Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG SIDANG - PAGI
Ruang persidangan ramai di penuhi oleh para hadirin persidangan. Dan di kursi Sinta, Sinta duduk di samping Dimas yang sedang tegang.
Sinta menyadarinya.
SINTA
Gak apa-apa, tenang aja.
Sinta menengok ke belakang dan melihat Roby.
SINTA
Hei.
ROBY
Hei.
SINTA
Kamu siap?
ROBY
Ya.
Tiba-tiba Hakim datang. Dan semua orang diam di tempatnya, Hakim duduk.
HAKIM
Persidangan hari ini di mulai!
Hakim mengetuk palunya.
HAKIM
(membaca kertas)
Kepada pihat penggugat, mengajukan Bapak Bahroni sebagai saksinya di persidangan ini.
HAKIM (CONT'D)
Apa yang bersangkutan hadir di ruangan ini?
Bahroni berdiri.
BAHRONI
Hadir yang mulia!
HAKIM
Silahkan menuju kursi saksi.
Bahroni keluar dari mejanya dan menuju kursi saksi dan duduk.
HAKIM
Silahkan, pihak penggugat.
Pengacara Bahroni berdiri.
PENGACARA BAHRONI
(pada Hakim)
Terima kasih. Yang mulia.
(pada Bahroni)
Pak Bahroni, pas kejadian berlangsung. Apa yang anda lakukan?
Pengacara Bahroni mulai berjalan ke arah Bahroni dan menerangkannya pada semua orang yang di persidangan.
BAHRONI
Saya tidur di kamar saya. Dengan istri saya.
PENGACARA BAHRONI
Kapan anda sadar rumah anda kerampokan?
BAHRONI
Pas salah satu dari mereka jatohin vas bunga saya di kamar. Di situ saya sadar saya di rampok.
PENGACARA BAHRONI
Apa yang anda lakukan pas itu?
BAHRONI
Saya tangkep salah satu dari mereka. Akhirnya pas saya turun, ada empat orang yang ngerampok saya.
PENGACARA BAHRONI
Apa yang anda lakukan saat itu?
BAHRONI
Saya minta mereka tinggalin harta saya. Dan pergi dengan damai.
PENGACARA BAHRONI
Apa respon mereka?
BAHRONI
Mereka nolak. Abis itu salah satu dari mereka tembakin senjatanya ke arah saya. Abis itu mereka semua kabur sambil bawa barang-barang saya.
PENGACARA BAHRONI
Baik, terima kasih. Pak Bahroni.
(pada seluruh persidangan)
Seperti yang anda ketahui bapak, ibu dan juga Hakim yang terhormat. Pak Bahroni hanya ingin harta bendanya kembali. Dia bahkan akan membiarkan mereka pergi hanya dengan meninggalkan hartanya.
PENGACARA BAHRONI (CONT'D)
Tapi apa respon mereka? Respon mereka adalah anacaman langsung terhadap Pak Bahroni yang bahkan bisa membunuh Pak Bahroni langsung di situ. Orang-orang ini tak akan segan melukai siapa pun yang menghalangi jalannya. Dari situ saja kita sudah bisa tau siapa yang bersalah.
PENGACARA BAHRONI (CONT'D)
(pada Hakim)
Cukup dari saya. Yang mulia.
Pengacara Bahroni kembali duduk ke tempatnya.
HAKIM
(pada Sinta)
Silahkan, pihak tergugat.
Sinta berdiri dan maju ke Bahroni dan hadirin persidangan.
SINTA
Pak Bahroni, pas anda tangkep terdakwa. Bagaimana caranya anda mengangkapnya?
BAHRONI
Saya gak ngerti maksud anda.
SINTA
Maksud saya apa anda menggunakan kekerasan untuk menangkap terdakwa?
Pengacara Bahroni berdiri secara spontan.
PENGACARA BAHRONI
Keberatan! Yang mulia! Pihak tergugat mencoba memanipulasi fakta.
HAKIM
(pada Pengacara)
Di tolak!
(pada Sinta)
Lanjutkan pihak tergugat.
SINTA
Pak Bahroni, apa anda menyakiti terdakwa saat itu?
Bahroni diam dan kebingungan menjawab apa.
BAHRONI
Saya gak tau, seinget saya. Saya langsung tangkep dia pas ada kesempatan.
SINTA
Anda gak tau? Kalo gitu bisa saya asumsikan kalo anda mungkin saja menyakiti terdakwa.
PENGACARA BAHRONI
Keberatan!
Bahroni diam. Dan Hakim mengabaikan keluhan Pengacara Bahroni.
BAHRONI
Saya yakin nggak.
SINTA
Baik, pas anda sergap mereka lagi ngerampok anda. Apa yang anda lakukan?
BAHRONI
Saya bilang "tinggalin barang saya, abis itu tinggalin rumah ini"
SINTA
Jadi anda gak melakukan hal yang mengancam mereka atau anak itu?
BAHRONI
Ya.
SINTA
Baik, pertanyaan terakhir saya.
Bahroni menunggu pertanyaannya.
SINTA (CONT'D)
Apa anda punya niat melukai terdakwa?
BAHRONI
(spontan)
Apa?
PENGACARA BAHRONI
Keberatan! Yang mulia!
HAKIM
Keberatan ditolak!
SINTA
Saya tanya sekali lagi. Apa anda punya niat melukai terdakwa?
Bahroni diam dan menatap Dimas. Sampai akhirnya dia melihat Sinta kembali.
BAHRONI
Saya gak punya niat melukai siapa pun. Saya cuman mau keadilan bagi keluarga saya.
Sinta diam dan senyum kecil sebentar sebelum menghadap pada Bahroni.
SINTA
Baik.
(pada Hakim)
Cukup dari saya yang mulia.
HAKIM
Silahkan kembali ke tempatnya. Pak Bahroni.
SINTA
Yang mulia, tergugat memohon untuk membawa pengeras suara ke pengadilan.
HAKIM
(pada petugas sidang)
Bawaiin pengeras suara!
Bahroni yang duduk pun kaget dengan apa yang akan Sinta lakukan.
Sinta menghampiri Roby ke kursi hadirin.
SINTA
Recordernya.
Roby mengeluarkan recorder dari jasnya. Sinta pun kembali ke depan.
Petugas sidang membawakan pengeras suara di depan Hakim. Sinta memasangkan recordernya ke pengeras suara.
SINTA
Mohon dengarkan baik-baik, Hakim dan para hadirin sekalian.
Sinta menyalakan recordernya dan kemudian terdengar.
BAHRONI (ON RECORDER)
Anda masih inget apa yang saya minta?
Ketika rekaman di nyalakan. Bahroni langsung sadar itu suaranya. Dia pun langsung menengok ke Roby.
ROBY (ON RECORDER)
Anak itu?
BAHRONI (ON RECORDER)
Ya.
ROBY (ON RECORDER)
Kenapa?
BAHRONI (ON RECORDER)
Permintaan saya masih sama. Saya minta anda pertemukan saya dengan anak itu. Berdua aja.
ROBY (ON RECORDER)
Kenapa anda pingin banget ketemu sama anak itu?
BAHRONI (ON RECORDER)
Apa anda masih butuh alesannya?
ROBY (ON RECORDER)
Banget.
Bahroni diam sebentar.
BAHRONI (ON RECORDER)
Karena saya pingin memberi pelajaran sama anak itu. Saya pingin dia merasakan hukuman dari perbuatannya sendiri pada saya. Dan saya sendiri yang akan memberi dia pelajaran sama dia.
Roby terkejut dengan omongan Bahroni.
ROBY (ON RECORDER)
Anda mau balas dendam?
BAHRONI (ON RECORDER)
Ya.
Para hadirin persidangan kaget.
Bahroni pun langsung panik terlihat dari ekspresinya.
PENGACARA BAHRONI
Keberatan yang mulia! Terdakwa menyadap Pak Bahroni secara ilegal.
SINTA
Pembelaan yang mulia, terdakwa melakukan penyelidikan untuk persidangan.
Hakim pun berdiskusi dengan anggotanya. Hakim pun berbalik badan menghadap kedua belah pihak
HAKIM
Maaf pihak penggugat, pengadilan menganggap bukti sah dalam proses persidangan.
Bahroni kecewa.
SINTA
Yang mulia, pihak terdakwa memanggil Adit untuk bersaksi.
HAKIM
Apa yang bersangkutan hadir di sini?
Sinta menengok Roby.
Roby keluar dari ruang sidang. Dan semua orang menunggu saksi datang.
Roby akhirnya kembali masuk ke ruang sidang dan membawa Adit bersamanya. Bahroni pun kaget melihat Adit ada di ruang persidangan, Roby mengantarkan Adit ke depan Hakim.
HAKIM
Apa saudara yang bernama Adit?
ADIT
Ya.
HAKIM
Mohon duduk di kursi saksi.
Adit duduk di kursi saksi, Roby kembali ke tempatnya.
Dan Pengacara Bahroni berdiri secara spontan.
PENGACARA BAHRONI
Keberatan! Yang mulia. Pihak terdakwa membawa saksi tanpa ada prosedur penyidikan terlebih dahulu.
SINTA
Yang mulia! Berdasarkan "Pasal 1 angka 26 KUHAP" pengadilan wajib mendengarkan kesaksian seorang saksi. Meski dia tak melewati prosedur penyidikan.
HAKIM
Maaf pihak penggugat, pengadilan harus mendengarkan kesaksian. Demi menentukan hasil dari persidangan.
(pada Sinta)
Silahkan, pihak terdakwa.
SINTA
(pada Hakim)
Terima kasih, yang mulia.
Sinta mulai berjalan ke depan saksi.
SINTA
(pada Adit)
Saudara Adit, apa anda mengenal Pak Bahroni?
Sinta menunjuk Bahroni.
ADIT
Ya.
SINTA
Siapa dia?
ADIT
Dia orang yang kami rampok.
SINTA
(menunjuk Dimas)
Dan siapa orang yang di sana?
Adit melihat Dimas.
ADIT
Dia teman saya, Dimas.
SINTA
Saudara Adit, ketika kalian kepergok ngerampok Pak Bahroni. Apa yang Pak Bahroni lakukan pada Dimas?
ADIT
Dia sandera Dimas, sambil ngecekek dia.
Bahroni tiba-tiba berdiri.
BAHRONI
DIA BOHONG!
HAKIM
Jaga emosi anda Pak Bahroni.
SINTA
Apa benar Pak Bahroni akan membiarkan kalian pergi jika kalian tinggalin hartanya?
ADIT
Gak. Dia gak akan biarin kami pergi bahkan kalo kita tinggalin hartanya---
BAHRONI
DIA BOHONG!
ADIT
(melanjutkan omongannya)
---Kita tinggalin hartanya, tapi dia gak mau ngelepasin Dimas.
SINTA
Lalu gimana soal tembakan yang ada di rumahnya Pak Bahroni?
ADIT
Pas itu temen saya ngarahin pistolnya ke Pak Bahroni. Kita gak pernah nembakin senjata sebelumnya. Tapi kemudian istrinya tiba-tiba dateng.
ADIT (CONT'D)
Kita panik, dan gak sengaja temen saya nembakin pistolnya. Karna dia kaget. Abis itu kita kabur bawa hartanya.
BAHRONI
DIA BOHONG! APA YANG DIA UCAPIN ITU GAK BENER! KITA TAU FAKTANYA MEREKA INI CUMA PERAMPOK UDIK. HARUSNYA KITA HAKIMIN MEREKA TANPA PENGADILAN. TAPI APA SEKARANG!? TIBA-TIBA KITA HARUS BEBASIN MEREKA? BODOH SEKALI TINDAKAN KITA. KALO DI DUNIA INI GAK ADA YANG MAU MENGHAKIMI MEREKA. BIAR SAYA YANG JADI ALGOJONYA.
Bahroni bernapas dengan ngos-ngosan sehabis meluapkan emosinya. Dia mencoba tenang dan melihat sekeliling ruang sidang yang hening memerhatikan dia.
Roby, Sinta, Dimas, Adit dan Hakim hanya diam memerhatikan Bahroni yang meluapkan emosinya.
SINTA
(sambil memerhatikan Bahroni)
Saya kira cukup dari saya, yang mulia.
Sinta kembali ke mejanya.
HAKIM
Dan saya rasa pengadilan punya cukup bukti untuk menentukan hasil sidang kasus ini. Keputusan pengadilan akan di utus tiga hari lagi.
BAHRONI
Tapi yang mulia, kami belom menanyai keterangan saksi.
HAKIM
Pak Bahroni, kami sudah punya cukup bukti untuk menetukan hasil sidang ini. Dan anda sudah melanggar banyak kode etik di pengadilan. Dan saya rasa kita gak perlu memperpanjang urusan ini lebih jauh.
Hakim mengetuk palunya.
HAKIM (CONT'D)
Sidang resmi selesai.
Bahroni menatap Roby di sebrang dengan ekspresi kekalahannya. Dan para hadirin beranjak dari kursinya.