Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SEKUENS 5
INT. WARNET - AFTERNOON
TEXT ON SCREEN: HARI PENGUMUMAN SBMPTN
Dengan menarik nafas panjang, Hakim mengetikkan nomor pendaftaraan di halaman pengumuman SBMPTN.
Setelah terisi, Hakim menekan tombol enter.
Tulisan di halaman Browser: ANDA DINYATAKAN TIDAK LULUS SELEKSI SBMPTN
Hakim terdiam melihat tulisan itu muncul. Matanya memerah.
INT. TOILET UMUM TERMINAL - CONTINUOUS
Hakim menangis tersedu. Ia gagal menjawab keraguan semua orang, termasuk orang tuanya yang sudah membiayai biaya SBMPTN.
Hakim menangis lebih keras sambil menendang-nendang pintu toilet. Tidak ada seorang pun yang peduli.
CUT TO:
INT. RUANG MAKAN - NIGHT
Saat makan malam, Hasan, Nurlidya dan Hakim saling terdiam. Hasan dan Nurlidya sudah tahu jika anaknya tidak lulus SBMPTN.
Hakim yang terlihat gelisah, mengeluarkan pendapatnya yang sedari tadi ada di dalam kepalanya.
HAKIM
Yah, Bu. Boleh Hakim minta uang lagi?
HASAN
Untuk apa nak?
HAKIM
Untuk.. Untuk.. Ikut seleksi Mandiri.
(beat)
Itu adalah cara terakhir untuk Hakim bisa masuk ke UGM.
Hasan dan Nurlidya berhenti makan. Mereka saling menatap.
HAKIM
Seleksi ini diadakan UGM sendiri. Hakim janji, Hakim lolos yang satu ini.
HASAN
Butuh berapa memangnya?
Hakim menyebutkan nominal pembiayaan. Raut wajah Hasan dan Nurlidya terlihat tidak yakin.
HAKIM
Hakim sadar itu mahal. Tapi itu semua sudah Hakim hitung dengan seksama. Bahkan sudah Hakim kurang-kurangi.
Hasan dan Nurlidya masih terlihat ragu.
HAKIM
Ba.. Bagaimana yah? Bu?
HASAN
Ayah setuju saja, ayah bisa meminjam uang dari koperasi. Karena jujur ayah dan ibu tidak punya uang sebanyak itu saat ini.
Hakim terlihat iba, Nurlidya cemberut.
NURLIDYA
Ibu tidak setuju yah.
Beat.
NURLIDYA
Begini ya nak, mungkin dari sekarang kamu bisa pertimbangkan universitas yang lain... Universitas di kota yang jaraknya enggak jauh dari desa kita kan bagus juga.
Hakim memegang tangan Nurlidya.
HAKIM
Bu, mimpi Hakim itu masuk UGM. Hakim sangat bersungguh-sungguh akan hal itu. Hakim mohon, bantulah Hakim mewujudkannya.
Nurlidya masih terdiam menampik.
Hakim berdiri dan bersimpuh pada Nurlidya.
HAKIM
Bu. Sekali ini saja, Hakim mohon. Hakim janji, Hakim akan mengganti uang itu nantinya.
Dengan cepat Nurlidya membangunkan anaknya.
NURLIDYA
Nak, nak. Jangan begini.
Hakim lalu memeluk Nurlidya sambil meneteskan air mata.
HAKIM
Hakim sadar, Hakim belum bisa membahagiakan ayah dan ibu.
(beat)
Mungkin dengan cara inilah Hakim bisa mewujudkannya.
Nurlidya akhirnya luluh dengan ucapan Hakim, ia menghapus air mata Hakim yang jatuh.
NURLIDYA
Baik, baik. Ibu menyetujuinya. Ibu akan coba membantu mencari pinjaman untukmu.
Hakim tersenyum bahagia. Walau sadar beban dipundaknya jauh lebih berat dari sebelumnya.
CUT TO BLACK.