Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
3. 3. Penasaran

INT. RUANG KELAS KASA — SIANG

Kita melihat ruang kelas Kasa yang terlihat ramai karena tidak ada guru yang mengajar. Dari semua murid yang ada di kelas ada yang mengobrol, ada yang bercanda di depan kelas, ada yang sibuk dengan ponsel, dan ada juga yang berkumpul di belakang kelas untuk bertanding main gim bersama. 

FADE IN wajah Kasa yang melamun dengan menopang dagu, terlihat bosan karena tidak melakukan apa-apa. 

Rintan yang duduk di sebelah menoleh, menepuk pelan pundak Kasa.


RINTAN

Sa?


KASA

(menoleh sebentar) 

Hm?


RINTAN

Kenapa bengong?


KASA

(menggeleng pelan) 

Enggak apa-apa.


Tahu Kasa sedang bosan, Rintan memilih untuk mengajaknya berbicara.


RINTAN

Eiya, Sa. Tahu nggak? Kemarin kan di belakang sekolah si Tari sama si Rona berantem tahu, tapi untungnya guru-guru pada nggak tahu. 

(beat)

Dan lo tahu nggak mereka berantem karena apa?


KASA

Kenapa?


Kasa terlihat sedikit penasaran sementara itu Rintan mencondongkan wajahnya mendekati Kasa. 


RINTAN

Gara-gara cowok, mereka naksir sama cowok yang sama. Gue jadi penasaran deh sama cowok yang mereka taksir. Kira-kira mukanya kayak gimana, ya?


KASA

(menghela napas)

Udahlah, Tan. Enggak usah dipikirin gimana muka si cowok yang bikin mereka berantem karena nggak ada urusannya sama lo. 


Kasa bangkit dari posisi duduknya, Rintan mengerutkan kening karena Kasa hendak pergi dari tempat duduknya. 


RINTAN

Eh? Mau ke mana?


KASA

Toilet, mau cuci muka. Mulai ngantuk gue gara-gara dengar cerita lo. 


RINTAN

Gue ikut. Sekalian ke kantin, ya?


Kasa tidak menjawab, Rintan tersenyum singkat kemudian mengikuti langkah Kasa. 


CUT TO:


EXT. KORIDOR SEKOLAH — SIANG

Selesai mencuci wajah di toilet, Kasa dan Rintan tidak langsung kembali ke kelas mereka berjalan di koridor sekolah menuju kantin membeli beberapa jajanan.

Kasa dan Rintan berhenti sejenak karena di seberang koridor melihat Wisnu dan Ale yang sedang berjalan membawa setumpuk buku di tangan masing-masing.

Rintan tersenyum kegirangan, menepuk pundak Kasa pelan, dan menoleh menatap Kasa dengan antusias. 


RINTAN

Sa! Ada Wisnu tuh, Sa!


KASA

Terus?


Seketika raut wajah Rintan berubah menjadi cemberut. 


RINTAN

Gue pingin nyamperin, tapi nggak berani.


KASA

(menaikkan sebelah alisnya) 

Enggak berani kenapa? Tinggal samperin apa susahnya? 


RINTAN

Emang lo berani nyamperin dia?


KASA

Buat apa? Gue kenal dia aja enggak. 


Rintan meringis pelan kemudian mengusap tengkuk lehernya pelan. 


RINTAN

Gue jadi takut deh, Sa.


KASA

Takut kenapa? 


RINTAN

Takut lo nggak suka sama cowok.


KASA

(memelototkan mata) 

Eh, sembarangan mulut lo. Gini-gini gue dulu pernah suka sama cowok kali!


RINTAN

Ya, itu kan dulu, Sa. Waktu umur lo masih sepuluh tahun. Kalau sekarang belum ada, kan? 


KASA

Ya emang belum ada sih. 

(beat) 

Lagian sekarang tujuan gue itu bukan buat nyari pacar, Rin. Tapi fokus belajar biar nilai gue bagus dan nantinya gue bisa dapet beasiswa buat kuliah. 


Selesai Kasa berbicara Rintan menepuk pelan pundak Kasa. 


RINTAN

Iya, Sa. Gue tahu kok. Tapi apa salahnya gitu lo cari pacar, siapa tahu aja kan lo jadi tambah semangat buat belajar? (tertawa pelan). 

(beat)

Gue kasih tahu ya, Sa. Jaman putih abu-abu itu jaman yang tepat buat ngerasain apa yang mananya jatuh cinta, percaya deh sama gue. 


Rintan menaikturunkan alisnya seraya tersenyum jenaka sementara Kasa mengembuskan napasnya. 


KASA

Jadi ke kantin nggak nih? Kalau nggak jadi gue pingin balik ke kelas. 


RINTAN

Eh, jadi dong. Udah nanggung gini masa nggak jadi. 

(beat) 

Lest go, bestie! 


Rintan menarik lengan Kasa dengan semangat, sedangkan Kasa hanya bisa pasrah. 


CUT TO:


INT. RUANG TAMU RUMAH SINTIA — SORE

ESTABLISH: KEADAAN RUANG TAMU DI RUMAH SINTIA TERLIHAT BERANTAKAN KARENA ADANYA REMAH-REMAH KERIPIK, BUNGKUS MAKANAN YANG SUDAH HABIS, DAN KAUS KAKI MILIK LINTA ADA DI ATAS MEJA.

Di ruang tamu ada Linta yang bersandar dengan santai di sofa, masih memakai seragam sekolahnya, televisi menyala tapi Linta tidak fokus pada televisi melainkan pada ponsel yang ada di tangannya. 

Kasa yang baru pulang sekolah, melihat ruang tamu yang berantakan karena kelakuan Linta menggeleng-gelengkan kepalanya.

Linta yang menyadari keberadaan Kasa juga Kasa yang menatapnya segera menoleh.

LINTA

(menatap galak) 

Kenapa lo? Ngeliatin gue begitu banget, mau ngajak berantem, hah?! 


Kasa memejamkan matanya sebentar, sejak dahulu Linta memang seperti ini padanya selalu sensi meski Kasa hanya diam saja. 


KASA

Ini ruang tamu berantakan banget, kamu nggak takut dimarahin onti?


Dengan santainya Linta menggelengkan kepala secara singkat. 


LINTA

Enggaklah, kan ada lo (tersenyum remeh masih menatap Kasa).

(beat) 

Sebelum nyokap gue pulang. Lo yang harus beresin semuanya. 


KASA

Kan yang berantakin kamu, bukan aku.


LINTA

Tapi lo numpang tinggal di rumah gue, jadi lo harus tahu diri! Mentang-mentang lo paling di sayang sama nyokap gue, seenaknya banget lo nyuruh-nyuruh gue buat beresin ini semua!


Kasa ingin bersuara, tapi sebelum perempuan itu berkata. Ucapan Linta menginterupsinya. 


LINTA

Enggak usah ngebantah, buruan beresin semuanya bentar lagi nyokap gue pulang. 


Usai berkata Linta berdiri dari posisi santainya di sofa, mengambil tas ranselnya dan melangkah pergi meninggalkan Kasa yang menghela napas karena kelakuan Linta. 

FADE IN ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul empat sore, mengartikan jika sebentar lagi Sintia akan pulang ke rumah. 

Kasa menatap ruang tamu yang berantakan, dan hal pertama yang Kasa lakukan sebelum membersihkan ruang tamu adalah mematikan televisi, lalu mengambil bungkus makanan yang sudah habis, dan membersihkan sisa-sisanya. 


JUMP CUT TO:


INT. LAPANGAN INDOOR SEKOLAH — SORE

FADE IN lapangan indoor sekolah yang dipakai beberapa murid untuk latihan voli.

Beberapa saat kemudian latihan selesai, Ale dan beberapa temannya yang kelelahan duduk di pinggir lapangan. Ale duduk di sebelah tasnya dan mengambil air mineral di dalam tasnya.

Selesai meneguk air, Ale menghela napasnya. Terdiam sebentar sampai akhirnya Ale mengeluarkan buku bersampul oranye yang beberapa hari lalu ditemukan olehnya di tempat sampah.

FADE IN halaman buku yang terdapat tulisan tangan seseorang. 

Hampir satu menit Ale membaca buku tersebut sampai tidak menyadari jika Ale tersenyum tipis, sampai pada halaman berikutnya senyumnya menghilang digantikan oleh kerutan di keningnya.

FADE IN halaman buku yang kosong.


ALE

(mendengkus) 

Ngegantung gini ceritanya? Padahal lagi asyik baca juga.


Ale menutup buku untuk memperhatikan buku bersampul oranye yang ada di tangannya lekat-lekat.


ALE (V. O.) 

Gue jadi penasaran sama pemilik buku ini sekaligus alasannya buang buku ini. Kira-kira siapa ya orangnya?


Ketika Ale sedang berpikir, Wisnu datang mengagetkannya dari belakang.


WISNU

DOR! 


Ale menoleh tidak terkejut sama sekali atas keberadaan Wisnu juga usahanya untuk mengagetkan Ale. 


WISNU

Lo kok nggak kaget sih? 


ALE

Kagetan lo nggak bikin jantung gue mau copot, jadi usaha lo gagal. 


Wisnu memasang tampang sedih sementara itu Ale memasukkan buku bersampul oranye ke dalam tasnya. 


WISNU

Lo balik jam berapa? 


ALE

Bentar lagi, kenapa emang?


WISNU

(cengengesan) 

Gue nebeng ya, sampe depan gang rumah gue juga nggak apa-apa kok. 


Ale tidak menjawab, lebih memilih untuk berdiri dari posisi duduknya dan kembali ke lapangan. 


WISNU

Le? Le? Ale? Woi! Kok malah pergi sih? 


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar