Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
18.
131. INT. RUMAH LISSA - SORE
Empat orang (Kun, Arsan, Mita, dan Lissa) kelihatan duduk gelisah dengan pikiran masing-masing.
FX suara ketukan.
Semua menoleh, ternyata Debri.
Lima orang duduk di meja makan, empat makan dengan menu nasi kotak yang dibawa Debri. Sedangkan di depan Debri sendiri ada segelas minuman soda.
(Visualnya tone gambar menjadi full abu termasuk Lissa yang sedang berjalan di lorong, kecuali di ujung lorong ada bu Alani menunggu dengan efek tubuhnya seperti agak transparan dan seperti ada kobaran api transparan berwarna abu gelap sesuai warna bajunya yang hitam. Di lain waktu warna bajunya putih begitu juga kobaran apinya (yang berwarna hanyalah bu Alani). Ada sesuatu yang dia katakan saat Lissa persis sedang berjalan di depannya. Suara bu Alani double/ganda)
Lissa terus melanjutkan langkahnya walau dengan tubuh agak bergetar seolah dia sedang berusaha keras pura-pura tak pernah melihat ada siapa-siapa sebelumnya.
Mita menggeleng pelan.
Arsan dan Lissa seperti sedikit mencuri dengar dan kontak mata, tapi masih meneruskan makan.
(Visualnya Lissa bicara tanpa melihat siapapun, dengan ekspresi datar, lalu meneruskan makan.)
BEGIN MONTAGE VARIOUS LOCATIONS
A. Lissa keluar dari kamarnya.
B. Arsan, Kun dan Debri ngobrol sambil duduk ngopi di balkon.
C. Mita keluar dari kamar mandi Lissa dengan memakai gaun hitam yang pernah dikira Mita sebagai hadiah ultahnya.
D. Kun yang sedang duduk mengobrol, melihat kakaknya.
END MONTAGE
CUT TO
132. INT. RUMAH LISSA - RUANG JAHIT - SORE
FLASHES
Lissa kecil sedang naik ayunan kayu yang diikat di bawah pohon. Dia berayun-ayun ringan. Beberapa meter dari ayunan ada sebuah sumur yang atasnya diberi tutup kayu papan melingkar. Ada seorang pemuda sedang menimba air di sana, sebelumnya dia membuka tutup kayu itu. Seseorang yang sedang menyapu halaman menggunakan sapu lidi, salah satu bibi Quna, mengajaknya bicara.
Lissa kecil melihat Quna kecil menapis beras dengan tampah ukuran sedang. Sesaat kemudian, Quna kecil menoleh kepadanya lalu tertawa yang agak aneh (malah seperti menertawakan Lissa kecil). Tiba-tiba seperti ada yang mendorong ayunan Lissa dengan sangat kuat sehingga Lissa terpental.
(keterangan: pengambilan gambar Lissa yang awalnya dari depan langsung berubah dari belakang lalu didorong dengan cepat.
- Siapa atau tangan siapa tidak perlu diperlihatkan.
- bagian Lissa terjatuh tidak perlu diperlihatkan, hanya terpentalnya saja.)
Lissa tersadar bahwa itu adalah bayangan. Dia diam sejenak menenangkan diri.
Lissa sedang sibuk menjalankan mesin jahit saat Arsan memanggilnya. Lissa kelihatan lebih misterius dan memakai kaca mata hitam.
Lissa menoleh. Itu adalah Quna (memakai baju biasa), untuk pertama kalinya Lissa bertemu secara langsung dengan teman masa kecilnya tersebut.
Lissa menyeret Quna menuju meja potong. Di meja itu sudah ada tumpukan kain yang ditata (bisa bahan two tuck/spandek/serena/habutai/lainnya) yang bagian atasnya digambar pola badan belakang.
Tangan Quna diikat di ujung meja, tp masih di atas pinggiran pola, sementara mesin potong siap dijalankan. Bila Lissa memotong sesuai pola, maka tangan Quna yang menutupi pinggiran pola itu akan terpotong.
FX bunyi mesin potong.
Saat mesin mulai dinyalakan, tampak ada air mata yang mengalir di bawah kaca mata Lissa. Quna sendiri pasrah dan gak berusaha melepaskan diri.
Mesin dijalankan pelan-pelan.
Arsan yang tadinya pergi ke kamar Lissa,
akhirnya sudah balik dan mengetahuinya. Dia segera berusaha membantu Quna membuka simpul ikatan itu sampai berhasil. Lissa lalu mematikan mesin.
Quna memberi kode kepada Lissa, mereka berdua kompak menjambak dan memukul Arsan (bukan pukulan serius), sementara Arsan hanya berdiri tegak dan pasrah.
Quna mendekat. Lissa dan Quna berpelukan erat sambil menangis.
Lissa tersadar, ternyata pertemuannya dengan Quna hanyalah bayangannya saja.
CUT TO
133. INT. RUMAH LISSA - SORE
Lissa sedang berjalan, di belakangnya ada tangga, dan di belakang tangga ada bu Alani yang baru saja keluar dari persembunyiaannya, tapi Lissa tidak menyadari kehadirannya.
Ada kilasan bayangan, dimana satu persatu temannya terpisah dan tertangkap ibu Alani.
FLASHBACK - BEGIN MONTAGE VARIOUS LOCATIONS
A. Mita disergap dari belakang saat jalan di koridor. Mita berhasil melepaskan diri, teriak dan lari (mendekat, ke arah kamera). Di belakang, bu Alani melempar pisau dan mengenai punggung Mita sampai Mita rubuh, dan bu Alani di belakangnya terlihat sedang berdiri.
B. Debri yang bertarung dengan bu Alani di rooftop, dan sudah hampir kalah.
C. Kun dan seorang laki-laki pembunuh (yang mati bertarung dengan cewek berpiyama putih), keduanya digantung terbalik dalam sebuah kamar, sedangkan Mita duduk di kursi dalam kondisi terikat di sudut ruangan. Bu Alani tampak membawa gunting tanaman yang besar, lalu bersiap memotong kepala laki-laki pembunuh yang sedang digantung terbalik itu, di hadapan Kun dan Mita yang berteriak histeris.
D. Arsan yang sudah berdarah-darah diseret bu Alani dari bawah tangga ke atas.
Diperlihatkan masing-masing kamar di lantai atas telah diisi mayat para pembunuh kemarin, ataupun korban yang masih hidup, yaitu semua teman Lissa di gedung rumah tersebut. semua pintunya sengaja dibuka dan mereka diletakkan di sana, sehingga bila ada orang lewat maka akan melihat pemandangan
mengerikan di kanan kirinya.
E. Korban seorang laki-laki yang memang sudah mati tergantung.
F. Kun yang luka-luka digantung terbalik, darah menetes sedikit demi sedikit dari kepalanya, air mata merembes dari matanya melewati kening, dia terus berusaha melihat ke arah samping belakang, yaitu di sudut ada Mita yang terduduk sekarat di kursi, sudah ada tiga macam pisau yang menancap di tubuhnya (pisau kecil di leher, pisau sedang di punggung, pisau daging di paha).
Di samping Kun juga masih ada bekas tali yang sempat dipakai untuk menggantung laki-laki pembunuh.
G. Cewek berpiyama putih ditidurkan di sofa lengkap dengan bantal tidur di kepala dan selimut.
H. Dua cewek berseragam (cewek 1 dan 2) diletakkan pada sebuah kamar, di belakang mereka ada beberapa manekin tanpa kepala, karena kepalanya dipenggal.
I. Sebuah potongan kepala laki-laki (yang sempat digantung terbalik bersama Kun) diletakkan di kursi, dan bagian tubuh lainnya yang telah termutilasi yang tidak karuan berdarah-darah ada di kantung plastik hitam di sampingnya.
J. Arsan yang sudah terluka parah dirantai di kursi, tepat di depannya Lissa dengan bibir berdarah juga diikat di kamar seberang, di leher Lissa sudah dikalungkan tali agar bu Alani bisa membunuhnya kapan saja, mereka (Arsan dan Lissa) saling menatap.
Lissa tersenyum.
CUT TO
134. EXT. PADANG ILALANG - SORE
FLASHES
Lissa melihat visi bahwa keadaan di sekitar mereka berubah. Itu adalah suasana sore yang indah, ada set meja kursi di tengah padang ilalang. Arsan dan Lissa duduk berhadapan dengan pakaian bagus. Ada lampu pelita yang menyala di meja.
CUT TO
135. EXT. INT. RUMAH LISSA - SORE
Quna datang ke rumah Lissa dengan kostum biru muda bersayap dan membawa pisau. Dia sudah sampai di depan.
Diperlihatkan Quna berjalan dan melihat tubuh Debri yang tampak seperti terjatuh dari ketinggian. Dia berhenti untuk menutup mata Debri yang sebelumnya terbuka. Quna lalu melanjutkan berjalan menelusuri lorong/koridor dengan percaya diri seperti berjalannya seorang model di catwalk, dia tersenyum sambil menangis.
CUT TO FLASH BACK
136. INT. KAMAR QUNA - SORE - FlASHBACK
Quna menulis di buku harian Lissa di kamarnya.
END FLASHBACK
FLASH BACK CUT TO
137. INT. / EXT. RUMAH LISSA - SORE
visualnya
BEGIN MONTAGE VARIOUS LOCATIONS
A. Quna berjalan melewati koridor lantai atas.
B. Bu Alani menunggunya di rooftop dengan membawa pisau juga (punya bu Alani sudah berdarah).
END MONTAGE
CUT TO FLASH BACK
FLASHBACK
138. INT. / EXT. RUMAH ALANI - MALAM - BEGIN VARIOUS MONTAGE
A. ALANI (18) sampai ke rumahnya, dia sadar sedang diintai seseorang di belakang pohon tidak jauh dari rumahnya.
B. Listrik di rumah Alani mendadak mati, lalu terdengar bunyi berisik.
FX bunyi pintu dibuka paksa.
C. Seorang laki-laki menyergap Alani dari belakang sehingga keduanya terjatuh di lantai, Alani berusaha melakukan perlawanan.
D. Laki-laki penguntit tersebut sudah terikat di tiang kayu di dalam basement, Alani (bagian ujung bibirnya sudah lebam dan terluka) memukulnya pakai kayu bakar berkali-kali.
E. Alani mencari dan menemukan peralatan lama milik ayahnya.
F. Sambil menangis, Alani memukuli laki-laki yang sudah berdarah dan hampir tak sadarkan diri tersebut memakai papan halus yang sudah diberi puluhan paku berkarat.
END MONTAGE
CUT TO
139. INT. KAMAR AYAH MELA - MALAM
MELA (22) tampak berbicara kepada ayahnya yang sedang terbaring lemah di kasur sambil memegang tangannya.
CUT TO
140. INT. SEBUAH BUTIK KECIL DI KOTA (SEKARANG BUTIK LISA) - PAGI
Alani menuntun Mela ke lantai atas untuk membereskan kotak-kotak baju yang akan dia masukkan dalam acara preloved. Tapi sebenarnya ini hanya masuk dalam rencana pembalasan Alani terhadap Mela.
Mela merasa khawatir dan heran melihat sudut bibir Alani yang lebam, tapi cara Alani berbicara menunjukkan hal yang sebaliknya.
Alani terlihat ramah, dan di saat bersamaan, Mela merasakan ada sesuatu yang dingin dan menekan di matanya.
Mela benar-benar membuka sepatu dan menentengnya. Dia ikut naik ke lantai atas dengan perasaan ketar-ketir.
CUT TO
141. KAMAR MANDI BUTIK KECIL (BUTIK LISA DULU) - SIANG
Mela dalam keadaan terikat dan direndam dalam bak mandi yang diberi potongan balok-balok es batu. Wajahnya sampai pucat.
Lalu datang Alani membawa sebongkah es batu berukuran sedang dan memukulkannya ke kepala Mela sampai dia sekarat (tidak perlu diperlihatkan detailnya). Alani lalu meninggalkannya.
CUT TO
142. INT./ EXT. BUTIK ALANI - SIANG
Sambil berjalan masuk ke dalam butik Alani, dua orang pelanggan perempuan berbicara dengan akrab mengenai kehidupan pribadi mereka.
Pelanggan cewek 2 memperagakan gerakan mengerling/mengedipkan mata yang cukup imut dan agak menggoda.
Mereka berdua dah sampai ke dalam butik lalu memilih-milih baju dan gaun. Sebelumnya, sudah ada bu Alani sebagai pemilik butik yang sedang melayani pembelinya, yaitu bu Ismi. Tidak lama kemudian, hujan turun dengan deras, lalu datang Ruki dan Winda numpang berteduh. Winda yang baru pertama kali tahu keberadaan tempat itu, terlihat antusias.
Pelanggan cewek 1 tampak berjalan di butik dengan gesture yang agak mencurigakan lalu kembali lagi ke temannya yang sudah berada di area fitting gaun yang lebih private, sambil bicara agak pelan, tapi suaranya masih lumayan bisa didengar.
Kedua perempuan tertawa kecil. Tanpa sepengetahuan mereka Bu Alani mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Kebetulan, keadaan butik telah sepi. Saat mereka mau pulang, bu Alani menawarkan sesuatu kepada mereka.
CUT TO
143. INT. RUANG BASEMENT RUMAH BU ALANI (BAGIAN BAWAH BUTIK) - SIANG
Diperlihatkan bahwa kedua perempuan telah berada di kulkas jenis freezer dalam keadaan terpotong-potong, beberapa bagian tubuhnya ada yang sudah terbungkus plastik bening. Bu Alani menutup pintu kulkas yang berada di sebuah kamar tembusan di basement rumahnya.
CUT TO