya dengan tidak biasa. Hakim menghiraukannya.
PAK DEDI
Gimana kondisi bapakmu Kim?
HAKIM
Alhamdulilah Pak Dedi, semakin baik.
PAK DEDI
Syukurlah kalau begitu.
Haji Firman yang sedari tadi menatapnya dengan tidak biasa, lalu berbicara dengan keras kepada Hakim,
HAJI FIRMAN
Kim, kim. Coba elu dengerin nasihat gue dulu.
(beat)
Enggak usah sok-sokan masuk UGM.
Hakim melihat ke arah Haji Firman.
HAJI FIRMAN
Elu malah jadi begini sekarang, jadi buruh pabrik disana.
(beat)
Buruh kontrak kan lu?
Hakim merasa tidak nyaman dengan sindiran dari Haji Firman.
HAKIM
Iy.. Iya Pak Haji.
Haji Firman geleng-geleng kepala mendengar jawaban Hakim.
HAJI FIRMAN
Si Yongki aja yang gagal masuk ke UGM bisa kok wujudkan cita-citanya.
(beat)
Lah elu, udah tahu susah di UGM, tetep aja maksa. Eh tahu-tahu elu cuti dan jadi gini sekarang.
Bapak-bapak lain terlihat tidak berani menegur Haji Firman. Lantaran Haji Firman adalah sepuh disini.
Hakim menahan rasa kekecewaannya. Dirinya tidak mau kejadian Ibu lurah terulang kembali.
INT. KAMAR HAKIM - NIGHT
Hakim menangis tersedu. Ucapan Haji Firman menusuk hatinya, begitu pula hadirnya lagi bayang-bayang ibu Sulastri.
Hakim menyalahkan diri sendiri lantaran sifat idealisnya yang buruk.
Tangisan Hakim kian deras. Ia merasa gagal membungkam omongan para tetangganya ini.
INT. RUMAH - EVENING
Hakim keluar dari kamarnya untuk ke kamar mandi. Sebelumnya ia memastikan air matanya mengering lantaran takut orang tuanya bertanya kepadanya.
Terlihat, ibunya tertidur lelah di kursi sofa yang sudah lapuk.
Hakim lantas mengambil selimutnya di kamar untuk menyelimuti ibunya.
Lalu Hakim melihat ayahnya yang juga tertidur karena pengaruh obat.
Hakim menutup pintu kamar ayahnya.
INT. KAMAR HAKIM - LATER
Hakim kembali merenung dan menangis memikirkan hidupnya yang kacau balau.
HAKIM
Aku menghancurkan segalanya... Segalanya... Mimpiku, mimpi orang tuaku.. Bahkan aku tidak mampu menjawab cibiran tetangga disini.
(beat)
Aku anak yang tidak berguna!
Hakim menahan suara tangisnya lantaran tidak mau membangunkan orang tuanya.
CUT TO: