Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
14. 14. Jangan Menyerah

EXT. ATAP GEDUNG — MALAM

Ale membawa Kasa ke atap gedung, dari sana mereka bisa melihat bangunan-bangunan yang terlihat kecil, lampu-lampu yang menyala dengan cantiknya, dan kendaraan yang masih berlalu lalang di jalan raya.

FADE IN pemandangan di malam hari yang dilihat dari atap gedung.

Kasa terdiam karena kedua matanya mendadak terfokus pada apa yang dilihat olehnya, sementara Ale menatap Kasa yang tatapan matanya masih terlihat muram.

Ale mengambil dua minuman soda dalam kemasan kaleng di kantung plastik, satu untuk dirinya dan satu lagi diberikan untuk Kasa. Kasa menoleh kemudian mengambil minuman tersebut. Keduanya kembali menatap ke bawah pada bangunan, lampu, juga kendaraan.


ALE

Biasanya kalau gue lagi suntuk atau lagi badmood, gue selalu ke sini. (tersenyum samar) Dan ajaibnya setelah gue melihat semuanya dari atas sini, perasaan gue jadi jauh lebih tenang.


ALE

(menoleh menatap Kasa)

Kalau lo mau, lo boleh dateng ke tempat ini buat tenangin diri lo.


Kasa tidak bersuara dia justru membuka minuman kalengnya, meminumnya hanya satu teguk. Ale pun juga ikut meminum minumannya.


ALE

Oiya, Sa. Tahu nggak? Karena gue yang sering datang ke sini, gue jadi tahu beberapa kebiasaan orang-orang yang ada di sana. (menunjuk rumah indekos di dalam gang)


CLOSE UP satu kamar indekos di lantai dua yang ada di dalam gang dengan lampu teras yang menyala.


ALE

Di setiap jam 8 malam, lampu di teras sana (menunjuk rumah indekos) pasti dinyalain karena pemiliknya baru aja pulang. (menunjuk lapangan) Di sana biasanya ada mobil sedan warna hitam yang parkir. Terus di sebelah sana bakalan ada tukang nasi goreng yang mangkal.


Kasa memang mendengar Ale bercerita, tapi perempuan itu memilih diam dengan wajah muramnya.


ALE

Lo pernah denger cerita tentang sekantong bibit kacang tanah?


Tanpa menoleh Kasa merespons dengan gelengan singkat.


ALE

Di cerita itu dikisahkan tentang seorang gadis muda yang bertekad membantu desanya yang miskin dan serba kekurangan, gadis itu rajin dan terus berusaha dengan segala cara juga upaya supaya bisa menghasilkan uang buat membantu perekonomian desa tempat tinggalnya. Tapi sekeras apa pun usahanya dia selalu gagal.

(beat)

Dan suatu hari, dia kegirangan karena bisa bertemu sama orang kaya di kota dengan harapan si orang kaya itu mau memberi sumbangan uang buat desanya. Tapi, harapan nggak selamanya sesuai sama kenyataan. Si orang kaya itu nggak mau sumbangin uangnya karena katanya dia bukan badan amal yang ngasih sumbangan secara cuma-cuma.


Ale menjeda ceritanya karena dia menenguk minuman sodanya.


ALE

Tapi karena gadis itu nggak mudah menyerah, sebelum pergi dia coba buat yang terakhir kalinya. Meminjam sekantong biji kacang tanah yang unggul dan janji nggak akan ganggu si orang kaya itu lagi. Orang kaya itu setuju dan kasih sekantong biji kacang tanah yang diminta.

(beat)

Dan lo tahu apa hasilnya? Gadis itu berhasil, dia berhasil memanen kacang tanah dan mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang dipinjam waktu itu sama pemiliknya. Karena penasaran sama keberhasilan yang diceritakan sama gadis itu, si orang kaya dateng ke desa tempat gadis itu tinggal dan dia terkesan malah sampai membantu desa itu supaya makin berkembang dan kehidupan orang-orang yang tinggal di desa itu berubah total, yang jadinya hidup serba kekurangan jadi hidup serba berkecukupan.


Ale menoleh menatap Kasa dengan penuh arti.


ALE

Never give up on yourself, Sa.


Secara refleks kepala Kasa menoleh, hingga menyebabkan kedua mata mereka yang saling bertemu.


ALE

Walaupun banyak orang yang menentang cita-cita lo, lo nggak boleh kalah sama mereka. Sesuai dengan apa yang gue bilang sebelumnya, lo boleh istirahat karena masih ada jalan panjang yang harus lo tempuh. Lo mau lari silahkan, lo mau jalan santai silahkan karena yang terpenting lo nggak boleh nyerah. 

(beat)

Anggep aja omongan jelek mereka atau sepupu lo itu sebagai acuan lo untuk terus berjalan, kalau lo terpuruk dan nyerah nanti yang ada mereka malah kesenengan. (tersenyum tipis) Dan terakhir lo harus percaya kalau rencana Tuhan itu indah.


FADE OUT


EXT. DEPAN KELAS KASA — SORE

Ale menunggu ke datangan Kasa di depan ruang kelas Kasa, dan tidak lama menunggu Kasa keluar dari kelas bersama Rintan.


RINTAN

Lo ada butuh ya sama Kasa?


ALE

(mengangguk singkat)

Hm, rencananya sih sore ini gue pingin ngajakin Kasa pulang bareng.


Rintan membelalakan mata sebentar kemudian seulas senyum penuh arti tertera jelas di bibirnya.


RINTAN

Wah, Ale. Gue doain semoga lancar.


Rintan menepuk pundak Ale pelan, Ale merespons dengan seulas senyumnya.


ALE

Oh iya, Wisnu nungguin lo tuh di kantin.


RINTAN

Nungguin gue? Ada perlu apa?


ALE

(mengangkat bahu sebagai tanda 'tidak tahu')

Gue nggak tahu dia ada perlu apa sama lo, tapi dia titip salam ke gue katanya kalau ketemu lo, lo disuruh dateng ke kantin sama dia. Kalau lo nggak percaya chat aja si Wisnu.


RINTAN

Percaya kok, Le.

(beat)

Yaudah, kalau begitu gue duluan, ya. Dadah! (melembaikan tangan)


Setelah berpamitan Rintan bergegas pergi meninggalkan Ale dan Kasa.


CUT TO:


EXT. TEMPAT PARKIR SMA KASTURI — SORE

Ale menaiki motornya sementara Kasa berdiam diri di tempat di samping Ale memarkirkan motornya.


KASA

Lo beneran mau nganterin gue pulang?


ALE

(memakai helm)

Iya, tapi sebelum itu gue mau ngajakin lo jalan-jalan dulu.


KASA

(sedikit menaikkan sebelah alisnya)

Ke mana?


ALE

Nanti juga lo tahu. (memberikan helm untuk Kasa) Nih, pake.


Tanpa banyak bicara Kasa menurut, Kasa memakaikan helm di kepala lantas menaiki motor Ale yang beberapa detik kemudian motor itu dijalankan oleh pemiliknya.


CUT TO:


MONTAGE:

1. Ale mengajak Kasa ke arena Timezone dan permainan pertama yang mereka mainkan adalah Street Basketball, dalam permainan Ale lebih unggul.

2. Permainan kedua Pump it Up hanya Ale yang mencoba karena Kasa tidak terlalu jago dalam hal menari. Ale bermain dengan lincah bahkan sampai membuat Kasa berdecak kagum.

3. Permainan berikutnya adalah Happy Water War, jika di permainan sebelumnya Ale yang lebih unggul kali ini giliran Kasa. Saat permainan selesai Kasa memekik kegirangan.

4. Shoot The Zombie adalah permainan keempat yang Ale dan Kasa mainkan, di permainan kali ini keduanya bekerja sama untuk membasmi zombie yang mengejar juga menerkam mereka.

5. Selanjutnya adalah Cruis N Blast, Kasa dan Ale berbalapan melewati track yang sudah ditentukan. Di permainan kali ini Kasa yang menang.

6. Di Bumber Cars Kasa berkali-kali menabrakkan mobil Ale, Ale berusaha untuk menghindar. Saat keduanya saling bertabrakan Kasa dan Ale justru tertawa karena sejak tadi amat menikmati permainan.

7. Kasa menarik tangan Ale untuk memasuki Photobox Timezone, Ale dipaksa untuk berpose di depan kamera, Kasa memilih background menarik di setiap foto yang diambil. Hasil foto itu keluar dan Kasa tidak berhenti tertawa karena wajah Ale yang tertangkap kamera begitu lucu.


CUT TO:


INT. KEDAI ES KRIM — MALAM

Mereka memilih tempat duduk di dekat jendela sambil memakan es krim juga sesekali menatap ke arah luar jendela yang begitu ramai di lalui oleh orang-orang.

Kasa memakan es krim rasa vanila kacangnya dengan nikmat begitu juga dengan Ale yang tidak kalah nikmat menikmati es krim rasa stroberi. 

Di sela-sela makan es krim Kasa dan Ale membicarakan sesuatu [INAUDIBLE] terlihat lucu dan seru, bahkan sampai membuat keduanya tertawa.

FADE IN Kasa dan Ale yang sedang tertawa terlihat dari luar jendela kedai es krim.


CUT TO:


EXT. DEPAN RUMAH SINTIA — MALAM

Dengan perlahan Kasa turun dari motor Ale, melepaskan helm kemudian memberikan helm kepada pemiliknya.


KASA

(tersenyum senang)

Thanks, ya. 


Ale menerima helm itu kemudian membalas senyuman Kasa dengan senyuman.


ALE

Hm, sama-sama.


KASA

Kalau gitu gue masuk, ya.


ALE

Iya, Sa.


KASA

Hati-hati di jalan, Le.


Ale menjalankan motornya, Kasa melambaikan tangan. Saat Ale sudah tidak ada lagi di sekitarnya dengan seulas senyum samar Kasa membalikkan badan untuk memasuki rumah Sintia.


CUT TO:


INT. RUANG TAMU RUMAH SINTIA — MALAM

Kasa berjalan menuju kamarnya, namun langkah kakinya terpaksa terhenti karena Linta menghalanginya, berdiri tepat di hadapan Kasa, melipatkan kedua tangannya di depan dada dan menatapnya tajam.


LINTA

Bagus, ya. Jam segini baru pulang. Keasyikan main sama pacar jadi lupa waktu.


KASA

(menghela napas)

Terus? Urusannya sama kamu apa? Kamu sering pulang malem aja aku nggak komentar kok.


LINTA

(berdecak sebal)

Memang. Lo mau pulang telat atau bahkan lo nggak pulang sekalipun, nggak ada urusannya sama gue. Tapi lo paham nggak? Apa itu artinya 'menumpang hidup', hm?

(beat)

Lo itu di sini cuma numpang, jadi nggak usah banyak tingkah. Udah bagus nyokap gue mau nampung lo di sini, dikasih tempat tinggal yang layak! 


CLOSE UP tangan Kasa yang mengempalkan, berusaha untuk mengendalikan emosinya.

Linta menyunggingkan senyum miring saat menyadari raut wajah Kasa yang terlihat kesal.


LINTA

Kenapa? Mau marah sama gue? Silahkan, tapi siap-siap aja kalau besok semua baju dan barang-barang lo ada di teras rumah.


Linta berbalik badan, meninggalkan Kasa yang berusaha untuk tetap tenang dan sabar. Linta yang pergi membuat Kasa mengembuskan napas, setidaknya dengan cara mengembuskan napas emosi Kasa jauh lebih tenang. 


FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar