Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Reuni
Suka
Favorit
Bagikan
5. #5 REUNI (BAGIAN 42-46)

05.


42. INT. KAMAR LOTENG - MALAM


LISSA VO (CONT'D)
Sesekali mereka datang jadi model peralatan olahraga.
Dan sekarang aku ngerti, sehari-harinya mereka ternyata sahabatan sama buku. Mereka juga kerja di toko buku. Namanya Madaf Book Store.
Aline mengajakku melihat lantai atas, di kamar loteng besar dan nyaman dengan tiga kasur berukuran sedang, tempat mereka tinggal selama kerja di sini.


ZUNI (CONT'D)
Lissa, karena Aline dapat tugas ini, yuk kita ngobrol soal teman.


ALINE (CONT'D)
Aku mulai ya, temenan sama mereka para cewek lumayan runyam, soalnya kalau diinget, dari dulu aku sering dijadiin bahan coba-coba kreasinya mereka.


Rima mengulurkan kotak berisi perhiasan etnik lalu mendandani Aline.


ZUNI
Kalau temenan sama cowok lebih drama gak sih, seringnya gak ada persahabatan murni.


ALINE (CONT'D)
Kesimpulannya, temenan sama siapapun tu susah-susah gampang. Jadi santai ja nikmatin proses, nemuin temen sejati yang pro, gak perlu buru-buru, nanti bisa tertekan.
Bideway, kita punya circle kecil yang dinamain ARINI.


Lissa memasang wajah penasaran.


RIMA
Artinya Aline, Rima, Zuni.


CUT TO


43. INT. MADAF BOOK STORE - PAGI


Pandangan Lissa bersafari menjelajahi seluruh interior bangunan toko buku yang cukup estetik.


LISSA VO (CONT'D)
Toko buku yang selalu hidup walau cuaca hujan deras, ada saja pengunjung berdatangan.


Lissa mengamati Aline sedang melukis sesuatu di counter toko buku. 


LISSA
Ini apa?


ALINE (CONT'D)
Ini bengkuang.
Walau dia terkubur, tapi kalau kamu kupas warna di dalemnya putih bersih.
Aline ngerasa, ngelukis ini lumayan bantu ngebersihin pikiran.


LISSA VO
Singkong ma pocong juga putih bersih. Panjang lagi. Bedanya yang satu putih di dalem, satunya putih di luar, dalemnya penuh dosa.


Lissa melihat-lihat buku, ada seekor kucing berkeliaran di sekitarnya. Dia mengambil buku sketsa dari dalam tas dan mulai menggambar. Lissa sesekali tersenyum atau berinteraksi kecil dengan kucing.


ALINE
Lissa mau beli buku apa?


LISSA
Masih lihat-lihat.


Aline berbicara pada seorang PEMUDA (17) yang merupakan pengunjung baru di toko bukunya. Sambil tetap melihat buku, Lissa mendengar suara mereka lamat-lamat.


PENGUNJUNG
Kak, gue mau kasih hadiah buku for someone spesial. Dia termasuk anak pinter, jadi kemungkinan suka baca, tapi gue beneran gak punya ide.


ALINE
(pakai nada suara yang bijaksana)
Kasih buku geografi.


Dari tempatnya berdiri Lissa menimpali pembicaraan mereka.


LISSA
Buku paket dua ratus halaman. Langsung masukin tasnya. Berkesan banget, tu.


PENGUNJUNG
(sambil nyengir)
Seriusan? Karung beras ajaib kali, mau nyelonong masuk tas.


ALINE
lebih simple sih ajakin nonton dulu, rame-rame bareng temen ga masalah. Jadi biasanya, langsung ketahuan sukanya genre apa. Kamu pelajarin tu semua referensinya. Baru ajakin ke sini, sambil pamer knowledge.


PENGUNJUNG
Masalahnya gue gak mau sampai ada yang tahu, termasuk dia...


ALINE
Ah, tipe secret admirer.


LISSA
Cari tahu dulu nama temenmu di kolom peminjaman buku di perpus.
lalu simpulin ndiri, apa yg dia baca.


PENGUNJUNG
Siap.


Sambil menggendong kucing, Aline berbicara dengan Lissa.


ALINE
Kalo Lissa, suka nonton film apa?


LISSA
Seumur hidup gak akan ada yang repot mikirin hadiah buat aku, atau ajakin nonton.


Lissa memeluk buku sketsa dan memejamkan matanya.


ALINE
Kok, jadi kelabu sedih. Kayak ujan di luaran. Pastinya ada, Lissa. Kamu tadi gambar sesuatu. Itu sketsa bajukah?


Aline melepaskan kucing. Lissa menunjukkan gambar sketsa sebuah bangunan gedung dengan beberapa lantai dan kamar-kamar. Ada sesuatu yang menjulang di tengah-tengah bangunan dan berwarna lebih gelap.


ALINE
Ini gambar pabrik?


Lissa menggeleng.


ALINE
Ada cerobongnya. Apa ni semacem saluran, atau cerobong perapian buat penghangat ruangan?


LISSA
(lebih kepada dirinya sendiri)
Bukan, Aline. Tapi aku heran ngapain dia muncul di lantai atas.


Aline mengembalikan buku sketsa kepada Lissa. Dia pergi menuju satu spot, mengambil sebuah buku harian kosong yang menurutnya paling bagus, membuka kemasan plastik luarnya, lalu membuka dan menuliskan beberapa kalimat di halaman depan.


ALINE
Sekarang Aline yang mulai, ini buku cerita terbaik, spesial buat kamu.


Lissa membuka buku dan membolak-balik halaman yang kosong.


LISSA
Ini kosong.


ALINE
Akhir-akhir ini banyak orang punya lapisan yang rumit, nah, kali ja punya temen buku jadi lebih sederhana.


LISSA
Heran, deh, jangan-jangan, selain dua kerjaamu yang dah ada, kamu ambil kuliah psikolog juga, ya?


ALINE
Selamat, (jeda satu detik) tebakanmu salah.


LISSA (CONT'D)
Gak ngeh mau nulis apa, padahal pernah ikut kelas nulis juga, cuman gak pernah praktek, cuman punya stok diri sendiri, bisa dibilang ngebosenin.


ALINE (CONT'D)
Kalau gitu, tulis ja tentang Lissa. Tulis tentang Aline. Tulis tentang dia yang bernama Shif Malam, kucing jenis Lilac ragdoll punya Aline.
Nanti aku ceritain lebih banyak lagi.


CUT TO


44. INT. EXT. RUMAH LISSA- BALKON - KAMAR LISSA - KORIDOR - MALAM


Lissa membaca tulisan yang dibuat Aline pada lembar pertama buku hariannya.


FX bunyi lembaran kertas dibalik.


INSERT tulisan di buku:

Dia yang punya seratus tempat untuk menampung isi hatimu tanpa keraguan dan gak akan pernah berbalik menyalahkanmu adalah buku harian.

Lembaran itu sudah pasti tulus, akan menjaga rahasia baik-baik.


Lissa menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya seperti seseorang yang ingin membuang beban jauh-jauh. Dari arah jendela kamar, dia bisa melihat di bagian bawah gedung rumahnya terdapat mobil berisi dua orang laki-laki yang biasa mengawasinya.


LISSA VO (CONT'D)
Kepada dua orang yang lagi jaga di bawah.
Kalau misal nanti lampu kamar masih nyala, bukan karena aku bandel gak mau tidur. Paling akunya lagi nulis-nulis. Kasihan, ntar kalian gak bisa istirahat


Lissa duduk di meja kerja dalam kamarnya dan mulai menuliskan sesuatu.


LISSA VO (CONT'D)
Kafe Bazar Hujan manawarkan pemandangan ketidakteraturan namun menyenangkan. Itu semua terjadi saat Lissa menyaksikan Aline berputar-putar di sana, memakai celemek berkantung batik di antara kesibukannya mengurus kafe. 


Lissa merenung sebentar dan berpindah tempat di balkon, lalu mulai menulis lagi.


LISSA VO (CONT'D)
Kucing Lilac Ragdoll kepunyaan Aline bernama Shif Malam. Lissa mengira dari nama, kucing tersebut akan bernuansa gelap dan memasang mata awas. Meneliti penuh selidik, seperti isi pikirannya. Ternyata di luar dugaan, dia diselimuti mantel ringan putih susu disertai abu pucat dan krim. Mata biru beningnya tertanam untuk sebuah wajah gemas boneka, memandang Lissa penuh kedalaman. Aline senang menceritakan kisah Shif Malam yang senantiasa menemaninya.


FX bunyi pintu diketuk.


Lissa merasa kaget, lalu membuka pintu kamarnya. Dia melihat seorang laki-laki (Arsan) membawa seikat bunga liar yang indah berdiri di kamar dua pintu ke arah kanan setelah kamar seberang.


FX bunyi pintu diketuk. 

(visualisasinya laki-laki itu mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban.)


ARSAN
Mungkin lagi tidur.


FX bunyi pintu diketuk. 

(visualisasinya Laki-laki itu mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban.)


Laki-laki itu menempelkan telinganya ke pintu.


ARSAN
Mungkin di kamar mandi.


Di sisi lain, Lissa terus memperhatikan dari pintu kamarnya. Laki-laki itu memegang tengkuk belakang, seperti merasakan sesuatu, lantas berbalik dan mendapati Lissa melihat ke arahnya. Laki-laki itu melangkah ke hadapan Lissa.


FX bunyi langkah kaki.


ARSAN
Buat Felis Alissa Rayyan.


(visualisasinya sambil menyerahkan bunga.)


LISSA (CONT'D)
Aku gak pernah pesen bunga ini. Maaf, sebelumnya. Aku tuh heran sebenernya apa kerjaan kamu, bisa random banget, kadang sok wartawan, kadang punya bakat montir, sekarang jadi kurir bunga, besok jadi kurir paket. 
Kamu, (jeda), tahu alamat rumahku dari mana? (pada kalimat ini pelan dan menunduk)


ARSAN
Aku tadi ketemu sama tukang kirim bunga di depan. Rumah florist awan.


LISSA VO
Cowok ini gak tahu gunanya halte pura-pura.


ARSAN (CONT'D)
Aku baru nyadar kalau ada kemungkinan satu barang berharga punyaku, kalung, gak sengaja jatuh di mesin mobil kamu pas lagi ngecek mesin kemarin.


LISSA (CONT'D)
Atau sengaja dijatuhin.


ARSAN (CONT'D)
Curigaan mulu sama orang, susah sendiri, lho. 
Aku tahu alamat tempat ini dari kamu. Start dari halte, waktu kamu minta mobil yang dah dibenerin dianterin orang bengkel ke sana.


LISSA (CONT'D)
Harusnya kujemput di bengkel.
Kamu mulai jadi penyelidik.


ARSAN
Aduh, aus banget rasanya.


Arsan sedikit berdehem. Lissa terpaksa membiarkan Arsan masuk.


LISSA
Sebentar aku ambilin minum dulu. Habis ni, kamu langsung pulang ja. Soalnya gak pas rasanya kamu dateng malem-malem kayak gini. Harusnya tunggu di luar.


ARSAN
Aku ada ide.


Arsan pergi mengecek ke balkon dan menemukan kursi di sana. Lissa merasa tidak bisa mencegah laki-laki keras kepala itu.


ARSAN
Kalau duduk di luar sini, berarti boleh?


Lissa pergi ke dapur untuk mengambil minum. Di dapur, Lissa merasa kesal. Dia ingin mencuri kesempatan untuk menelepon rumah florist awan. Tapi urung.


LISSA
Florist awan. Dari mana dia tahu?


Lissa bergerak gelisah di dapur.


(FLASH) CU pintu dan jendela.


Lissa membawa minuman ke balkon. Dia sempat mengecek ke bawah dan mengetahui bahwa mobil yang mengawasinya sudah tidak ada. 


LISSA
(pelan)
Dah gak ada.


Saat menoleh, dia terkejut melihat buku hariannya yang ada di meja balkon, sedang dipegang Arsan. Lissa mau berusaha mengambil, dan tanpa sengaja minuman yang dibawanya tumpah ke baju laki-laki itu. Arsan kembali meletakkan buku harian di meja.

Lissa juga meletakkan gelas ke meja dan berniat mengambil tisu di dalam untuk mengelap noda di baju Arsan.


LISSA
Sebentar, aku ambil tisu.


ARSAN
Gak perlu.


Tanpa diduga Arsan mengambil gelas dan menuangkan sisa air minum ke lengan baju Lissa.

Spontan Lissa agak menggulung lengan sweaternya (pengambilan dari belakang tidak diperlihatkan tangannya), lalu cepat-cepat menurunkan lagi.


LISSA
( kesal)
Kamu kenapa, sih?


Lissa mengambil buku harian dan melihat sudah ada tambahan tulisan di sana.


{Lissa dan kucingnya sama2 boneka. Bedanya, Lissa itu boneka yang perlu diruwat}


Lissa menutup buku harian dan mendekapnya. Tubuh Lissa merosot lemah ke kursi.


ARSAN
Kucingmu agak unik, Shif Malam.


LISSA (CONT'D)
Itu punya Aline, bukan punyaku.
Kamu kurang teliti pas baca buku harian orang.


ARSAN
Aku Arsan.


BCU mata Lissa berkedip. 

Lissa menatap Arsan sekilas lalu kembali seperti semula.

Lissa membuka kartu pesan yang ada di bunga liar. 


Untuk Felis Alissa Rayyan

Bunga liar yang punya nyali kuat


ARSAN 
Kado dari temen, apa kamu mau terima?


LISSA
Tentu, aku emang jarang dapet kado, biar yang ini kayaknya jenis kado gelap.


Lissa melihat kucing Aline berjalan melintasi balkon lalu masuk kembali ke kamar.


LISSA (CONT'D)
Lihat! Shif Malam, baru pertama ke sini. Sampai kaget, jangan-jangan Aline juga ada.


Lissa menatap Arsan.


LISSA (CONT'D)
(lanjutan)
Dia secara gak langsung nyuruh aku masuk ke dalem dan ngejauhin kamu.


ARSAN
Aku gak lihat ada kucing.


Lissa bergegas masuk ke dalam untuk segera menemukan kucing Aline, dia mencari-cari, tapi ternyata tidak ada.


Arsan mendapati Lissa yang kembali menempati kursinya.


ARSAN
Mana Aline? Katanya ke sini. Aline si pemilik kafe hujan?


LISSA
Dia kerja di sana. (bicara sambil lalu) Bakat suka nanya kamu mulai keluar.


Lissa melihat isi buku hariannya lagi sepintas.


LISSA
(lanjutan, agak berbisik ke diri sendiri)
Toko buku kenapa jadi kafe? 


Lissa memandang ke Arsan lagi.


LISSA
(lanjutan)
Soal mereka siapa, ya terserah aku, apa gunanya kamu tahu, kamu bukan siapanya aku.


ARSAN (CONT'D)
Kembali ke aturan awal. Lagi-lagi bukan salahku, soalnya kamu yang bikin aku penasaran.
Lissa, kita bisa lho, join nulis buku harian.


LISSA
Ih, tawaran kamu aneh, dan gak ada buku harian rame-rame.


ARSAN (CONT'D)
Gimana kalau join nonton film.
Atau kamu gak punya nyali.


Lissa menunduk dan berpikir.


ARSAN (CONT'D)
Aku cucunya kakek Sef. Dia mau minta maaf soal keserempet sepeda kemaren. Lissa, kamu diundang ke rumah.


LISSA
Itu Kek Sef, pas pilih bunga sama tulis kartu ucapan lagi keinget seseorang dari tahun 70 80an. Jadi gak tega.


CUT TO


45. INT. BALKON RUMAH LISSA - MALAM


SUARA SPEAKER/JAFFAN (O.S.)
Untuk siswa bernama Felis Alissa R diharap mengembalikan buku.
Sekali lagi, siswa bernama Felis Alissa diharap mengembalikan buku.


Lamat-lamat terdengar suara memanggil, Lissa sebenarnya masih termenung sendiri, setelah kepulangan Arsan.


LISSA VO (CONT'D)
Jaffan saudara jauhku, si koordinator bidadari bumi itu suka menempatkan orang-orang dengan cara unik.
Aline bebas melukis bengkuang saat kerja di toko buku. Trio ARINI jadi model sunyi. Dia sendiri senang pakai mobil perpus keliling biar bisa panggil nama Lissa di sembarang tempat. 
Itu adalah mobil jemputanku dengan Jaffan sebagai sipir, (jeda), maksudku supir. Kadang aku emang ngerasa sedang tinggal di penjara.


(visualnya tampak wajah Lissa di depan cermin yang sudah dipasang teralis vertikal, sehingga benar-benar seperti dalam penjara).


LISSA
Dia lupa waktu, Ini dah malem.
Mentang-mentang tahu aku gak punya tetangga.


CUT TO


46. INT. MADAF BOOK STORE - MALAM


Lissa ada di dalam toko buku Madaf. Dia bercakap-cakap dengan Jaffan dan ARINI yang sedang sibuk melayani pengunjung di sekitar counter buku.


LISSA 
Jaff, toko bukumu kan lumayan rame, ada pengunjungnya lah, sampai malam gini. Padahal dah mau jam tutup. Gimana kalau dikembangin lagi, jadi kafe buku gitu. Tinggal nambahin menu sama banyakin meja kursi ala-ala kafe. Kalau perlu tambah di luar.


JAFFAN (CONT'D)
Seru juga idenya. Gue pikirin lagi, ya. Bentar, gue mau nengokin yang pada lemburin baju golf dulu. Dua hari lagi pesenan mau diambil buat turnamen, eh, warna subliman tangan sama badan gak rata. Tangan gak jadi dipasang, harus ganti. 


LISSA
Perlu tambahan inspirasi, gak? Tanpa payet.


JAFFAN
Biarin, kamu di sini ja, temenin Aline.


Jaffan pergi meninggalkan toko buku.


LISSA
Jangan lama-lama.


Lissa merasakan sesuatu di kakinya, ternyata itu adalah Shif Malam. Kucing itu memakai semacam kostum reog putih dari bulu-bulu angsa. Lissa langsung mengelus kemudian menggendongnya.


LISSA
Shif Malam gemoy punya kostum sekarang. Iya, pus.


ALINE 
(sambil senyum)
Kerjaannya Rima, tuh. Biar bisa ngereog katanya.


Rima dan Zuni tertawa kecil.


ALINE
Kamu suka Shif Malam?


Lissa mengangguk. 


ALINE
(lanjutan)
Kalau gitu Shif Malam sekarang jadi hadiah kedua buat Lissa.


Aline mendekat dan ikut mengelus kucing yang ada dalam pelukan Lissa.


ALINE (CONT'D)
Kucing ini sekarang punya kamu, tapi biar kita-kita yg ngerawat di sini, soalnya pengunjung toko pada suka.  


Mata Lissa berbinar.


LISSA (CONT'D)
Beneran, makasih ya. Eh, aku mau tanya. Emang, tadi Aline sama kucing sempet main ke rumahku, ya. Kok, aku kayak lihat.


ZUNI
Shif Malam tu bukan kucing biasa, dia bisa teleportasi. 


Rima dan Zuni tertawa kecil.


ALINE
Kalaupun kejadian kayak gitu, ya, palingan Jaffan. Kalau Aline jarang-jarang pergi.


Lissa melepas kucing. Dia menggamit tangan Aline agar sedikit menjauh dari yang lainnya, karena ingin menyampaikan sesuatu. 


LISSA
Lissa mau curhat dikit, boleh?


ALINE
Banyak juga gak papa. 


LISSA (CONT'D)
Ada yang ngajakin nonton, tapi orangnya aneh. 


ALINE
(Antusias)
Aneh gimana?


Lissa tampak menyampaikan sesuatu (suara tidak dimunculkan).


CUT TO






Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar