Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SEKUENS 2
INT. RUANG MAKAN - CONTINUOUS
Selepas makan, Hakim belajar di ruang makan karena lampu ruang makan yang lebih terang dari lampu kamarnya.
Nurlidya ada tidak jauh dari Hakim, masih menyetrika pakaian.
Hasan masih di dalam kamar, sedang mengaji.
NURLIDYA
Tadi ibu lurah bahas Ikbal nak.
HAKIM
(mengerjakan soal)
Bahas apa memangnya bu?
NURLIDYA
Ikbal rencananya mau masuk ke jurusan manajemen UI atau UNDIP katanya.
HAKIM
Baguslah bu.
Nurlidya lantas menyudahi menyetrika dan duduk di kursi sebelah Hakim yang masih belajar.
NURLIDYA
Ibu boleh nanya?
HAKIM
Nanya apa bu?
Dengan tarikkan nafas panjang, Nurlidya bertanya kepada Hakim,
NURLIDYA
Rencana cadanganmu kemana?
HAKIM
(bingung)
Ren.. Rencana cadangan apa?
NURLIDYA
Begini nak, semisal kamu gagal masuk UGM, kamu mau lanjut kemana?
Raut wajah Hakim berubah kecut dan berbeda.
HAKIM
Jadi maksud ibu, Hakim tidak bisa masuk UGM?
NURLIDYA
Bukan begitu nak.
(beat)
Ibu ingin kamu punya rencana. Semisal, kuliah di universitas lain kan bisa?
HAKIM
Bu. Ibu jangan meragukan Hakim. Hakim pasti bisa masuk UGM. Hakim selalu belajar untuk mewujudkannya.
Hasan tiba-tiba keluar dari kamar dan langsung masuk dalam percakapan.
HASAN
Ibumu bukan meragukanmu nak, ibumu hanya bertanya apakah kamu sudah mempunyai rencana untuk skenario terburuk?
HAKIM
(menaik)
Itu tandanya ayah dan ibu tidak percaya dengan kualitas anaknya sendiri!
Hakim yang kadung emosi, lalu menyudahi belajar malamnya dan membawa buku-bukunya masuk kedalam kamar.
CUT TO:
INT. RUMAH - DAY
Hari ini hari libur. Nurlidya tampak sibuk memasak untuk makan siang nanti. Hasan tengah bekerja di rumah Pak Budi. Sementara Hakim tengah mencuci pakaian di belakang.
NURLIDYA
Hakim... Hakim...
HAKIM (O.S.)
Iya?
Hakim tiba di dapur.
HAKIM
Ada apa bu?
NURLIDYA
Belikan telur setengah kilo, sama cabai ya?
(beat)
Rupanya cabainya habis.
Nurlidya memberikan uang kepada Hakim.
NURLIDYA
Ini uangnya. Cabainya yang rawit aja. Jangan banyak-banyak.
Setelah menerima uang dari ibunya, Hakim pergi.
EXT. JALANAN DESA - CONTINUOUS
Hakim berjalan kaki untuk menuju warung Haji Firman membeli pesanan ibunya.
Sepanjang jalan, pikirannya masih kesal dengan kejadian semalam.
Tapi Hakim tidak ingin menunjukkan rasa kesalnya yang berlebih kepada orang tuanya.
INT. WARUNG HAJI FIRMAN - CONTINUOUS
HAKIM
Assalamualaikum...
(beat)
Beli...
Haji Firman dengan logat betawinya keluar untuk melayani Hakim.
HAJI FIRMAN
Walaikumsalam... Gimana Kim?
HAKIM
Mau belanja Pak Haji.
(beat)
Beli telur setengah kilo, sama rawit 3000.
HAJI FIRMAN
Oke bentar.
Haji Firman pun mempersiapkan pesanan Hakim.
HAJI FIRMAN
Bapak lu gimana?
HAKIM
Sehat Pak haji, sehat.
HAJI FIRMAN
Syukur deh.
Haji Firman mengikat pesanan telur milik Hakim.
HAJI FIRMAN
Eh gimana rencana kuliah? Elu udah kelas 3 kan ya?
HAKIM
(tersenyum)
Iya Pak haji.
(beat)
Rencananya sih mau coba seleksi hukum UGM.
Haji Firman skeptis mendengar jawaban Hakim.
HAJI FIRMAN
Yakin lu pilih UGM?
HAKIM
(percaya diri)
Yakin Pak Haji.
Haji Firman memasukkan belanjaan Hakim ke dalam keresek plastik.
HAJI FIRMAN
Gini ya Kim. Kemarin-kemarin si Yongki sempet coba disana, ternyata gagal.
(beat)
Akhirnya gue kuliahin aje die di Universitas swasta yang nggak jauh dari desa kita ntu.
Hakim menyimak pembicaraan Haji Firman dengan malas.
HAJI FIRMAN
Pikir-pikir lagi deh lu kalau mau masuk kesana.
Haji Firman memberikan keresek belanjaan kepada Hakim dan Hakim menyerahkan uangnya.
HAJI FIRMAN
Berat saingannya Kim!
CUT TO: