Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PENGASIHAN DAGANGAN
Suka
Favorit
Bagikan
18. BERKAH YANG TURUN DARI SEGALA PENJURU

JUDUL : BERKAH YANG TURUN DARI SEGALA PENJURU

PENULIS : RANA KURNIAWAN



EXT. PASAR BERKAH GUNUNG KENCANA – SUBUH


Kabut pagi menari di atas atap-atap seng yang baru dicat.

Suara azan subuh menggema lembut dari masjid kecil di ujung jalan.

Rana menuntun Risa berjalan ke pasar, membawa keranjang ikan.

Topan menyusul di belakang, sambil bersiul riang.


RISA (tersenyum)

Mas, setiap kali pagi datang, aku selalu bersyukur kita nggak pernah menyerah dulu.


RANA (menatap langit)

Iya, Ris. Kalau waktu itu kita pilih jalan pintas, mungkin pasar ini udah tinggal nama.

Sekarang, lihat… semua orang dagang dengan hati tenang.



---


EXT. PASAR BERKAH – PAGI


Suasana pasar luar biasa ramai.

Pedagang tertata rapi, pembeli berdesakan tapi tertib.

Santri-santri dari pesantren Ustad Hudri ikut membantu menjaga kebersihan dan menimbang dagangan.

Di tengah keramaian, Lurah Jaya berjalan keliling sambil menyapa warga.


LURAH JAYA (tersenyum)

Sekarang aku tahu, jadi pemimpin itu bukan soal dihormati, tapi soal bisa ikut kerja bareng rakyatnya.


GOPUR (tertawa kecil)

Dan soal nggak takut keringetan, Pak Lurah!


Tawa pecah di antara mereka.

Suasana pasar seperti pesta kejujuran.



---


EXT. TENGAH PASAR – SIANG HARI


Langit tiba-tiba mendung, angin lembut berhembus.

Orang-orang sempat cemas, tapi hujan turun pelan-pelan — lembut, menyejukkan.

Air menetes di antara celah seng, namun tidak ada yang bocor.

Air itu mengalir jernih ke selokan baru yang dibangun hasil gotong royong.


Risa berdiri di depan lapak, tangannya menengadah.


RISA (lirih)

Mas… hujannya nggak deras, tapi rasanya sejuk banget. Kayak doa yang dijawab pelan-pelan.


RANA (menatap langit)

Mungkin ini tanda…

Berkah yang turun bukan cuma air, tapi juga ketenangan.


USTAD HUDRI (mendekat, tersenyum)

Betul, Nak Rana.

Hujan ini bukan sekadar cuaca. Ini rahmat yang turun buat mereka yang jujur.



---


INT. MASJID PASAR – MENJELANG ASAR


Ustad Hudri berdiri di mimbar kecil.

Semua warga berkumpul — pedagang, pembeli, anak-anak santri, hingga Lurah Jaya.

Hujan di luar terdengar lembut, menenangkan suasana.


USTAD HUDRI (dengan suara lembut)

Anak-anakku semua,

Ingatlah… kita pernah diuji oleh fitnah, iri, dan harta.

Tapi kalian memilih jujur, memilih sabar, memilih saling menolong.

Dan karena itu, Allah turunkan berkah-Nya ke pasar ini.


Warga terisak. Risa menggenggam tangan Rana.

Gopur menunduk, matanya berkaca-kaca.


USTAD HUDRI (lanjut)

Jagalah pasar ini bukan cuma dengan tenaga, tapi dengan doa.

Karena selama hati kalian bersih, tempat ini akan terus diberkahi.



---


EXT. PASAR – SENJA


Hujan berhenti. Langit oranye keemasan.

Pelangi terbentang di atas gunung.

Anak-anak kecil berlari di antara genangan air sambil tertawa.

Risa dan Rana menatap pemandangan itu dari lapak mereka.


RISA (tersenyum lembut)

Mas… lihat, pelangi itu kayak janji Tuhan, ya?

Habis badai, pasti datang indahnya.


RANA (mengangguk)

Iya, Ris.

Pasar ini dulu hampir hancur karena iri dan fitnah, tapi sekarang…

jadi tempat yang penuh cinta dan kejujuran.


RISA

Dan mungkin… inilah pengasihan yang sebenarnya.

Bukan dari mantra, tapi dari hati yang ikhlas.


Rana menatap istrinya dengan bangga.

Topan datang membawa dua gelas teh hangat.


TOPAN (tertawa)

Kalau kalian terus mesra gini, pasar ini bisa-bisa jadi tempat wisata!


Semua tertawa.

Kamera bergerak perlahan menjauh, menyorot seluruh pasar:

bendera “PASAR BERKAH GUNUNG KENCANA” berkibar, lampu-lampu menyala satu per satu, dan suara tawa menyatu dengan azan maghrib yang mulai berkumandang.



---


NARASI PENUTUP (VO – USTAD HUDRI):


> “Dari pasar kecil di kaki Gunung Kencana,

lahir kisah besar tentang kejujuran dan pengasihan sejati.


Pengasihan bukan mantra untuk menarik rezeki,

tapi ketulusan untuk saling mengasihi.


Dan selama hati manusia tetap bersih,

langit akan selalu menurunkan berkahnya.”





---


FADE OUT.


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)