Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
4. Sekuens 2 (Sesal Hakim - Haji Firman Tidak Yakin Dengan Pilihan Hakim)

SEKUENS 2

INT. RUANG MAKAN - CONTINUOUS

Selepas makan, Hakim belajar di ruang makan karena lampu ruang makan yang lebih terang dari lampu kamarnya. 

Nurlidya ada tidak jauh dari Hakim, masih menyetrika pakaian.

Hasan masih di dalam kamar, sedang mengaji.

NURLIDYA

Tadi ibu lurah bahas Ikbal nak.

HAKIM

(mengerjakan soal)

Bahas apa memangnya bu?

NURLIDYA

Ikbal rencananya mau masuk ke jurusan manajemen UI atau UNDIP katanya.

HAKIM

Baguslah bu.

Nurlidya lantas menyudahi menyetrika dan duduk di kursi sebelah Hakim yang masih belajar.

NURLIDYA

Ibu boleh nanya?

HAKIM

Nanya apa bu?

Dengan tarikkan nafas panjang, Nurlidya bertanya kepada Hakim,

NURLIDYA

Rencana cadanganmu kemana?

HAKIM

(bingung)

Ren.. Rencana cadangan apa?

NURLIDYA

Begini nak, semisal kamu gagal masuk UGM, kamu mau lanjut kemana?

Raut wajah Hakim berubah kecut dan berbeda.

HAKIM

Jadi maksud ibu, Hakim tidak bisa masuk UGM?

NURLIDYA

Bukan begitu nak.

(beat)

Ibu ingin kamu punya rencana. Semisal, kuliah di universitas lain kan bisa?

HAKIM

Bu. Ibu jangan meragukan Hakim. Hakim pasti bisa masuk UGM. Hakim selalu belajar untuk mewujudkannya.

Hasan tiba-tiba keluar dari kamar dan langsung masuk dalam percakapan.

HASAN

Ibumu bukan meragukanmu nak, ibumu hanya bertanya apakah kamu sudah mempunyai rencana untuk skenario terburuk?

HAKIM

(menaik)

Itu tandanya ayah dan ibu tidak percaya dengan kualitas anaknya sendiri!

Hakim yang kadung emosi, lalu menyudahi belajar malamnya dan membawa buku-bukunya masuk kedalam kamar.

CUT TO:

INT. RUMAH - DAY

Hari ini hari libur. Nurlidya tampak sibuk memasak untuk makan siang nanti. Hasan tengah bekerja di rumah Pak Budi. Sementara Hakim tengah mencuci pakaian di belakang.

NURLIDYA

Hakim... Hakim...

HAKIM (O.S.)

Iya?

Hakim tiba di dapur.

HAKIM

Ada apa bu?

NURLIDYA

Belikan telur setengah kilo, sama cabai ya?

(beat)

Rupanya cabainya habis.

Nurlidya memberikan uang kepada Hakim.

NURLIDYA

Ini uangnya. Cabainya yang rawit aja. Jangan banyak-banyak.

Setelah menerima uang dari ibunya, Hakim pergi.

EXT. JALANAN DESA - CONTINUOUS

Hakim berjalan kaki untuk menuju warung Haji Firman membeli pesanan ibunya.

Sepanjang jalan, pikirannya masih kesal dengan kejadian semalam.

Tapi Hakim tidak ingin menunjukkan rasa kesalnya yang berlebih kepada orang tuanya.

INT. WARUNG HAJI FIRMAN - CONTINUOUS

HAKIM

Assalamualaikum...

(beat)

Beli...

Haji Firman dengan logat betawinya keluar untuk melayani Hakim.

HAJI FIRMAN

Walaikumsalam... Gimana Kim?

HAKIM

Mau belanja Pak Haji.

(beat)

Beli telur setengah kilo, sama rawit 3000.

HAJI FIRMAN

Oke bentar.

Haji Firman pun mempersiapkan pesanan Hakim.

HAJI FIRMAN

Bapak lu gimana?

HAKIM

Sehat Pak haji, sehat.

HAJI FIRMAN

Syukur deh.

Haji Firman mengikat pesanan telur milik Hakim.

HAJI FIRMAN

Eh gimana rencana kuliah? Elu udah kelas 3 kan ya?

HAKIM

(tersenyum)

Iya Pak haji.

(beat)

Rencananya sih mau coba seleksi hukum UGM.

Haji Firman skeptis mendengar jawaban Hakim.

HAJI FIRMAN

Yakin lu pilih UGM?

HAKIM

(percaya diri)

Yakin Pak Haji.

Haji Firman memasukkan belanjaan Hakim ke dalam keresek plastik.

HAJI FIRMAN

Gini ya Kim. Kemarin-kemarin si Yongki sempet coba disana, ternyata gagal.

(beat)

Akhirnya gue kuliahin aje die di Universitas swasta yang nggak jauh dari desa kita ntu.

Hakim menyimak pembicaraan Haji Firman dengan malas.

HAJI FIRMAN

Pikir-pikir lagi deh lu kalau mau masuk kesana.

Haji Firman memberikan keresek belanjaan kepada Hakim dan Hakim menyerahkan uangnya.

HAJI FIRMAN

Berat saingannya Kim!

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar