Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
08.
61. INT. / EXT. JALAN RAYA - MOBIL - PAGI
Dalam perjalanan menuju butik, Lissa akhirnya menyadari bahwa ada motor yang mengikuti mobilnya. Sempat terjadi kejar-kejaran. Saat motor itu melaju di samping mobil Lissa, pengemudinya misterius mengeluarkan surat yang diambil dari kantongnya dan memasukkannya lagi.
Lissa mengabaikannya.
Saat merasa berhasil menghindar, dia berhenti sebentar dan menelepon kakek Sef.
Lissa mengendarai mobilnya lagi. Motor itu berhasil menemukan Lissa dan mencegatnya. Pengemudi misterius melepas helm tapi tampak masih mengenakan topeng kulit yang halus tapi creepy. Dia turun dan menggedor pintu mobil Lissa.
Saat dia mau memecahkan jendela mobil, Lissa menggeleng dan memberi isyarat jangan, dia membuka pintu mobil dan keluar. Lissa menerima surat.
Lissa membaca isi surat pelan.
Lissa meremas surat itu.
CUT TO
62. INT. KAMAR LISSA - SIANG
Di meja kerjanya di kamar, Lissa membandingkan tulisan di surat yang baru dia terima dengan surat yang pertama, ternyata beda.
Visualisasinya:
CU foto butik Alani/ rumah lama Lissa.
Title:
"Beberapa hari dalam kesendirian"
CUT TO
63. INT. RUMAH LISSA - MALAM
Lissa memberanikan diri untuk mengambil kunci cadangan dan membuka beberapa kamar lain.
Dengan gemetar dia mencari di dalam koridor dan kamar-kamar, memanggil-manggil dalam kegelapan. Berharap bisa menemukan Shif Malam.
Lissa menelepon Mita yang masih ada di butik selagi belum jam pulang kerja.
INTERCUT
64. INT. BUTIK LISSA - MALAM
INSERT
Mita tidak mengetahui, bahwa di belakangnya ada BU ALANI (35) yang tidak sengaja mendengar pembicaraan teleponnya dengan Lissa.
INTERCUT
65. INT. RUMAH LISSA - KAMAR LAIN - KORIDOR - KAMAR LISSA- MALAM
Lissa menutup pembicaraan teleponnya. Dalam sebuah kamar, Lissa menemukan buku sketsa baju yang dia kira kepunyaan bu Ismi.
Lissa agak sedikit heran tapi tidak terlalu serius dan mengembalikan buku itu ke tempat semula. Lalu dia berubah pikiran dan mengambilnya.
Saat mau keluar kamar, Lissa dikagetkan dengan kedatangan seseorang. Tiba-tiba Lissa menyerangnya dengan pisau kecil yang dia kantongi. Setelah leher orang tersebut terluka, dia baru menyadari bahwa orang tersebut adalah Arsan.
Lissa dan Arsan berjalan melewati koridor lalu masuk ke kamar Lissa.
Lissa menatap Arsan intens tapi tidak mengatakan apa-apa lagi.
Lissa dan Arsan rebahan berdua di kasur tipis di balkon, dengan dibatasi guling di tengah.
Lissa memukulkan guling ke muka Arsan.
CUT TO