Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
03.
22. INT. KAMAR LISSA - MALAM
Lissa mencari tahu lagi info lanjutan tentang Quna menggunakan laptop.
INSERT foto Quna berdiri di depan sebuah kafe kue yang kemarin disinggahi Lissa.
INSERT
- foto beberapa pengunjung sedang mencicipi aneka kue (Dalam foto tersebuat juga ada Kun, Debri dan Hara sedang duduk di sebuah meja, walau gambar mereka kurang begitu jelas dibanding pengunjung lain.
- foto Kun memberikan buket bunga kepada Quna (engle Kun tidak terlalu tampak jelas wajahnya, tapi baju yang dipakai bisa dicocokkan dengan foto sebelumnya)
Lissa menutup laptopnya perlahan lalu berbaring di kursi panjang dan menutup wajahnya dengan bantal.
CUT TO
23. INT. KAFE QUEEN OLIVE - PAGI
QUNA (21) dan beberapa temannya berkumpul di kafe miliknya. Sebagai hadiah lancarnya launching kafe barunya tersebut, teman-temannya menawarkan bantuan unik untuk berbelanja bahan-bahan pembuatan kue. Quna menyerahkan list belanja kepada teman-temannya.
Quna menoleh ke arah para karyawan kafenya.
Arsan bicara dengan wajah serius, tapi teman-temannya tersenyum karena kata-katanya.
Seorang staf perempuan datang membawa beberapa macam minuman ke meja. Sesaat kemudian, Kun datang dengan wajah gelisah.
Debri terlihat mulai kurang nyaman dengan percakapan teman-temannya.
Kun tampak seperti orang yang sedang berpikir. Quna cukup menangkap sikap Kun yang memang menyimpan kegelisahan sedari awal.
Setelah balik dari kamar mandi, Debri pamit pergi. Hara ikut dengannya. (suara tidak dimunculkan)
Kun juga menyusul pamit seperti teman-temannya.
Tinggal Quna sama Arsan. Quna memperhatikan Arsan yang kelihatan dingin.
Begitu Kun berjalan keluar kafe, yang muncul keluar adalah Ruki.
CUT TO FLASH BACK
FLASHBACK
24. EXT. KAFE ES KRIM - SIANG
RUKI (23) (memakai kaos hitam) yang berdiri di depan sebuah kafe sedang menerima telepon dari WINDA (21). Cuaca sedang mendung.
Beberapa anak kecil datang membawa kado.
Ruki mengaktifkan loud speaker dan meletakkan hape di salah satu meja di luar kafe. Kotak kado kiriman seseorang yang dititipkan melalui anak-anak kepadanya segera dibuka, isinya adalah sepatu dan sebuah gantungan kunci bertuliskan Mita. Ruki mengedarkan pandangannya untuk mencari-cari dimana si pengirim sembunyi ketika seorang anak perempuan kecil membisikkan sesuatu ke telinganya.
FX suara napas terengah-engah karena ketakutan dari hape Ruki.
FX bunyi benda jatuh dari hape Ruki.
FX bunyi agak berisik semacam hentakan benda dari hape Ruki.
CUT TO
25. INT./ EXT. BUTIK ALANI - SIANG
Ruki dan Winda yang kehujanan masuk ke dalam sebuah butik. Di dalam ruangan tersebut ada bu Ismi dan bu Alani, juga dua pengunjung lain yang sepertinya merupakan dua perempuan yang berteman akrab sedang fitting gaun bersama.
Ruki dan Winda melihat ke arah ibu Alani.
CUT BACK TO
26. EXT. KAFE ES KRIM - SIANG
Saat menyadari Winda berada dalam bahaya,
secara reflek, Ruki mengantongi gantungan kunci yang sedang dia pegang. Ruki bersiap menyelamatkan Winda.
INTERCUT
27. EXT. ROOFTOP RUMAH TUA - SIANG
ZOOM IN
Winda dalam kondisi terikat tangan dan kakinya, meringkuk di dalam sebuah ranjang kayu kecil tanpa kasur yang biasanya untuk bayi, di atas rooftop rumah tua. Langit sedang mendung. Dia berusaha mengeluarkan cermin dari saku celananya.
Slow Motion Winda memecahkan cermin.
FX suara napas Winda terengah-engah.
CUT TO
28. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS - SIANG
Winda menemukan kado misterius berupa kotak berisi cermin-cermin kotak kecil polos (semacam kaca cermin yang dipotong jadi banyak) di laci mejanya, saat sendirian di kelas. Ada kartu ucapan dengan pesan tertulis.
BCU tulisan:
dari 19 penggemar rahasia. Di samping kotak tersebut tersedia sebuah batu.
FX suara beberapa remaja perempuan yang kompak mengatakan kata 'pecahin' secara berulang dan terdengar creepy.
Kaca jendela kelasnya seolah dipenuhi pantulan lamat-lamat/agak transparan sekumpulan siswa cewek yang merupakan teman-teman sekelas Winda seperti sedang bersama-sama menertawakannya.
Winda memegang batu itu dengan mata berkaca-kaca lalu meletakkannya kembali di laci.
(visualnya Winda membagikan cermin ke setiap laci lainnya di kelas.
Terakhir Winda bercermin dengan sebuah cermin kecil yang bagus miliknya sendiri, kemudian memasukkannya ke dalam saku rok seragam.)
CUT BACK TO
29. INT. / EXT. RUMAH TUA - SIANG
Winda mengumpulkan pecahan cermin lalu dimasukkan kembali di saku. Dia menyisakan potongan yang paling besar.
Winda berusaha menggores tali yang mengikatnya memakai pecahan kaca cermin, sehingga tangannya sedikit berdarah dan terasa perih.
Bu Ismi datang ke rooftop.
BCU tangan Winda yang menyelipkan potongan cermin di bawah badan untuk mengelabui bu Ismi.
Bu Ismi melihat wajah Winda baik-baik untuk mengetes keseriusan gadis itu, lalu membiarkannya kembali.
Bu Ismi berjalan dan dia merasakan menginjak sesuatu.
BCU sepatu Bu Ismi menginjak pecahan kaca. Ada sedikit cahaya silau.
Walau begitu, bu Ismi pura-pura tidak tahu dan meninggalkan rooftop.
MONTAGE
- Winda berhasil membuka tali yang mengikatnya.
- Winda membuka pintu rooftop.
- Winda melewati bagian dalam rumah Bu Ismi dan berniat pergi, ketika dia mendapati wanita itu berdiri di dekat pintu sebuah kamar anak-anak, dia berhenti sebentar dan menatapnya.
- Winda pergi dan bu Ismi membiarkannya.
END MONTAGE
INTERCUT
30. INT. / EXT. BUTIK ALANI - SIANG
Kun ada di dalam mobilnya, pada jarak tertentu sedang mengawasi Ruki keluar dari mobilnya dan memasuki sebuah bangunan butik.
ES Butik Alani
MONTAGE
Kun merasa Ruki terlalu lama di dalam, dia memutuskan untuk melihat keadaan. Setelah memakai masker dan topi, dia pergi untuk membuka pintu depan yang ternyata terkunci. Dia lalu mencari pintu masuk yg lain, dan masuk melalui pintu itu. Ada ceceran darah yang menurutnya sangat aneh sehingga dia mengikutinya sampai di ujung tangga yg mengarah ke ruang bawah tanah.
Kun awalnya ragu, tapi dia menguatkan diri dan berjalan pelan menuruni tangga. Betapa terkejutnya Kun melihat Ruki dalam keadaan yg mengerikan, dia tergeletak dengan mata yg sudah dicongkel. Sepertinya Ruki telah meninggal.
Menyadari alarm bahaya, tanpa pikir panjang Kun mau berbalik pergi. Tiba-tiba ada orang bertopeng menyerang dan memukul kepalanya, Kun berusaha melawan sekenanya.
Saat berhasil lolos, Kun terus berlari sampai ke halaman samping.
(visualisasinya Lissa membantu Kun bersembunyi. Lamat-lamat Kun melihat Lissa melawan orang bertopeng.)
Waktu Kun sadar, awalnya dia akan langsung pergi, tapi mengurungkan niatnya karena teringat gadis yang menolongnya.
MONTAGE
- Kun kembali ke bangunan butik dengan hati-hati dan kembali melihat keanehan.
- Dia tidak menemukan siapa-siapa, tidak ada ceceran darah. Pintu butik juga dalam keadaan tidak terkunci.
- Kun merasa ngeri dan bergegas meninggalkan butik. Dia memaksakan diri menyetir.
END MONTAGE
CUT TO
31. INT./EXT. RUMAH KUN - SORE
Sesampainya di rumah, Kun dalam keadaan kepala yang terluka, tidak kuat dan pingsan lagi di teras sambil menyebut-nyebut nama Ruki.
(visualnya saat Kun berjalan sempoyongan, Mita dan Mama langsung berlari menghambur untuk menolong. Tapi saat Kun berulang menyebut nama Ruki, Mita langsung terhenyak)
(visualnya di ruang tamu, saat Mama Papa memapah/menemani Kun yang baru pulang dari rumah sakit, Kun menyadari bahwa tatapan Mita terlihat kurang ramah kepadanya)
CUT TO
32. INT. KEDAI KECIL - SIANG
Kun mampir di sebuah kedai kecil yang letaknya masih satu wilayah dengan bangunan butik Alani.
Sambil makan internet, Kun sempat berbicara dengan pemilik kedai dan pengunjung lain.
END FLASHBACK
FLASH BACK CUT TO