Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. DEPAN RUMAH SINTIA — PAGI
Kasa keluar dari pintu rumah Sintia dengan seragam sekolahnya. Kasa menutup pintu gerbang rumah Sintia dengan rapat, Kasa berjalan kaki menuju halte bus yang tidak terlalu jauh dari rumah Sintia.
CUT TO:
EXT. PERSIMPANGAN JALAN — PAGI
Sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan, Kasa berjalan dengan santai. Tapi, ketika Kasa melangkahkan kakinya suara klakson motor dari arah belakang terdengar dan hal itu membuat Kasa refleks menoleh.
Sontak Kasa mengerutkan kening karena yang membunyikan klakson motor adalah Ale.
KASA
ALE
KASA
ALE
KASA
(mengerutkan kening)
ALE
KASA
(tersenyum geli, nerima helm)
ALE
KASA
ALE
KASA
Kasa menaiki motor Ale dan memakai helm untuk melindungi kepalanya. Kasa yang sudah memakai helm juga duduk di belakangnya, Ale pun segera menjalankan motornya.
CUT TO:
EXT. TEMPAT PARKIR SMA KASTURI — PAGI
Kasa turun dari motor Ale, melepas helm yang dia gunakan dan memberikan benda tersebut kepada pemiliknya.
ALE
KASA
ALE
KASA
(mengerjap-ngerjap)
ALE
(menggaruk kepalanya yang tidak gatal)
KASA
FADE IN wajah Ale yang terlihat malu karena salah dalam menerka.
KASA
(tersenyum geli)
ALE
(mengangguk singkat)
KASA
Ale mengangguk untuk kedua kalinya, Kasa segera melangkahkan kakinya meninggalkan tempat parkir.
CUT TO:
MONTAGE:
1. Meski kelasnya terdengar bising karena jam kosong, Kasa masih bisa fokus untuk menulis cerita karangannya tanpa ada gangguan sedikitpun.
2. Di jam istirahat Kasa memilih untuk duduk di bawah pohon di halaman belakang sekolah, ada sebungkus roti juga susu cokelat yang menemaninya. Kasa kembali menulis melanjutkan cerita karangannya dengan lancar.
3. Di dalam bus menuju perjalanan pulang, Kasa menyumpal kedua telinganya dengan earphone, selama dalam perjalanan Kasa terus menulis cerita karangannya. Kasa tersenyum karena berhasil melanjutkan cerita karangannya. Kemudian Kasa menutup bukunya karena bus berhenti di halte tujuannya. Kasa segera turun dari bus.
CUT TO:
INT. KAMAR KASA — SORE
Di meja belajarnya Kasa begitu serius menulis kelanjutan cerita karangannya yang tadi sempat tertunda di bus. Tanpa mengetuk pintu Linta memasuki kamar Kasa, berjalan menghampiri Kasa dengan malas.
LINTA
Kasa menoleh dan melihat Linta yang ada di belakangnya sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada.
KASA
LINTA
KASA
Kasa menutup bukunya, bangkit dari posisi duduknya dan keluar kamar untuk menemui Sintia. Kasa memang sudah keluar dari kamarnya, tapi Linta sama sekali belum beranjak dari kamar Kasa.
Linta menoleh menatap pada buku bersampul oranye yang ada di atas meja belajar Kasa. Karena penasaran Linta mengambil buku itu untuk dibaca.
Linta mendengkus sebal karena tahu jika Kasa kembali menulis cerita karangan dan sebelumnya Linta tahu jika Kasa sudah berhenti menulis. Linta menutup buku Kasa dan membawanya pergi meninggalkan kamar Kasa.
CUT TO:
INT. RUANG TAMU RUMAH SINTIA — SORE
Kasa dan Linta berpapasan, Kasa sudah membantu Sintia dan perempuan itu ingin kembali ke kamar.
Linta berdecak sebal semantara Kasa menatap buku bersampul oranye yang ada di tangan Linta.
KASA
LINTA
(mengangguk singkat)
KASA
(memelototkan mata karena terkejut)
LINTA
KASA
Linta menatap tajam seraya melipatkan kedua tangan di depan dada.
LINTA
(beat)
KASA
(menggeleng tidak setuju)
LINTAN
KASA
LINTAN
Kasa melangkah maju untuk mengambil bukunya, tapi Linta malah menghindar.
KASA
LINTAN
KASA
Linta mendorong Kasa agar menjauh darinya dan berjalan dengan tergesa-gesa.
CUT TO:
EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH SINTIA — SORE
Linta melempar buku Kasa di tong sampah yang kebetulan sedang membakar sampah berupa kertas bekas juga daun kering.
CLOSE UP buku bersampul oranye yang mulai terbakar.
KASA
Kasa yang berteriak melihat bukunya dibakar, Kasa buru-buru mengambil air untuk memadamkan api. Linta mendesis karena api yang sebelumnya membakar sampah telah padam.
LINTA
Kasa terdiam meratapi bukunya yang rusak karena terkena api. Karena diamnya Kasa membuat Linta semakin kesal.
SINTIA
Dengan keheranan Sintia berjalan menghampiri Linta dan Kasa. Sintia pun melihat wajah Linta yang terlihat kesal kemudian beralih menatap Kasa yang menangis. Sintia menyentuh pundak Kasa.
SINTIA
LINTA
SINTIA
Linta berhenti melangkah menoleh ke belakang menatap Sintia.
LINTA
Selesai berbicara Linta kembali melangkah memasuki rumah, sama sekali tidak memedulikan Sintia.
SINTIA
(beat)
Karena terlanjur kesal dengan anaknya dengan emosi Sintia menyusul Linta.
Kasa yang masih menangis itu mengambil bukunya yang rusak, mengusapnya pelan menghilangkan abu yang menempel di buku. Kasa memeluk bukunya dengan tangis yang semakin bertambah.
CUT TO:
EXT. TERAS MINIMARKET — MALAM
Ale keluar dari minimarket dengan membawa sebungkus plastik berukuran sedang. Ale sedikit menaikkan alisnya saat melihat Kasa yang duduk di bangku teras. Ale tersenyum simpul seraya melangkah mendekati Kasa.
Tanpa menoleh menatap Kasa, Ale duduk di kursi sebelah Kasa.
ALE
Karena Kasa tidak merespons, Ale menoleh dan pemuda itu terkejut karena baru menyadari jika wajah Kasa terlihat muram seakan perempuan itu sedang tidak baik-baik saja.
ALE
KASA
(menghela napas)
ALE
(beat)
Keduanya sama-sama diam selama beberapa menit dengan fokus yang sama-sama menatap lurus ke depan.
KASA
ALE
KASA
ALE
Menoleh, menatap Ale sebal.
KASA
Ale juga ikut menoleh, menatap Kasa dengan tawa ringannya.
ALE
Ale mendapat satu pukulan di pundak dan itu cukup membuat Ale mengaduh kesakitan.
ALE
KASA
ALE
KASA
ALE
(beat)
Kasa terdiam menatap ujung kakinya yang memakai sandal. Sementara Ale masih menatap Kasa.
ALE
KASA
ALE
(mengerutkan kening)
KASA
(menghela napas)
ALE
(meringis pelan merasa bersalah)
KASA
ALE
(beat)
Kasa hanya diam, masih betah menundukkan kepala.
ALE
KASA
(mendesah pelan)
Ucapan Kasa membuat Ale kesal, tapi saat ini Ale tidak boleh melupakan kekesalannya karena Kasa sedang bersedih. Ale bangkit dari duduknya.
ALE
Kasa mendongak menatap Ale dengan heran.
KASA
ALE
Tanpa mendengar persetujuan Kasa terlebih dahulu, Ale segera meraih pergelangan tangan Kasa. Membawa perempuan itu untuk mengikuti langkah kakinya.
CUT TO: