Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
02.
11. INT. BUTIK LISSA - PAGI
BU ISMI (65), seseorang yang selama ini dipercaya Lissa untuk merawat rumahnya, datang melaporkan hasil kerjanya selama satu bulan.
Tanpa banyak bicara, Lissa segera memberikan tas berisi gaun sesuai pesanan bu Ismi, sehingga muka wanita tua itu menjadi sumringah.
MITA (23), satu-satunya staff di butik kecil milik Lissa, keluar mengantar salah satu tas belanja pelanggan butik yang ketinggalan. Untungnya, sang pelanggan wanita yang dia maksud masih ada di dalam mobilnya. Saat Mita melihat ke seberang jalan, dia mendapatu bu Ismi masuk ke sebuah mobil. Sebuah pikiran janggal membayangi Mita. Dia segera masuk kembali ke dalam butik lalu mengutarakan keheranannya kepada Lissa.
(visualnya Lissa mengarahkan tubuh Mita dengan cara memegang bahunya, ke depan cermin besar di dekat mereka, sehingga Mita bisa melihat dirinya di cermin.)
CUT TO
12. INT. SUPERMARKET - SIANG
Lissa (memakai seragam SMP dan sweater) belanja kebutuhan di supermarket.
Lissa melihat beberapa orang teman alumni masa SMP nya dulu sedang berbisik-bisik seperti saat hari kelulusan sambil sesekali memperhatikan dia, mereka juga mengajak bicara karyawan supermarket. Seketika terbersit perasaan kurang nyaman, dia berdiri agak bersandar pada rak barang sambil memejamkan mata dan ketika kelopak mata itu terbuka, didapatinya karyawan perempuan tadi datang menghampiri.
Tatapan Lissa terang-terangan menunjukkan rasa kurang nyaman. Di saat bersamaan, salah seorang teman alumni Lissa berjalan di lorong barang di sebelah dan berlalu darinya sambil mengatakan sesuatu.
MONTAGE
- Lissa mengabaikan mereka dan pergi begitu saja. Waktu menoleh lagi ke arah karyawan supermarket, ternyata orang itu seperti mengulas senyum yang dipaksakan.
- Keanehan tipis ternyata cukup mengejutkannya sehingga tangannya tak sengaja memberantakkan beberapa barang di rak sampai terjatuh.
- Disusul kehadiran karyawan tadi yang secara tak terduga sudah datang membantunya, bedanya kali ini terlihat tulus tanpa beban.
- Setelah selesai mengembalikan barang-barang, Lissa secepatnya pergi.
END MONTAGE
Dari belakang terdengar suara.
CUT TO
13. EXT. AREA DEKAT PARKIRAN - SIANG
Lissa terus berjalan lurus tanpa banyak menoleh. Muncul JAFFAN DEWASA (23) yang mengendarai moge dari arah belakang dengan laju yang sengaja diperlambat saat dekat dengan gadis itu agar bisa bicara dengannya.
CUT TO
14. INT. RUMAH LISSA - RUANG JAHIT - MALAM
Lissa menjahit baju seragam SMA. Rok abu-abu sudah selesai dan terlipat rapi di meja sebelah meja jahit.
Selesai menjahit kemeja putih, Lissa mencari informasi tentang Kafe Queen Olive memakai laptop. Begitu gambar bangunan kafe tampak di layar, dia menutup laptopnya perlahan dengan mata mengawang.
Dia meletakkan kepalanya di meja jahit.
CUT TO FLASH BACK
15. EXT. LINGKUNGAN PEDESAAN - SORE - FLASHBACK
Visualnya LISSA KECIL (7), QUNA KECIL (8) dan AYAH QUNA (38), baru saja tiba dan memperhatikan seorang bapak yang memetik buah pisang di pohon. Bapak itu menoleh dengan ramah dan ayah Quna langsung menyalaminya.
Camera follow Lissa kecil dan Quna kecil berjalan di sebuah jalanan aspal yang membelah persawahan pada suatu sore menjelang Maghrib, mereka menyaksikan lebih dari seratusan burung kecil hitam yang terbang di atas persawahan di kanan dan kiri mereka.
(visualnya dibarengi FX suara riuh kepakan burung sore hari)
Lamat-lamat tampak seorang wanita yang menunggu di ujung jalan. Dari jarak dekat, mereka semakin mengenalinya, dia adalah BU ALANI MUDA (22) yang merupakan ibunya Lissa.
FX suara adzan Maghrib.
Bu Alani mengangguk dingin. Quna segera meneruskan langkahnya menuju rumah saudaranya, sementara Lissa tertahan di depan ibunya.
Lissa kecil mengeluarkan air mata.
END FLASHBACK
FLASH BACK CUT TO
16. INT. RUMAH LISSA - RUANG JAHIT - KORIDOR - MALAM
Lissa dewasa juga meneteskan air mata dengan mata yang mengawang, saat dia bangun dari ketiduran. Kepalanya masih menempel di meja jahit, dan dia mendengar derak pergerakan ratusan bulir-bulir itu.
Seperti suara orang menapis beras dengan menggunakan tampah besar. Bersamaan dengan itu, juga terdengar suara sapu lidi bergerak.
Lissa mengangkat kepalanya, lalu menemukan baju seragam kemeja putih untuk dibawa menuju mesin kancing.
Dia mendengar pembicaraan dua pemuda di koridor yang berjalan melewati ruangannya. Sesekali mereka terdengar berhenti.
(visualnya BCU tangan Lissa yang sedang mengancing baju, dibarengi FX bunyi mesin yang dramatisasi. Setelah selesai Lissa langsung mengangkat baju seragam kemeja putih dengan sedikit napas lega, seperti baru melewati sesuatu yang cukup menegangkan)
Dia mencoba menempelkan baju di depan tubuh untuk melihat sekilas apakah baju akan pas.
Lissa berjalan di koridor menuju kamarnya, tapi di tengah dia mendengar bunyi yang aneh yang membuatnya berhenti.
FX bunyi orang mengerek timba, ada suara percikan air.
CUT TO
17. EXT. PINGGIR JALAN RAYA - SIANG
Mobil Lissa (memakai seragam SMA) mogok di jalan, lalu ada seorang pengemudi motor berhenti di dekat mobil, melepas helm lalu berjalan menghampiri. Ternyata dia adalah orang sama yang pernah ketemu Lissa di kafe (Arsan).
Mereka terlibat percakapan (suara tidak dimunculkan). Akhirnya, laki-laki itu membantu mengecek kondisi mesin.
(visualisasinya Lissa tidak terlalu serius melihat laki-laki itu/Arsan, kadang dia berbalik perlahan, melihat sekitar.)
Sebelum mobil diderek, Lissa memasukkan goodie bag berisi gaun ke dalam tas punggung berukuran sedang, lalu memakainya.
CUT TO
18. INT./EXT. SEKOLAH KEMANGI - SIANG
Lissa ( memakai seragam SMA putih abu-abu) berdiri tepat di depan ruangan kelas menulis yang cukup besar. Dia mengembuskan napas untuk mengatasi sedikit kegugupan, lalu melangkah masuk. Menghindari daftar presensi, Lissa langsung memilih tempat duduk.
Saat acara dimulai, para siswa dari berbagai sekolah dengan seragam yang berbeda-beda, termasuk Lissa, sibuk mengikuti kelas yang dibawakan oleh Tutor (suara tidak dimunculkan).
FX bunyi hape bergetar.
MONTAGE
- Lissa membuka pesan, lalu buru-buru keluar, bahkan tanpa sempat berpamitan, sehingga beberapa siswa dan tutor sempat melihatnya. Dia terpeleset jatuh begitu menuruni tangga.
FX suara jatuh
- Wajah (kening dan pelipis kanan) Lissa terluka dan berdarah. Dia sempat meraba wajahnya yang terluka dengan tangan. Secara tidak sengaja darah itu juga menempel dan mengotori beberapa bagian kemeja putih seragamnya. Saat akan bangkit, dia merasakan nyeri di kaki, tapi tetap berusaha dan akhirnya bisa berdiri dengan cukup baik.
- Lissa berjalan keluar gedung dengan bersahaja walau sedang cedera. Tanpa terlalu banyak meringis kesakitan dan tidak terus memegangi lukanya, hanya wajahnya agak gelisah karena suatu hal.
END MONTAGE
CUT TO
19. EXT. JALAN PERUMAHAN DEKAT SEKOLAH KEMANGI - SORE - MONTAGE
- KUN (21), memakai pelindung lengkap, dan seorang kakek (KAKEK SEFRIAN, 70) bersepeda dan saling berkejaran. Kun mengayuh dengan kecepatan penuh.
- Mereka juga sempat melalui jalanan yang agak sempit, intinya Kun tidak berhasil melewatinya.
- Lissa berjalan di tepi lalu muncul kakek yang naik sepeda melewatinya dan Kun mengejar di belakangnya, tapi karena Kun sempat menoleh, makanya dia berbalik setelah menemukan kejanggalan di wajah cewek yang dilihatnya. Kun menghampiri Lissa.
END MONTAGE
Kun mencoba mengajak bicara dan menawarkan bantuan.
Lissa hanya diam dan terus berjalan melewatinya. Kun menghampiri lagi. Akhirnya Lissa berhenti.
Kun menghela napas, lalu melanjutkan dengan agak kusut.
Kun melihat wajah Lissa baik-baik, seperti ada yang mengusik. Lissa membonceng sepeda di bagian depan, sementara tas punggung Lissa di pakai oleh Kun.
Kun dan Lissa sama-sama terdiam.
Lissa turun dari sepeda, melangkah tanpa menjawab pertanyaan Kun. Pada saat bersamaan, kakek sepeda gowes lewat. Kakek melambaikan tangan untuk memberi isyarat.
Lissa akhirnya menoleh.
Baik Lissa maupun Kun sendiri tidak menyadari bahwa tas punggung Lissa masih tertinggal dan dipakai Kun.
CUT TO
20. EXT. BUTIK LISSA - SORE
Lissa terlihat sangat gemetar dan hanya terdiam, padahal tinggal sepuluh meteran lagi dia sampai. Tiba-tiba muncul Jaffan menepuk bahu Lissa.
Lissa masih diam, seperti kurang terhubung dengan keadaan di sekitarnya.
CUT TO
21. INT. RUMAH KELUARGA KUN - SIANG
Camera menyorot pintu seolah sebagai sudut pandang seseorang dengan feeling kuat bahwa ada sesuatu yang berkesan di balik pintu tersebut.
FX bunyi pintu dibuka.
Pintu terbuka, menampakkan Kun yang pulang ke rumah, meletakkan tas punggung dan melepas sepatunya.
Kun seperti menyadari bahwa tas punya Lissa terbawa. Dia membukanya dan menemukan sebuah goodie bag.
MAMA (42) menunjukkan ekspresi cukup terkejut serta diselimuti aura kebahagiaan.
Mama melihat ke arah Mita.
Mama ganti bicara kepada Kun.
Mama mengambil goodie bag yang dibawa Kun. Begitu dibuka, raut wajah Mita berubah terdiam saat melihat gaun warna hitam. Mata Mita meluncurkan air mata.
Melihat reaksi dua wanita yang dia sayangi terhadap benda yang dia bawa, Kun seperti tidak punya pilihan lain.
Mama memberikan gaun hitam itu kepada Mita sambil mengusap-usap punggungnya. Mama tersenyum menenangkan anaknya.
Mama pergi ke kamarnya dengan wajah cerah.
Mita melihat lebih teliti gaun pemberian Kun. Dia seperti mengenali sesuatu, tapi ada gelombang kuat saling bertentangan untuk menyampaikan secara langsung atau menahan diri. Itu karena Mita tidak mau merusak momennya.
Kun duduk di sofa, kedua tangannya menopang kepala yang terasa berat.
Kun mendongak ke arah kakaknya.
Kun mengembuskan napas lega.
CUT TO