Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Reuni
Suka
Favorit
Bagikan
19. #19 REUNI (BAGIAN 144-158)

19.


144. INT. / EXT. BUTIK ALANI - SIANG


Ruki yang datang ingin menyelamatkan Winda, mendapati butik sedang sepi lalu bertemu dengan bu Alani.


RUKI
Mana Winda, saya dah tahu kalau dia disembunyiin.


Bu Alani seketika berpikir karena kurang mengerti dengan pertanyaan Ruki, tapi kemudian dia beranggapan untuk mengikuti alur permainan pemuda di depannya saja.


BU ALANI
(tetap ramah)
Gadis yang kamu cari, tadi memang sempet fitting baju terus buru-buru pergi.


RUKI
Winda sempet telepon, dan di situ jelas banget kalo dia lagi ketakutan.


BU ALANI
(berbicara setengah berbisik) Gadis itu mungkin sedang nyiapin surprise, jaman sekarang anak-anak muda suka kasih kejutan pakai cara yang aneh-aneh. Sebentar, dia akan telepon kamu lagi.


Diperlihatkan Ruki sedang menunggu telepon dari Winda sambil merokok di halaman, saat kepalanya dipukul kayu bakar oleh bu Alani dari belakang.


CUT TO


145. INT. RUANG BASEMENT RUMAH BU ALANI (BAGIAN BAWAH BUTIK) - SIANG


Bu Alani berbicara kepada Ruki yang sudah dalam keadaan terikat di kasur. Di atas Ruki, sudah ada semacam papan kayu halus yang sudah dipasangi banyak pisau, diberi pemberat, dan ditahan dengan tali yang terikat. Diperlihatkan juga di tengah ruangan ada sebuah meja yang di atasnya terdapat benda-benda tajam.

CU meja yang di atasnya ada benda-benda tajam, yaitu dua buah pisau dan sebuah parang.

Sambil memotong kuku-kuku jarinya, bu Alani bicara santai.


BU ALANI
Untuk terakhir kalinya aku pingin tanya kegiatan apa yang kamu suka?


RUKI
Aku suka mendaki.


BU ALANI
(sambil memakai alat penghalus kuku)
Anakku Lissa seorang pendaki ulung, setiap hari dia tinggal di atas gunung yang tinggi, di bagian paling atas dari gunung tersebut, berkabut, dan penuh halusinasi.
Makanya (sedikit senyum seperti sedang mengingat), kadang ya, aku harus kasih dia tanda biar dia inget kalau aku ada.
Lalu, habis itu dia hampir selalu pakai sweater. Itu malah jadiin dia bener-bener mirip seperti apa yang kubilang tadi.


Bu Alani menaruh set alat perawatan kuku di laci meja tengah, lalu memindahkan semua benda tajam ke atas meja kecil di sebelah kasur Ruki. Tampak Ruki sedikit mencuri lihat dengan ekor matanya yang menyebabkan wajahnya sedikit tegang.


BU ALANI
Tadi kamu bilang kalau kamu tersesat, salah rumah?
Aku gak percaya, soalnya, satu-satunya orang yang kupercaya beneran tersesat itu cuman Lissa yang malang, walau kadang turun gunung, pasti akan balik lagi ke sana, karena dia gak punya pilihan lain.


Bu Alani menunjuk ke arah rak gantung yang dipenuhi gaun-gaun, tapi matanya sendiri juga mencuri lihat ke arah meja di sebelah Ruki.


BU ALANI
(lanjutan)
Baju-baju yang ada di deretan itu, buatan Lissa. Ini terakhir kalinya kamu lihat karya ini.


Bu Alani menancapkan dua pisau di kedua mata Ruki secara bersamaan, lalu dengan parang, dia memotong tali jebakannya yang jatuh ke area dada dan perut Ruki. Dia kemudian pergi meninggalkannya.


146. INT. PASAR TRADISIONAL - PAGI


Bu Alani berbelanja di pasar tradisional. Dia selalu merasa ada seseorang yang mengawasinya. 


CUT TO


147. EXT. BUTIK ALANI - SIANG


Di butik, dia memergoki orang tersebut (yang mengawasinya di pasar) sedang mengintip dari luar. Itu adalah seorang perempuan muda (RANI, 17).


BU ALANI
Maksud kamu ngikutin aku dari pasar sampai ke sini apa ya?


RANI 
Saya pernah lihat wajah desainer di majalahnya temen, bisa mirip banget sama wajah kakak. Penasaran, soalnya semua baju yang ada di gambar majalah bagus-bagus. Gak nyangka baju yang di toko ni, dari luar pun kelihatan bagus semuanya.


BU ALANI
Kamu mau masuk lihat? barangkali ada yang cocok.


RANI 
Gak berani, Kak. Takut bikin kakaknya kecewa. Soalnya uangku pas-pasan, biasa beli bajunya di pasar.


BU ALANI
Pas masih kecil aku juga kadang suka lihat baju di pasar, sama ibuku dulu, kelihatan meriah sama seneng rasanya.


Terdengar suara anak cewek memanggil.


ANAK CEWEK (O.S.)
Kak Rani


BU ALANI
Siapa itu?


Perempuan yang dipanggil sebagai Rani kemudian keluar dan kembali masuk sambil menarik tali kain yang terhubung dengan mobil mainan truk kayu yang agak besar dan mengangkut seorang anak perempuan kecil (Nensi, 6) di dalamnya.


BU ALANI
Sayang, nama kamu siapa?


Awalnya anak perempuan kecil hanya diam dan senyum malu, tapi setelah diberi isyarat oleh kakaknya akhirnya mau bicara.


RANI
(berbisik)
Ayo ditanyain namanya sapa?


NENSI
Namaku Nensi. Kakak cantik yang punya toko baju ni, ya? Nensi pingin beli baju di sini buat hadiah ulang tahunnya kak Rani. Ini Nensi dah bawa uangnya.


Nensi menunjukkan toples plastik yang telah dilubangi bagian atasnya dan berisi lembaran uang kertas dan koin.


NENSI
Tadinya Nensi mau beliin bajunya di pasar, tapi kak Rani ngajak jalan sampai ke sini. Jauuuh sekali.


BU ALANI
Beli di sini juga boleh. Milih dulu bajunya yang mana. Nanti kakak kasih diskon besar-besaran (agak berbisik pada kalimat terakhir).


MONTAGE


- Tanpa sepengetahuan dua orang tamunya, Bu Alani mengambil botol air putih dingin di dalam kulkas yang di dalamnya juga terdapat potongan tubuh manusia, lalu menuangkan isi botol tersebut ke dalam gelas. 

- Bu Alani memberikan minum kepada Rani dan Nensi.

- Nensi sudah memilih baju yang akan diberikan untuk kakaknya.


END MONTAGE


RANI
Ini sepertinya mahal, uangnya gak akan cukup. Apa sebaiknya kita gak jadi beli baju di sini saja, ya Kak.


BU ALANI
Bayarnya pakai uang yang di toples gak apa-apa. Kamu terima saja niat baik adikmu itu.


RANI
Bukan gitu, Kak. Masalahnya Rani pingin uang tabungannya Nensi dipakai buat nambah beli kursi roda saja, digabung sama tabungan Rani. Soalnya nanti kedepannya Nensi pasti butuh, gak mungkin kan, Nensi bakal naik truk mainan terus selamanya.


NENSI
Ga papa Kak, Nensi seneng kok naik ini selamanya. Kan yang bikin ayah.


BU ALANI
Emang ayah Nensi pintar bikin truk kayak gini?


NENSI
Iya, ayah Nensi tukang kayu. Apa-apa bisa dibikin. Ada kursi, ada meja, jendela, pintu. Banyaaak banget yang bisa dibikin. Habis Nensi kecelakaan, truk ini juga dibikin ayah biar Nensi bisa pergi kemana-mana.

BU ALANI
Kebetulan, ayah Kakak juga tukang kayu, sama seperti Nensi. Sekarang gini ja, kakak mau tanya apa truk yang ditumpangin Nensi ni truk hebat?


NENSI
Iya, lah.


BU ALANI
Kalau gitu, ni pasti kuat kan kalo muat baju buat kakanya Nensi. Uang tabungannya disimpen ja, bisa buat beli yang lain.


Bu Alani ganti bertanya kepada Rani.


BU ALANI
(lanjutan)
Oh, ya, Rani, kamu masih hapal, kan, alamat rumah? Aku akan kirim kursi roda secepatnya.


Seketika Rani dan Nensi saling berpandangan dengan terharu.


RANI
Kenapa Kakak mau bantu kita, padahal kita baru ketemu?


BU ALANI
Jujur, semua gaun dan baju ni seperti hidupku, tapi lebih dari itu, aku selalu seneng sama orang-orang yang beneran peduli sama keluarganya, karena aku tahu rasanya kehilangan keluarga. Tapi, kalian harus janji jangan pergi ke sini lagi, soalnya di sekitar sini ada monster jahat. Jangan pergi jauh-jauh dari rumah, ngerti?


END FLASHBACK


FLASH BACK CUT TO


PILIHAN ENDING 1


148. EXT. RUMAH LISSA - ROOFTOP - SORE

Diperlihatkan lagi bu Alani yang sedang berdiri di rooftop dengan pisau berdarah menunggu Quna datang.



SELESAI.



PILIHAN ENDING 2


ADA TAMBAHAN SCENE:


149.EXT. RUMAH LISSA - ROOFTOP - SORE


Quna sampai di rooftop.

Camera pan to bu Alani yang ternyata sudah siap menunggu Quna.


BU ALANI
Gimanapun juga, secara gak langsung akulah yang menjual rumah itu kepada keluargamu dan membuat mereka mati.
Gitu kan Quna?


QUNA
Dari dulu quna gak pernah salahin ibu.
Dulu, ibu pertama kali bunuh orang karena Quna, jadi Quna yang harus akhirin semuanya.


BU ALANI
Bukan kamu, jadi jangan salahin diri sendiri seperti itu. Soal rampok, aku benar-benar gak tahu perampok itu akan balik lagi, ngerampok di rumah yang sama, mereka sudah dapetin kesempatan kedua tapi disia-siain.


QUNA
Kakek Sef berubah.


BU ALANI
hanya satu dari lima yang berubah, apa artinya! Walaupun dia berubah, tapi kebohongannya tetap buat aku tersakiti.
Rasanya sperti gak ada lagi yang bisa dipercaya.
Pantas ja dia selalu ngelarang aku buat ngungkit kasus itu, buat cerita ke siapapun. Takut bahaya katanya.


QUNA
Maafin Quna.


BU ALANI
Maafin ibu juga.


Quna dan bu Alani saling menyerang. Awalnya Quna unggul, tapi di detik terakhir saat ingin menancapkan pisau, Quna tidak tega dan berhenti. Kesempatan itu digunakan bu Alani untuk membalikkan keadaan dan menyerang Quna dengan membabi buta.


Saat Quna terjepit, kakek Sef muncul di rooftop. 


CUT TO


150. INT. RUMAH LISSA - SORE


Lissa yang sudah terlepas dari ikatannya ingin melepaskan Arsan dari belenggu rantai tapi kesulitan.


LISSA
Tungguin, aku cari sesuatu!


Lissa melihat ke ruangan lain dan mencari benda yang bisa dia pakai untuk melepas rantai. Saat sampai di depan ruang dimana Kun dan Mita berada, Lissa tidak kuasa menahan perasaannya.

LISSA
(menutup mulutnya seperti tidak percaya)
Kak Mita...Kun...


Mereka sudah tidak sadarkan diri, Lissa tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal. Lissa mengambil kapak berdarah di ruangan itu.


CUT TO


151. EXT. RUMAH GEDUNG LISSA - ROOFTOP - SORE


Bu Alani dan kakek Sef kemudian saling serang. Mereka sama-sama kuat.


BU ALANI
Kek, apa kau gak pernah tahu etika bahwa gak boleh lawan wanita. 


KAKEK SEF
Kau juga pasti gak pernah diajari jangan mukul orang tua. 


BU ALANI
Kau sama sekali gak kelihatan kaya kakek lemah. 


KAKEK SEF
Kau sendiri lebih mirip wanita mengerikan.


KAKEK SEF
Dengar ini Alani, aku yang paling salah, jadi harusnya aku yang mati, bukan orang-orang!
Tapi setidaknya, sebelum aku mati, aku bisa gunain skill busuk sebagai mantan rampok dan mantan napi buat selametin banyak nyawa di kemudian hari.


Bu Alani dan kakek Sef kemudian saling serang lagi dan akhirnya pada suatu waktu hampir bersamaan menusuk satu sama lain, lalu roboh dan sama-sama tewas.


Quna menangis melihat mereka. Lissa dan Arsan muncul di pintu rooftop menyaksikan hal yang sama. Ada air mata mengalir dari mata Arsan. Mata Lissa berkaca-kaca.


DISSOLVE TO


152. EXT. RUMAH LISSA - BALKON - PAGI


Lissa berdiri di balkon memandang langit pagi, lalu meresapinya dengan mata tertutup. 


INSERT tulisan

2 bulan berlalu...


Lissa beranjak masuk.


CUT TO


153. INT. DAPUR RUMAH LISSA - PAGI


Lissa membuat jus bengkuang di dapur.


MONTAGE


- Lissa mengupas bengkuang.

- Lissa memasukkan potongan bengkuang ke blender, lalu menambahkan susu kental manis.

- Setelah jus bengkuang jadi, Lissa membawanya ke meja di dekat dapur dan meminumnya. Di saat yang sama, Aline duduk di kursi seberang Lissa, seperti mengatakan banyak hal dan mencoba mengajak bicara (suara tidak dimunculkan), tapi Lissa mengabaikannya dan hanya meminum jusnya. Kadang mata Lissa masih melihat Aline tapi dia terus membiarkannya.


END MONTAGE


LISSA VO
Tinggal di properti angker sendirian itu agak sulit, jadi kuputuskan buat datang ke sana.


(visulnya Lissa keluar kamar pakai tas punggung ukuran sedang untuk pergi ke suatu tempat)


Di lorong/koridor Lissa berjalan lurus, saat berpapasan dengan Jaffan dia memberikan tos tangan terakhir, yang disambut Jaffan, lalu terus berjalan lurus.


LISSA VO
Selamat tinggal buku tahunan versi sinting.


CUT TO


154. EXT. KAFE QUEEN OLIVE - PAGI


Lissa tiba di kafe Queen Olive. Dia diam selama beberapa waktu di dekat pintu, sampai Kun datang dari dalam dan menjemputnya, lalu berjalan menuju kursi mereka di sudut. Lissa cukup terkesan. 

Dari tempat mereka duduk, Lissa melihat banyak orang lainnya, yang sudah datang ke sana lebih dulu maupun yang baru datang.

Ada yang berpenampilan biasa, ada yang eksentrik dan masih banyak lagi.

Lissa terlihat seperti orang yang banyak pikiran. Tatapan Lissa berhenti pada sebuah meja yang dikelilingi para cewek muda, yang kurang lebih seusia dengannya. Dari jarak tempat duduknya yang tidak terlalu jauh, Lissa masih bisa mendengar suara mereka bicara.


CEWEK 1
Masih penasaran, deh, Lisa mana yang muncul pakai topeng di sosmednya Reuni, trus semangatin buat Lisa yang lainnya ngumpul.


LISSA
(lirih)
Quna.



CEWEK 2
Akhirnya, cewek-cewek Lisa kumpul juga. Mudah-mudahan kita bisa terus temenan dan saling support kayak gini. 


Perhatian semua orang kemudian tertuju ke arah panggung kecil di dalam kafe tersebut. Winda mulai memberi kalimat pembukaan acara.


WINDA
Perkenalkan, saya Winda salah satu penggagas ide acara yang sedang berlangsung sekarang. Reuni skala besar yang bertempat di kafe ini, kami adakan dalam jangka bukan satu atau dua hari, tapi satu bulan ke depan. Dan ini terbuka untuk umum.


Di tengah pembukaan yang sedang disampaikan Winda, datang tiga orang cewek pakai overall dress dan sneakers, sedikit mengalihkan perhatian orang-orang. Mereka mendengarkan Winda sambil foto, uniknya bukan hanya foto diri melainkan juga foto sepatu bareng-bareng yang talinya warna-warni.


LISSA
Itu tipikal trio ARINI dari abad 30 yang nyasar ke sini.


KUN
Maksudnya? Aku gak ngerti, loh.


LISSA
(senyum)
Gak papa. Cukup Lissa ja yang tahu.


WINDA
Sebelum saya mulai menyampaikan satu dua patah kata, boleh kan, saya coba tanya salah satu atau salah dua deh, yang ikut acara ini. Apa alesan kalian akhirnya mau dateng. Atau begini saja, mari kita inget ulang tentang diskusi kita bareng-bareng di forum online Reuni. Siapa tahu akan menambah motivasi bagi yang belum berkesempatan hadir hari ini, karena kita menyadari masih banyak orang yang membutuhkan suntikan semangat.


Salah satu cewek overall dress maju, satunya lagi seorang cowok berkacamata.


CEWEK OVERALL DRESS
Ide reuni, (jeda), (lalu melihkat ke arah temannya) acara ini lumayan buat para cewek single yang belum juga nikah, sehingga males dateng ke acara reuni sekolah kalian dan bertemu temen-temen lama yang dah bahagia. Ini bukan berarti kita iri sama kebahagiaan orang lain, hanya lagi males ditanya-tanya, males dikepoin.
(jeda)
Yah, siapa tahu mungkin habis dari sini ntar malah bisa membuka lembaran baru.


CU wajah dua cewek overall dress lain yang senyum-senyum.


WINDA
Wah, ni bisa jadi ajang pertemuan jodoh juga, ya. Nah, Sekarang giliran masnya.


COWOK BERKACAMATA
Reuni ini bisa menjadi alternatif 
Untuk orang-orang yang kehilangan masa-masa pertemanan mereka karena berbagai alasan saat usia muda di sekolah,
misalnya terlalu serius belajar atau mempunyai kesibukan lain, sehingga banyak menyita waktu dan merasa kurang akrab sama teman-teman sekolahnya yang dulu dan kurang nyaman melakukan reuni dengan mereka.


SESEORANG (O.S.)
Untuk orang-orang yang cukup sulit menjangkau lokasi sekolah lama mereka dari tempat tinggalnya yang sekarang, tapi tetep tertarik ikut reunian. 


(visualnya CU wajah Lissa yang kelihatan banyak pikiran)


LISSA
Untuk orang yang pendidikannya ditempuh melalui jalur homeschooling, tapi penasaran rasanya reuni sekolah itu kayak gimana?


WINDA
Untuk orang yang seneng dengan ide reuni tapi secara bersamaan, juga gak pengin ketemu sama mantan temen-temen lamanya di sekolah, mungkin karena trauma terhadap peristiwa perundungan, seperti yang Winda alami.


Winda tersenyum pahit.


WINDA
(lanjutan)
Untuk itulah saya berinisiatif mengadakan acara ini. Dan saya senang karena banyak didukung.
Ada kakak kelas saya, Queen Olive atau biasa dipanggil kak Quna yang mau berbaik hati menyediakan tempat selama sebulan penuh, makanan dan minuman yang free, juga bantuan teman-teman lainnya.
Di sini kita bisa mengobrol bersama, saling tukar pikiran, curhat atau apapun selama masih termasuk hal positif.
Jadi, selamat menikmati reuni ini semuanya.


Acara berjalan dengan santai. Banyak yang saling bercerita. Ada beberapa yang pindah dari satu meja lalu gabung ke meja lainnya.


Lissa dan Kun duduk bersila di kursi masing-masing. Di pangkuan mereka ada sebuah kotak hadiah.


SESEORANG (O.S.)
Mantan jaman SMA mau tukar kado.


Lissa dan Kun pandang-pandangan. Agak menoleh ke sekitar, walau tidak serius, untuk mencari sumber suara.


LISSA
Ini paket kiriman dari Quna buat kamu.


KUN
Quna lebih akrab sama kamu ya, sekarang. Sampai kado ja dititipin ke kamu duluan.


Kun membuka paket itu, dan isinya adalah foto mama papanya bersama Quna dan Hara sedang wisata lokal di kotu.


Kun membaca tulisan di balik foto itu. 


QUNA
Mereka kuculik. Besok kita semua mau mulai.


KUN
Kemarin mereka sempet ajakin jalan-jalan tapi kutolak. Aku gak ikut biar bisa jagain mama papa, pengin sering-sering sama mereka, sekarang mereka cuman punya aku. Kak Mita dah ninggal gara-gara serangan jantung pas kejadian kemaren. Eh, sekarang malah orang tuaku yang diculik.


LISSA
Mau gimana lagi. Kamu susul mereka buat trip persahabatan. Pergi ke seluruh negeri ini. Makan angkringan, pergi ke berbagai kota pelabuhan, renang di lautan, masuk keluar hutan.


KUN
Sekarang giliran aku kasih hadiah.


Kun memberikan kotak kado kecil ke Lissa, lalu Lissa membukanya. Ternyata isinya adalah gunting.


LISSA
Kamu jadi mirip Arsan, hadiahnya aneh-aneh.


KUN
Bukan aku yang kasih hadiah, emang Arsan. Aku kasih dia bocoran ja. Hadiah sebenernya dah nangkring di rumah kamu.
Kalau seseorang dah tutup halaman masa lalu, mulai deh lembaran yang baru.


CUT TO FLASH BACK


FLASHBACK


155. EXT. GEDUNG RUMAH LISSA - ROOFTOP - SORE


Kejadian terakhir di rooftop, saat Arsan melihat lalu mendekat dan menyentuh jenazah kakek angkat dan ibunya.


CUT TO


156. GEDUNG RUMAH LISSA - KORIDOR - PAGI


Arsan dan Lissa berdiri di koridor di depan pintu rumah/kamar Lissa.


ARSAN
Aku butuh waktu sendiri.


LISSA
Kalau gitu, kamu bawa ini.


(visualnya Lissa melepas kalung berliontin dan memberikannya di telapak tangan Arsan)


END FLASHBACK


FLASH BACK CUT TO


157. EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH QUNA - PAGI


ARSAN (O.S.)
Saat orang mati, tinggal foto dan kenangannya yang tersisa.
Ya, Salah satu gunanya foto memang buat mengenang.


(visualnya Quna dan Hara yang lihat foto album keluarga Quna sambil senyum. Hidung Quna berdarah, Hara bantu hapus dengan tangannya)


CUT TO


158. EXT. HALAMAN GEDUNG RUMAH LISSA - SIANG


Arsan berdiri di samping sebuah becak mini. Lissa datang menghampirinya. Arsan mengambil tangan Lissa dan meletakkan kalung berliontin di sana.


ARSAN
Waktu mereka berantem, aku sempet mikir, salah satu dari mereka mungkin bakal pergi selamanya. Nyatanya, justru pergi semua.
Kamu ngerti sendiri, Lissa, kalo sekarang aku dah gak punya sapa-sapa. Jadi kamu gak boleh nolak buat jadi temen aku selama-lamanya.


LISSA
(senyum)
Roman-romannya bakal horor banget hidup aku.


Lissa melihat-lihat becak mini.Di becak mini ada dua plastik kuping gajah, warna hijau dan pink yang dibungkus dengan bagus lalu diletakkan di keranjang rotan. Juga ada sebuah buket ilalang.


ARSAN
(sambil pegang becak)
Ini kalo malem lampunya nyala kelap-kelip.


LISSA
Bagus. Kayak rumah-rumah sama mobil truk pengangkut beras di desa kalo lagi Agustusan.


MONTAGE


- Lissa menyentuh tali hitam yang melingkari becak mini dan diakhiri dengan simpul pita. Dia merasa agak familiar dengan serabut bahan tali itu yang menyerupai jalinan rambut. Tapi seperti dalam mimipinya, dia mencoba melawan, dan tidak ingin terlihat konyol di depan orang lain. Jadi mungkin itu hanyalah halusinasi.

- Lissa menggeleng sedikit sambil menutup mata untuk menghilangkan efek tersebut.

- CU tangan Lissa menggunting tali berwarna cokelat (tali biasa).

- Lissa mengambil buket ilalang lalu membuka kartu ucapan di dalamnya.


jangan rawat kucing khayalan lagi


END MONTAGE


SELESAI.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar