Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
JUDUL : PASAR BERKAH GUNUNG KENCANA
PENULIS : RANA KURNIAWAN
EXT. PASAR GUNUNG KENCANA – PAGI CERAH
Kamera menyorot panorama pasar dari atas: tenda-tenda sementara mulai dibongkar, kayu dan semen diturunkan dari truk.
Bendera kecil bertuliskan “Gotong Royong Hari Pasar Berkah” berkibar di depan gerbang.
Suara tawa, suara palu, dan azan dari masjid kecil di ujung pasar saling bersahutan — menciptakan irama kehidupan baru.
RANA tampak memimpin pekerja, tangannya kotor oleh debu dan semen.
Di sampingnya, GOPUR mengangkat balok kayu dengan wajah penuh semangat.
GOPUR (tersenyum)
Siapa sangka, dulu saya pengacau, sekarang disuruh jadi tukang angkut.
RANA (tertawa)
Yang penting kerja halal, Pur.
Kalau niatnya baik, semua kerja jadi ibadah.
Mereka berdua tertawa, suasana akrab sekali.
Tak jauh, RISA sedang menyiapkan makanan bersama SARI, RITA, dan SANTI di bawah tenda.
RISA (ceria)
Cepet, panasnya bikin sambal jadi makin sedap!
Nanti kuli-kuli lapar semua nih.
SARI (bercanda)
Kalau semua pasar punya ibu Risa kayak gini, pedagang nggak bakal stres.
Tawa pecah, semua tampak seperti keluarga besar.
---
EXT. TENGAH PASAR – SIANG
LURAH JAYA datang mengenakan pakaian sederhana — bukan seragam lurah, tapi baju kerja dan topi lebar.
Warga yang melihatnya kaget, lalu bertepuk tangan pelan.
LURAH JAYA (tersenyum)
Mulai hari ini, saya bukan datang sebagai pejabat… tapi sebagai warga yang mau nebus kesalahan.
Saya bantu cor fondasi ya, biar tangan saya juga ikut bikin pasar ini berdiri.
RANA (menyambut)
Alhamdulillah, Pak.
Pasar ini berdiri bukan karena satu orang kuat, tapi karena banyak orang yang akhirnya sadar.
Semua bersorak, lalu bekerja bersama.
Kamera memperlihatkan montase kerja bakti —
Ustad Hudri memimpin doa,
Santri-santri membawa air,
Lurah Jaya dan Rana mengaduk semen,
Gopur mengangkat papan,
Risa dan para ibu menyiapkan makan siang di meja panjang.
Musik latar lembut dan penuh semangat mengiringi suasana haru.
---
EXT. PASAR – SORE
Bangunan-bangunan baru mulai berdiri.
Cat warna cerah menghiasi dinding, lampu-lampu dipasang di sepanjang lorong.
Sebuah papan besar terpasang di gerbang:
> “PASAR BERKAH GUNUNG KENCANA”
Rezeki Halal, Hati Bersih, Hidup Rukun.
Warga berkumpul, menatap hasil kerja mereka dengan bangga.
Risa menatap tulisan itu sambil tersenyum bahagia.
RISA (lirih)
Mas… lihat, ya.
Pasar ini bukan cuma tempat jualan, tapi juga tempat kita semua belajar arti sabar.
RANA (menatap hangat)
Iya, Ris.
Dan semoga pasar ini jadi berkah buat anak cucu nanti.
---
INT. MASJID PASAR – MENJELANG MAGHRIB
Ustad Hudri berdiri di depan warga.
Azan Maghrib sebentar lagi berkumandang.
Semua orang duduk melingkar di lantai, wajah mereka lelah tapi damai.
USTAD HUDRI (dengan suara tenang)
Hari ini kita tidak hanya membangun pasar,
kita juga membangun kembali hati yang dulu hancur oleh dengki dan fitnah.
Kalau kalian jaga niatnya, insya Allah pasar ini akan terus diberkahi.
TOPAN (mengangguk)
Betul, Kyai. Sekarang semua orang saling bantu.
Dagang jadi lebih tenang — nggak ada lagi iri-irian.
USTAD HUDRI (tersenyum)
Begitulah seharusnya pasar.
Bukan tempat rebutan rezeki, tapi tempat berbagi berkah.
Azan berkumandang. Semua berdiri, bergegas mengambil air wudhu.
Kamera menyorot wajah-wajah tenang: Rana, Risa, Gopur, Lurah Jaya, santri-santri… semua bersatu dalam satu barisan.
---
EXT. PASAR – MALAM HARI
Setelah shalat, warga makan bersama di tengah pasar.
Lampu bohlam berderet di atas kepala, suasana seperti pesta rakyat.
Anak-anak berlari, para ibu bernyanyi pelan, tawa bergema di antara meja-meja kayu.
LURAH JAYA (kepada Rana)
Ran, aku janji… mulai besok nggak akan ada pungutan liar, nggak ada monopoli, nggak ada lagi orang kecil yang ditindas.
Pasar ini milik kita semua.
RANA (menepuk bahunya)
Terima kasih, Pak.
Kalau semua pemimpin punya hati kayak gini, negeri ini bakal kuat.
Risa tersenyum sambil menuangkan teh.
Ustad Hudri melihat dari jauh, wajahnya penuh syukur.
---
NARASI (VO – USTAD HUDRI):
> “Kejujuran telah menumbuhkan kepercayaan,
dan kepercayaan telah melahirkan kekuatan.
Inilah pasar berkah — tempat manusia belajar,
bahwa keberkahan bukan datang dari laba besar,
tapi dari hati yang saling menjaga.”
---
FADE OUT.