Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sanubari (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
6. Sekuens 3 (Perkenalan Pak Rudi - Intensitas Belajar Hakim Yang Tinggi)

SEKUENS 3

INT. KAMAR RUMAH SAKIT - CONTINUOUS

Hakim menjaga bapak tua itu di rumah sakit. Hakim terlihat cemas dan menunggu bapak tua itu untuk sadar.

RUDI

Nak.. Nak.. Saya dimana?

Bapak tua itu telah siuman. Hakim lalu duduk di kursi sebelah kasur.

HAKIM

(bingung)

Ba.. Bapak jatuh pingsan sewaktu lari tadi. 

(beat)

Sekarang bapak ada di rumah sakit.

Bapak tua itu mengenggam tangan Hakim. Hakim kaget menerimanya.

RUDI

Terima kasih nak. Maaf bapak merepotkanmu.

HAKIM

Tidak kok pak. Bapak memang perlu bantuan tadi.

RUDI

Maklum nak, sudah sepuh,

Bapak tua itu tertawa kecil, Hakim pun mengikutinya.

RUDI

Perkenalkan, saya Rudi.

HAKIM

(mengangguk)

Saya Hakim pak.

Tiba-tiba pintu rumah sakit terbuka. Keluarga Pak Rudi masuk dengan bergerombol. Hakim refleks berdiri dari kursi.

Kamera memperlihatkan rasa resah beberapa anggota keluarga Rudi yang hadir dengan pergerakan kamera yang cepat.

ANGGOTA KELUARGA 1

Bapak kenapa?

ANGGOTA KELUARGA 2

Ih Bapak, kan sudah dibilang. Jangan olahraga dulu.

ANGGOTA KELUARGA 3

Eyang yang sehat ya...

Situasi yang ramai akan orang, membuat Hakim pergi langsung tanpa pamit.

CUT TO:

INT. RUMAH - NIGHT

Hasan dan Nurlidya yang tengah menonton televisi dikejutkan oleh kedatangan Hakim pada pukul 7 malam.

HASAN

Kenapa baru pulang jam segini?

HAKIM

(lelah)

Lari sore.

NURLIDYA

Nak, jawab yang benar pertanyaan ayahmu.

Hakim yang lelah dengan kejadian hari ini membalas ucapan orang tuanya dengan keras.

HAKIM

Hakim bilang lari ya lari!

(beat)

Nggak percaya banget sih?

Hakim masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar dengan kasar.

INT. KAMAR HAKIM - CONTINUOUS

Hakim melihat kaca. Matanya memerah. Hakim seharusnya tidak membentak orang tuanya seperti itu.

Hakim menangis.

CUT TO:

INT. PERPUSTAKAAN KOTA - AFTERNOON

Hakim menambah masa belajarnya. Sepulang sekolah Hakim langsung mendatangi perpustakaan kota demi sekedar membaca buku bahkan meminjam beberapa buku.

EXT. DEPAN GERBANG BIMBINGAN BELAJAR - CONTINUOUS

Sepulangnya dari perpustakaan, Hakim berjalan kaki ke terminal angkot.

Hakim terdiam di depan gerbang sebuah tempat bimbingan belajar dan melihat spanduk besar yang melintang. 

Hakim membacanya:

PROMO LULUS UJIAN NASIONAL LANGSUNG MASUK KE UNIVERSITAS YANG KAMU INGINKAN! HANYA RP. 7.000.000 SUDAH MENDAPATKAN 5 JURUS JITU TERBAIK! DI AJARI LANGSUNG OLEH GURU-GURU BERPENGALAMAN DALAM BIDANGNYA. PESAN SEGERA!

Hakim kembali berjalan menuju terminal.

CUT TO:

INT. KAMAR HAKIM - NIGHT

Hakim menambah masa belajarnya. Di meja belajarnya tertumpuk berbagai buku yang ia dapatkan dari perpustakaan dan buku sekolahnya.

HAKIM (V.O.)

Aku sadar, aku bukanlah anak yang terlahir berada. Aku tidak mampu mengikuti bimbel dengan harga yang gaji bapak pun tidak sebanyak itu.

(beat.)

Satu-satunya cara mewujudkan cita-citaku dan menjawab komentar miring orang-orang adalah dengan belajar giat.

CUT TO:

INT. KELAS SEKOLAH - DAY

Hakim memperhatikan betul gurunya yang mengajar.

INT. PERPUSTAKAAN KOTA - AFTERNOON

Hakim mengulangi pembelajaran yang dia dapatkan di sekolah, sambil menyamakannya di beberapa buku yang dibacanya.

INT. KELAS SEKOLAH - DAY

Pak guru mengumumkan nilai ulangan yang sudah dilaksanakan sepekan yang lalu.

PAK GURU (O.S)

Hakim!

Hakim mengangkat tangan kanannya.

PAK GURU (O.S)

Selamat. Kamu mendapatkan nilai tertinggi di ulangan saya.

Kelas riuh dan Hakim tersenyum puas karena hasil belajarnya tidak sia-sia.

INT. KAMAR HAKIM - NIGHT

Hakim tertidur di atas meja belajarnya. Rasa capeknya akan belajar tidak terhindarkan.

Hasan dan Nurlidya perlahan masuk ke dalam kamar Hakim.

Hasan lalu menuntun Hakim ke atas kasur, sementara Nurlidya merapikan buku-buku Hakim yang berserakan dimana-mana.

INT. KAMAR HASAN - MIDNIGHT

Hasan dan Nurlidya berdoa di tengah malam.

HASAN

Ya Tuhanku. Wujudkan cita-cita anak hamba. Sebagai orang tua, saya tahu perjuangannya, dedikasinya untuk bisa mewujudkan cita-citanya.

(beat)

Hamba mohon ya Tuhan. Wujudkanlah keinginannya.

(beat)

Amin.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar