Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
19. Sekuens 8 (Kelolosan Hakim)

SEKUENS 8 

TEXT ON SCREEN: DUA BULAN KEMUDIAN

INT. WARNET - DAY

Hakim menatap monitor komputer. Dirinya bersiap dengan segala kemungkinan yang ada.

Hakim mulai mengetik kode seleksi militernya.

Hakim menekan enter.

Terlihat tulisan di halaman browser: SELAMAT, HAKIM PRATAMA. LOLOS SELEKSI MILITER.

Hakim terkejut melihat tulisan yang muncul itu. Ia senyam-senyum sendiri melihat tulisan itu. Seakan tidak percaya.

EXT. WARNET - LATER

Sebelum pulang kerumah, Hakim menyempatkan sejenak untuk menelpon Pak Rudi.

HAKIM

Halo? Pak Rudi?

(INTERCUT DENGAN RUDI YANG SEDANG BERMAIN GOLF)

RUDI

Iya Kim. Bagaimana?

Mata Hakim memerah, ia salah tingkah sendiri.

HAKIM

Pak.. Saya lolos seleksi pak! Saya lolos!

RUDI

Bagus Kim... Bagus! Selamat.. Selamat...

Hakim begitu sumringah, air mata bahagianya tak terasa turun membasahi pipinya.

HAKIM

Terima kasih pak! Terima kasih untuk semuanya!

RUDI

Saya tidak membantu banyak kok nak. Kesungguhanmu lah yang berperan.

(Beat)

Sekali lagi selamat ya!

Hakim tidak tahu membalas apa, ia masih sumringah sendiri.

INT. RUMAH - NIGHT

Hasan dan Sulastri asyik menonton televisi. Sambil menonton televisi, Sulastri memijat kaki Hasan.

Hakim datang kepada mereka berdua dan duduk di sebuah kursi yang ia tarik dari ruang makan.

HAKIM

Yah, bu.. Coba lihat ini..

Hakim memperlihatkan cetakkan kelulusannya kepada ayah dan ibunya.

HASAN

Selamat Hakim Pratama, lolos seleksi militer....

Nurlidya yang kaget, langsung menarik dan ikut membaca kertas itu.

HASAN

Kamu?? Kamu??

HAKIM

Iya yah... Hakim lolos seleksi militer!

Hakim menangis bahagia, ia langsung memeluk kedua orang tuanya dengan erat.

Nurlidya terlihat masih bingung tidak percaya.

NURLIDYA

Ini.. Ini militer tentara itu nak?

Hakim melepaskan pelukannya.

HAKIM

Iya bu.. Tentara. Hakim lolos jadi tentara.

Kali ini Hasan yang terlihat tidak percaya.

HASAN

Ini.. Ini namamu? Benarkah?

HAKIM

Iya ayah...

Hasan terdiam. Nurlidya terus bertanya lantaran penasaran.

NURLIDYA

Sejak.. Sejak kapan kamu daftar tes militer nak?

Hakim tersenyum malu mencari alasan.

HAKIM

Sudah lama bu.. Hakim merahasiakannya kepada ayah dan ibu.

HASAN

Jadi.. Seminggu kemarin kamu bilang ada acara kantor...

HAKIM

Iya yah, Hakim itu sedang tes militer.

Nurlidya langsung memeluk anaknya.

NURLIDYA

Kamu tuh ya nak.. Bisa-bisanya lho..

Hasan ikut memeluk Hakim. Keluarga ini merasakan kehangatan yang sempat hilang.

Hasan melepaskan pelukan.

HASAN

Ayah bangga nak... Ayah bangga punya anak seorang tentara nak!

Hakim terus tersenyum, begitupun Nurlidya.

NURLIDYA

Besok ibu akan buat nasi kuning, untuk merayakan keberhasilan kamu!

Hakim garuk kepala terlihat sungkan.

HAKIM

Duh ibu, enggak usah dong.

NURLIDYA

Udah.. Enggak apa-apa.

(beat)

Kita merayakan keberhasilanmu ini!

Hakim menuruti keinginan orang tuanya yang terlihat senang dan sumringah.

CUT TO BLACK.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar