Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. RUMAH KUMUH DODI - SORE
Kita melihat rumah Dodi dengan suara barang yang di banting. Dan juga amukan sang ayah.
PAK HERMAN (OFF SCREEN)
GOBLOK KAMU!!
INT. RUMAH KUMUH DODI - BERLANJUT
Kita melihat Dodi di lempari peralatan rumah tangga, dan ayahnya yang memukulinya.
PAK HERMAN
Sini kamu!
Herman memukuli anaknya sendiri dengan brutal. Dan Ibunya hanya menonton sambil menangis.
PAK HERMAN (CONT'D)
(sambil memukul Dodi)
Kamu apaain adek kamu!? Harusnya kamu lindungin dia sebagai kakak!! Bukannya malah jerumusin dia!!
Herman berhenti memukuli anaknya dan menunggu jawaban Dodi.
DODI
(memelas)
Tapi aku udah coba lindungin dia, pak!
PAK HERMAN
GOBLOK!!!
PAK HERMAN (CONT'D)
Yang kamu lakukan itu ngejebak adek kamu sendiri!! Jangan kamu samain dia sama kamu!!
PAK HERMAN (CONT'D)
Kamu mikir apa juga bikin adek kamu terlibat sama perbuatan tolol kamu!? Apa salah bapak sama kalian berudua!
PAK HERMAN (CONT'D)
Bapak udah pernah bilang berkali-kali sama kamu. Kalo cari uang yang halal.
PAK HERMAN (CONT'D)
Tapi apa yang kalian lakukan!? Kalian khianatin bapak!
Pak Herman menjauhi Dodi dan kemudian amukannya berubah menjadi tangisan kekecewaan.
PAK HERMAN (CONT'D)
Ini salah bapak! Ini salah bapak!
Pak Herman membanting kepalanya ke dinding berulang kali sambil mengulang-ngulang kalimatnya.
PAK HERMAN (CONT'D)
Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak!Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak! Ini salah bapak!
Ibu Dodi dan Dodi berusaha menghentikan kelakuan ayahnya.
IBU DEWI
(sambil menangis)
Pak! Udah pak!, cukup!
DODI
(menenangkan ayahnya)
Pak cukup, pak cukup. Bapak pukul aja Dodi, ini semua salah Dodi.
Si ayah pun perlahan menghentikan perbuatannya dan menundukan badannya dengan lemas.
Tiba-tiba Pak Herman berdiri dan menuju kamar Dodi.
Ibu dan Dodi terkejut dengan sikap bapak dan tak lama. Si bapak keluar dengan membawa barang milik Dodi dan menarik Dodi dengan paksa.
PAK HERMAN
Sini kamu!
Ayah memaksa Dodi berdiri dan berjalan.
IBU DEWI
Bapak mau ngapain!? Pak!!
EXT. DEPAN RUMAH DODI - BERLANJUT
Si ayah melempar Dodi keluar dan melempar barang-barang milik Dodi.
PAK HERMAN
Kamu jangan pernah lagi balik ke rumah ini tanpa adek kamu. Dan jangan pernah temuin bapak sama ibu tanpa adek kamu! Ngerti kamu!!
Pak Herman mengeluarkan uang haram Dodi dari celananya.
PAK HERMAN (CONT'D)
Ambil ini!
PAK HERMAN (CONT'D)
Bapak udah coba segala cara buat memperbaiki kamu. Biar kamu hidup dengan cara mu sendiri!
Ibu pun mengejar Dodi dengan tangisannya.
IBU DEWI
DODI!! Jangan tinggalin Ibu, nak.
Pak Herman langsung mencegah istrinya.
PAK HERMAN
(menenangkan istrinya)
Jangan bu! Biarin dia. Biarin dia perbaiki masalah yang di buatnya.
Ibu Dewi langsung bersujud pada suaminya agar di kabulkan permohonannya.
IBU DEWI
(menangis)
Pakk!! Ibu mohon pakk!! Kasih Dodi kesempatan. Dia masih butuh bimbingan dari kita pak!!
Tangisan si ibu mengundang perhatian warga setempat.
Si ayah berlutut pada istrinya mencoba menenangkannya. Dan perlahan dia mengeluarkan air matanya.
PAK HERMAN
Bu, bapak tau ini gak gampang, tapi biar Dodi yang bertanggung jawab atas perbuatannya.
PAK HERMAN (CONT'D)
Kita cuman bisa doaiin yang terbaik buat dia.
Si ibu tetap menangis di pangkuan suaminya.
PAK HERMAN (CONT'D)
Ini jalan terbaik buat semuanya, Bu.
Dodi yang hanya bisa menatap kedua orang tuanya. Mengambil barang dan uangnya lalu pergi meninggalkan mereka.
Dodi melewati kerumunan yang menonton orang tuanya.
EXT. LINGKUNGAN SARANG BANDAR - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Di sekitaran lingkungan bandar, Dodi berjalan cepat sambil membawa barangnya ke sarang bandar.
INT. SARANG BANDAR - BERLANJUT
Dodi berjalan melewati barisan para pecandu dan preman di sekitarnya.
Salah satu dari mereka mengenal Dodi dan berdiri.
PECANDU
(memanggil Bondan)
Bondan!
Bondan pun yang sedang santai sambil "ngebakar" menghampiri mereka berdua.
Dia melihat Dodi yang membawa barang-barangnya. Dan Dodi tak menatap Bondan.
BONDAN
Kenapa lu?
Dodi diam, dan perlahan dia menatap Bondan.
DODI
Mulai sekarang gue tinggal di sini sampe gue bebasin adek gue.
Bondan pun mengucek wajahnya, dia tak percaya apa yang Dodi katakan.
DODI (CONT'D)
(membujuk Bondan)
Gue gak punya tempat tinggal lagi, Dan. Gue harus cari adek gue sampe ketemu.
BONDAN
Apa gue bilang ama lu? Jangan bawa adek lu.
DODI
Kita ketiban sial pas itu.
BONDAN
Lu sendiri yang bawa sial, bawa adek lu!
Dodi kesal.
DODI
(geram)
Jangan mulai lu!
Bondan yang mendengar nada bicara Dodi merasa terhina.
BONDAN
(ngocol)
Apa lu bilang?
DODI
Kita hampir ketangkep, adek gue udah jadi korbannya, hari ini gue baru di usir dari rumah gue.
DODI (CONT'D)
Jadi jangan lu bilang gue bawa sial atau adek gue bawa sial. Anjir!
Bondan pun maju satu langkah ke Dodi, dan mereka saling menatap dengan kekesalan mereka.
PECANDU
(melerai)
Biarin aja dia disini beberapa hari, kalo dia buat masalah. Gue yang usir dia.
Bondan menengok ke si Pecandu, dan mundur dari Dodi.
BONDAN
Kalo gitu lu yang urus dia.
Bondan meninggalkan Dodi diikuti oleh si Pecandu.
Dodi hanya diam menatap Bondan dengan kesal.
CUT TO:
EXT. HALAMAN BELAKANG SARANG BANDAR - MALAM
Dodi duduk di depan tempat sampah yang terbakar. Dan dia mengeluarkan uang hasil rampasannya.
Dia membakar uang itu ke tempat sampah. Dan juga ia mengeluarkan pistol dari celananya.
Dodi mengarahkan pistolnya ke kepalanya sambil melihat uangnya terbakar. Tangannya bergetar saat dia mengarahkan pistol ke kepalanya matanya berkaca-kaca sambil melihat uang yang terbakar di tempat sampah.
Semakin dia melihatnya, semakin kita melihat jarinya yang ragu menarik pistolnya.
Dan tiba-tiba Dodi menghentikan perbuatannya.
Dodi hanya menatap api dan kemudian membuang senjatanya ke tempat sampah yang terbakar.