Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SEKUENS 8
TEXT ON SCREEN: DUA BULAN KEMUDIAN
INT. WARNET - DAY
Hakim menatap monitor komputer. Dirinya bersiap dengan segala kemungkinan yang ada.
Hakim mulai mengetik kode seleksi militernya.
Hakim menekan enter.
Terlihat tulisan di halaman browser: SELAMAT, HAKIM PRATAMA. LOLOS SELEKSI MILITER.
Hakim terkejut melihat tulisan yang muncul itu. Ia senyam-senyum sendiri melihat tulisan itu. Seakan tidak percaya.
EXT. WARNET - LATER
Sebelum pulang kerumah, Hakim menyempatkan sejenak untuk menelpon Pak Rudi.
HAKIM
Halo? Pak Rudi?
(INTERCUT DENGAN RUDI YANG SEDANG BERMAIN GOLF)
RUDI
Iya Kim. Bagaimana?
Mata Hakim memerah, ia salah tingkah sendiri.
HAKIM
Pak.. Saya lolos seleksi pak! Saya lolos!
RUDI
Bagus Kim... Bagus! Selamat.. Selamat...
Hakim begitu sumringah, air mata bahagianya tak terasa turun membasahi pipinya.
HAKIM
Terima kasih pak! Terima kasih untuk semuanya!
RUDI
Saya tidak membantu banyak kok nak. Kesungguhanmu lah yang berperan.
(Beat)
Sekali lagi selamat ya!
Hakim tidak tahu membalas apa, ia masih sumringah sendiri.
INT. RUMAH - NIGHT
Hasan dan Sulastri asyik menonton televisi. Sambil menonton televisi, Sulastri memijat kaki Hasan.
Hakim datang kepada mereka berdua dan duduk di sebuah kursi yang ia tarik dari ruang makan.
HAKIM
Yah, bu.. Coba lihat ini..
Hakim memperlihatkan cetakkan kelulusannya kepada ayah dan ibunya.
HASAN
Selamat Hakim Pratama, lolos seleksi militer....
Nurlidya yang kaget, langsung menarik dan ikut membaca kertas itu.
HASAN
Kamu?? Kamu??
HAKIM
Iya yah... Hakim lolos seleksi militer!
Hakim menangis bahagia, ia langsung memeluk kedua orang tuanya dengan erat.
Nurlidya terlihat masih bingung tidak percaya.
NURLIDYA
Ini.. Ini militer tentara itu nak?
Hakim melepaskan pelukannya.
HAKIM
Iya bu.. Tentara. Hakim lolos jadi tentara.
Kali ini Hasan yang terlihat tidak percaya.
HASAN
Ini.. Ini namamu? Benarkah?
HAKIM
Iya ayah...
Hasan terdiam. Nurlidya terus bertanya lantaran penasaran.
NURLIDYA
Sejak.. Sejak kapan kamu daftar tes militer nak?
Hakim tersenyum malu mencari alasan.
HAKIM
Sudah lama bu.. Hakim merahasiakannya kepada ayah dan ibu.
HASAN
Jadi.. Seminggu kemarin kamu bilang ada acara kantor...
HAKIM
Iya yah, Hakim itu sedang tes militer.
Nurlidya langsung memeluk anaknya.
NURLIDYA
Kamu tuh ya nak.. Bisa-bisanya lho..
Hasan ikut memeluk Hakim. Keluarga ini merasakan kehangatan yang sempat hilang.
Hasan melepaskan pelukan.
HASAN
Ayah bangga nak... Ayah bangga punya anak seorang tentara nak!
Hakim terus tersenyum, begitupun Nurlidya.
NURLIDYA
Besok ibu akan buat nasi kuning, untuk merayakan keberhasilan kamu!
Hakim garuk kepala terlihat sungkan.
HAKIM
Duh ibu, enggak usah dong.
NURLIDYA
Udah.. Enggak apa-apa.
(beat)
Kita merayakan keberhasilanmu ini!
Hakim menuruti keinginan orang tuanya yang terlihat senang dan sumringah.
CUT TO BLACK.