Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Reuni
Suka
Favorit
Bagikan
13. #13 REUNI (BAGIAN 96-101)

13.


96. INT. BASEMENT RUMAH LAMA QUNA- SORE - MONTAGE


- Diperlihatkan Quna kecil sedang bersembunyi di basement rumah, dia melihat ternyata kucingnya juga ikut, kucingnya sangat gelisah, Quna kecil menggeleng pelan tanda khawatir, kucing itu mengeong yang menyebabkan para perampok di luar agak curiga.

- Akhirnya Quna kecil berusaha menggendong dan menenangkannya tapi tidak berhasil.

- Quna kecil melihat sebuah pisau besar, dia mengambil keputusan sulit dengan menebas kucing kesayangannya sendiri (tidak perlu diperlihatkan detailnya, hanya diperlihatkan Quna membungkus kepala kucing dengan kain sekenanya untuk meredam suara, dia memegang pisau siap menebas sambil menutup mata dan mengeluarkan air mata).

- Saat Quna kecil menangis tanpa suara dan merasa putus asa, tiba-tiba pintu basement dibuka paksa dan muncul bu Alani.


END MONTAGE


BU ALANI (CONT'D)
(sambil bercucuran air mata) 
Semua perampok dah mati, ibu bunuh mereka. Maafin ibu, harusnya ibu gak jual rumah ini buat keluarga Quna. Mereka perampok sama yang sudah bunuh semua keluarga ibu. Mereka itu bangsat. Ibu gak nyangka mereka bakal balik lagi.


(visualnya sambil menghapus air mata Quna kecil. Akhirnya Quna kecil juga melakukan hal yang sama. Mereka saling menghapus air mata.)


BU ALANI (CONT'D)
Ibu dateng ke sini niat jemput Lissa. Habis kubur perampok, ibu mau pergi cari dia lagi, kamu harus bisa jaga diri, ya.


Quna kecil mengangguk.


QUNA DEWASA (O.S.)
Bu Alani menyelamatkanku di detik terakhir.


CUT TO


97. INT. / EXT. RUMAH LAMA QUNA- PAGI - MONTAGE


- Quna sendirian sampai pagi, terlihat dari ruangan basementnya yang menunjukkan intensitas cahaya yang berbeda, dia benar- benar takut keluar.

- Datang seorang anak laki-laki, yang memapahnya keluar.


QUNA KECIL
Kamu siapa?


DEBRI KECIL
Aku Debri.


- Rumah tampak ramai dengan kedatangan polisi dan warga yang melihat jenazah keluarga Quna kecil. (hanya saja jenazah para perampok memang sudah tidak ada)

- Quna kecil datang sendiri ke makam keluarganya, dan saat dia bangkit sudah berubah jadi remaja.


CUT TO


98. INT. / EXT. RUMAH KONTRAKAN - SIANG


Debri remaja bertamu ke rumah kontrakan Quna remaja dengan tipe satu kamar. Quna remaja hanya membuka pintunya sedikit dengan gemetar.


DEBRI REMAJA (CONT'D)
Kamu masih takut terima tamu ke rumah?


Quna mengangguk.


DEBRI REMAJA
Keperluan sehari-hari aman?


Quna mengangguk.


QUNA REMAJA
Sodaraku masih kirim terus.


QUNA VO
Lalu, semuanya berubah dengan cepat.


CUT TO


99. EXT. AREA DEKAT SEKOLAH LISSA - SIANG


Quna remaja mencoba menyampaikan pendapatnya mengenai dua orang teman Lissa remaja. (keduanya memakai seragam sekolah masing-masing.)


QUNA REMAJA (CONT'D)
Aku dah kasih tahu kebenarannya ke kamu, Lissa. Kenapa kamu gak mau ngerti juga?


FX bunyi plak/ tamparan (Quna remaja ditampar).


LISSA REMAJA
Temenku gak mungkin kayak gitu.


QUNA REMAJA
Apa aku bukan temen kamu? Makanya susah percaya? Sofi sama Arsan, dua-duanya bedebah.


CUT TO


100. EXT. TOKO KUE KECIL MILIK QUNA - PAGI


Quna remaja dan Sofi bicara di depan sebuah toko kue kecil milik Quna remaja.


QUNA REMAJA (CONT'D)
Kok bisa-bisanya Sofi mau pesen kue beracun buat Lissa?


SOFI 
Lissa ambil segalanya dari aku.


QUNA REMAJA
Apa yang diambil? Lissa gak punya apapun, bahkan cuma kamu yang dia anggep sahabat.
Aku saranin Sofi lihat lagi sisi baik Lissa.


Keluar darah dari hidung Sofi, Quna remaja ingin menolong tapi ditepis.


SOFI
Jelas-jelas habis aku mati sekarat ntaran, dia mau pergi jauh, trus ambil semua perhatian orang.
Aku gak tahu ternyata kamu kenal juga sama Lissa dan belain dia, tahu gitu aku gak pesan kue di sini. Kalaupun yang ini sampai gak berhasil, aku bakal cari cara lain.


QUNA REMAJA
Terserah kamu (pelan).


QUNA VO (CONT'D)
Pada akhirnya, aku gak cegah Sofi pergi ke sana. Aku kirim dia ketemu ibu Alani.


CUT TO


101. EXT. LOKASI PENTAS DRAMA OUTDOOR - PAGI


Arsan remaja yang menyamarkan penampilannya, mengawasi IBUNYA/ALANI MUDA (29) di sebuah lokasi pentas drama outdoor dengan ekspresi dingin dan kesal.

Begitu Alani tiba di lokasi, dia tampak berbicara ramah dengan beberapa orang, lalu ada seorang wanita yang merupakan ketua tim artistik, Kila (25) yang menyapa dan mengajaknya berbicara.


KILA
Perkenalkan saya Kila, Ketua Tim Artistik dari pentas drama yang akan kita selenggarakan.


(visualnya sambil mengulurkan tangan)


ALANI MUDA
Oh,iya,saya Alani.


(visualnya tersenyum ramah, menyambut uluran tangan Kila)


KILA (CONT'D)
Selama ini kita mengenal Kak Alani sebagai desainer langganan para selebriti ternama, juga cukup dikenal sering merancang gaun untuk beberapa gelaran. Kenapa tiba-tiba tertarik ingin bergabung membuat kostum drama untuk skala yang bisa dibilang sederhana seperti ini?


Dua penulis naskah drama yang dibicarakan, yaitu dua orang siswi SMA datang mendekat bersama beberapa anggota tim artistik yang lain.


ALANI MUDA
Lagi pula, saya datang kemari juga karena tertarik melihat dua penulis naskahnya. Mereka adalah anak-anak yang istimewa.
Saya senang mengenal dan mendampingi mereka. Saya yakin tujuan semua orang yang ada di sini adalah hal yang sangat baik dan patut didukung. Kita sedang mengusahakan pengumpulan dana amal untuk pengadaan alat bantu bagi anak-anak berkebutuhan khusus.


(visualnya sambil mendekat ke arah dua penulis lalu berdiri di tengah-tengah dan mencoba merangkul keduanya)


ALANI MUDA
(lanjutan)
Saya selalu tertarik mengembangkan ide baru. Kerja sama dengan banyak orang muda seperti kalian bisa menjadi pengalaman menarik yang gak ada duanya. 
Sebetulnya, saya berpartisipasi untuk drama season kedua. Dikabarin untuk dateng di pertemuan berikutnya. Nanti ketika naskah sudah jadi, baru mulai merancang kostum yang cocok, sesuai karakter tokoh maupun jalan cerita. Tapi berhubung ada kesempatan kenapa gak sekalian saya mampir. Kalau boleh, saya ingin mempercepat start kenalan sama dua penulis tersebut. 


KILA
(sambil senyum ramah) 
Oh, tentu saja boleh. Sore ini memang acara perkenalan spesial untuk kita.


Tiba-tiba Alani mengalami batuk-batuk karena alergi dengan debu.


ALANI MUDA (CONT'D)
Maaf, saya memang alergi debu (sambil tersenyum).


Beberapa orang di sekitar Alani langsung memberi perhatian (juga tersenyum), salah satu dari mereka memberi masker.


INSERT

Arsan masih mengawasi ibunya dengan perasaan yang makin kesal.


ARSAN REMAJA VO
Kurasa wanita ini yang punya kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan moral.


CUT TO


102. EXT. AREA DEKAT SEKOLAH LISSA - SIANG


Arsan remaja mengawasi Lissa remaja yang baru pulang sekolah dari jauh. (keduanya memakai seragam sekolah masing-masing)


ARSAN REMAJA (CONT'D)
Apa aku salah kalau kenyataannya ibuku nikah sama ayahmu biar dia punya kesempatan buat tinggalin aku?


Suatu siang sepulang sekolah

Arsan remaja mengulurkan tangan untuk mengajak Lissa remaja kenalan.


CUT TO


103. EXT. AREA PERTOKOAN PINGGIR JALAN - SORE - MONTAGE


- Cuaca gerimis rintik-rintik. Sepulang sekolah Lissa remaja dan Arsan remaja (seragam beda) berjalan di depan area pertokoan pinggir jalan. Lissa remaja di trotoar bawa payung bening polos, Arsan jalan di bawah/di area jalan, mereka saling bertatapan lalu meneruskan jalan di jalur masing-masing.

- Lissa remaja berhenti di depan sebuah toko peralatan, dia tampak masuk ke dalamnya sebentar, lalu keluar membawa sebuah spidol permanen. 

- Lissa remaja menggambar permukaan payungnya dengan gambar bunga daisy.

- Lissa remaja berpapasan dengan dua adik kelas perempuan yang hujan-hujanan di trotoar, dia memberikan payung bergambarnya. Sedangkan spidolnya diberikan kepada Arsan remaja.


END MONTAGE


LISSA REMAJA (CONT'D)
Selama kita masih friend, kantongin terus, ya, kemanapun kamu pergi.


DUA ADIK KELAS
Cieee... makasih, Kak (hampir bersamaan dg ekspresi agak heran tapi senang).


Lissa remaja dan Arsan remaja berjalan beriringan lagi.


LISSA REMAJA

Setiap dapat keberhasilan kecil, coba pikirin satu orang yang terus jadi inspirasimu lalu kasih kado buat dia.


Ada jeda sebentar, lalu melanjutkan.


LISSA REMAJA
(lanjutan)
Aku deg-degan, jangan-jangan kamu kepikiran aku.


ARSAN REMAJA
Jangan mimpi.


LISSA REMAJA
Pikirin dulu baik-baik.


CUT TO


104. EXT. AREA SEKOLAH QUNA & ARSAN - PAGI


QUNA REMAJA VO
Ketakutan yang memuncak. Mengenalnya seperti terlibat sesuatu yang beresiko. Siapa bisa menebak apa niat Arsan pada Lissa.


(visualnya Quna remaja berpapasan dengan Arsan remaja di sekolah dengan raut wajah saling dingin, seragam mereka sama, satu sekolah).


CUT TO


105. EXT. SEBUAH GUDANG TUA KOSONG - MALAM


ARSAN REMAJA (O.S.)
Sebagai hadiah kelulusan, aku dah culik cewek-cewek dengan nama kamu.


(visualnya: setiap ada cewek sekolah yang bernama Lisa akan diculik. Cewek bernama Lisa itu dikelilingi remaja laki-laki dan perempuan yang memakai kaos over size dengan tambahan topeng halus tapi creepy. Di tengah-tengah ada bath up berisi koin-koin separuh penuh, dan cewek itu diceburkan ke sana dengan memakai gaun, lalu dipasang topeng yang sama, selanjutnya difoto dan direkam. Bahkan ada beberapa cewek yang saat diceburkan, setelah difoto topengnya dilepas lalu gaunnya digunting sedikit di bawah sehingga kelihatan compang-camping dan proses itu direkam, sehingga wajahnya diketahui oleh khalayak)

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar