Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
12. Sekuens 5 (Hakim Memutuskan Untuk Cuti - Hari-Hari Cuti Hakim)

TEXT ON SCREEN: DUA MINGGU KEMUDIAN

INT. KAMAR HAKIM - NIGHT

Hakim mengurung diri di kamarnya. Kegagalannya dalam seleksi mandiri menjadi penyebabnya.

HAKIM (V.O.)

Ini semua karena orang dalam sialan! Kalau tidak ada mereka akulah yang layak masuk. Sialan mereka semua.

Suara pintu terbuka terdengar. Hasan dan Nurlidya masuk menemani Hakim yang murung. Mereka duduk disamping Hakim.

HASAN

Bagaimana nak?

Hakim masih terdiam.

NURLIDYA

Tidak usah dipikirkan kegagalanmu ini nak.

(beat)

Pendaftaran Universitas di kota itu masih buka kok setahu ibu.

Hakim kemudian berdiri. Mengeluarkan gagasannya yang hinggap sedari tadi di kepalanya.

HAKIM

Yah, bu. Hakim sudah memutuskan. Hakim akan CUTI SELAMA SATU TAHUN.

Hasan dan Nurlidya terlihat syok mendengar ucapan Hakim.

HASAN

Memangnya tidak ada universitas lain yang bisa kamu pilih?

HAKIM

Yah, mimpi Hakim itu cuma satu. Masuk ke UGM. Tidak ada yang lain.

Suasana menjadi tegang. Hasan terlihat kecewa dengan jawaban anaknya, sementara Nurlidya terdiam seribu bahasa.

Hakim bersimpuh di hadapan kedua orang tuanya.

HAKIM

Hakim berjanji, Hakim akan memanfaatkan cuti ini dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Hasan dan Nurlidya masih terdiam, namun raut wajahnya melunak melihat kesungguhan dari anaknya.

HAKIM

Bagaimana menurut ibu?

NURLIDYA

(lirih)

Ini hidupmu nak, kamu yang tahu kemana arahnya.

Hakim mengangguk paham.

HAKIM

Kalau ayah, bagaimana?

Hasan terlihat berat melihat idealisme anaknya.

HASAN

Ini keputusanmu. Segalanya tanggung jawab ada padamu.

(beat)

Kamu mengerti?

HAKIM

Mengerti yah. Hakim siap bertanggung jawab penuh.

Hasan mencair. Ia menerima gagasan anaknya tersebut.

EXT. BATAS JALAN KE KOTA - DAY

Hakim memulai cuti hari pertamanya. Dengan optimis, ia berjalan menuju perpustakaan.

HAKIM (V.O.)

Aku telah berjanji pada diriku sendiri. Aku akan memanfaatkan satu tahun ini dengan kegiatan yang positif.

INT. PERPUSTAKAAN KOTA - CONTINUOUS

Hakim membaca buku di perpustakaan, kembali ia mencatat segala hal penting yang ia temukan di buku yang ia baca.

INT. PERPUSTAKAAN KOTA - LATER

Hakim melihat mading perpustakaan, ia melihat salah satu acara seminar gratis yang akan dilaksanakan lusa.

INT. AULA - DAY

Hakim mengikuti seminar gratis tentang filsafat Hukum. Hakim nampak bergairah mengikuti seminar ini.

INT. PERPUSTAKAAN KOTA - DAY

Hakim membaca buku sembari memahaminya. Mulai ada rasa bosan dalam dirinya.

CUT TO:

TEXT ON SCREEN: TIGA BULAN KEMUDIAN

INT. KAMAR HAKIM - DAY

Hakim mulai merasa jenuh. Dirinya sudah bosan untuk pergi ke perpustakaan. Bahkan belum ada lagi jadwal seminar gratis yang bisa ia ikuti. 

Hakim hanya tidur-tiduran saja kali ini.

EXT. RUMAH - AFTERNOON

Pusing karena terus tidur, Hakim coba melakukan kegiatan. Salah satunya membersihkan rumah.

Ketika tengah membersihkan rumah, muncullah gagasan baru dari isi pikiran Hakim yang akan dibeberkannya ketika makan malam nanti.

FADE OUT.

INT. RUANG MAKAN - NIGHT

Ketika makan malam selesai, Hakim mulai mengutarakan gagasannya.

HAKIM

Yah, bu. Hakim mau bicara.

Hasan melihat serius kepada Hakim sambil meminum air putihnya.

HASAN

Kelihatannya penting.

Begitu pula Nurlidya, setelah selesai mencuci piring, Nurlidya duduk dikursinya semula.

NURLIDYA

Mau bicara apa nak?

Hakim menarik nafas panjang.

HAKIM

Beberapa hari ini, mungkin beberapa minggu ini, Hakim bosan. Hakim jenuh.

(beat)

Mungkin setidaknya Hakim bisa membantu bekerja.

Hasan menolak ide itu.

HASAN

Ayah kan guru nak, rasanya ayah tidak perlu bantuan. Lagipula bukan prosedur guru seperti itu.

HAKIM

Hakim paham soal kerjaan ayah.. Yang Hakim maksud adalah Hakim mau membantu ibu.. Bekerja..

Nurlidya mendadak kecut mendengar ucapan anaknya.

NURLIDYA

Bantu kerja ibu?

HAKIM

Iya bu, bantu kerja di rumahnya ibu lurah.

NURLIDYA

(tegas)

Nggak nak. Nggak usah. Ibu masih bisa bekerja sendirian kok.

HAKIM

Bu, nggak apa-apa kok bu. Hakim sedih lihat ibu kerja disana, sementara Hakim hanya berada di rumah.

(beat)

Hakim ikhlas membantu ibu.

Nuriidya memandang Hasan. Ia nampak bingung.

HASAN

Ayah pikir ide dari Hakim ini patut dipertimbangkan bu.

NURLIDYA

Maksud ayah?

HASAN

Niat Hakim itu baik bu. Daripada bermalas-malasan seharian, kan tidak ada salahnya membantu ibu bekerja.

Hakim memberikan gestur jempol kepada ayahnya, menandakan ia ikut setuju.

Nurlidya mengalah.

NURLIDYA

Baiklah kalau itu maumu nak. Besok ibu coba minta izin ke Ibu Sulastri.

Hakim senang. Ia pada akhirnya bisa menggunakan waktunya dengan berguna. Membantu orang tuanya.

CUT TO BLACK.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar