Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
12. 12. Tentang Bunga Matahari

EXT. DEPAN RUMAH SINTIA — PAGI

Ale beserta motornya menunggu keberadaan Kasa di depan rumah Sintia, dan beberapa saat kemudian Kasa keluar dari rumah. Kasa memelototkan mata saat melihat Ale yang melambaikan tangan seraya tersenyum lebar. 

Kasa buru-buru menghampirinya dan sesekali menoleh ke belakang takut ada Sintia atau Linta yang melihat mereka.


KASA

Lo ngapain di sini, hah?!


ALE

Ngajakin lo buat berangkat ke sekolah barenglah.


KASA

(menatap kesal)

Kenapa nggak bilang-bilang dulu sih?


Ale mengerjap-ngerjapkan mata menatap Kasa bingung. 


ALE

Emang harus bilang-bilang dulu, ya?


KASA

Iya, biar sepupu sama tante gue nggak salah sangka.

(beat)

Mana helmnya?


Ale yang masih terlihat bingung itu ditambah Kasa mengucapkan 'salah sangka' menyerahkan satu helm untuk Kasa gunakan. Selesai memakai helm Kasa buru-buru menaiki motor Ale.


ALE

Udah siap?


KASA

Udah.


Ale pun segera melajukan motornya meninggalkan rumah Sintia yang di mana Kasa berharap Sintia dan Linta tidak melihat dirinya yang dijemput oleh seorang laki-laki.


CUT TO:


EXT. JALAN RAYA MENUJU SEKOLAH — PAGI

Ale melirik Kasa melalui kaca spion motor, yang Ale lihat pandangan Kasa tertuju ke depan, terlebih dahulu Ale berdeham pelan sebelum memulai sebuah pembicaraan.


ALE

Gimana, Sa? Semalem lo udah berhasil nulis berapa kata?


Meski sedang dalam perjalanan juga angin yang berembus menyapa telinganya, Kasa masih bisa mendengar jelas ucapan Ale. Tapi Kasa memilih untuk tidak menjawab malah menghela napas.


ALE

Kok malah diem sih? (melirik Kasa melalui kaca spion motor) Lo nggak denger apa yang gue omongin, ya?


KASA

Denger kok, tapi gue males ngomong aja.


ALE

Kenapa?


KASA

(mendesah pelan)

Kepala gue kosong, Le. Gue belum nulis sama sekali.


ALE

Enggak apa-apa, Sa. Ini baru permulaan nanti lama-lama juga lo pasti bisa kok. 


Sesaat dari belakang Kasa menatap kesal pada Ale. Ale yang melihat tatapan kesal Kasa melalui kaca spion mengerutkan keningnya.


ALE

Kenapa?


KASA

(mendesis pelan)

Lo itu, ya. Bener-bener nyebelin tahu nggak! Padahal gue udah mutusin buat nyerah, tapi seenaknya aja lo malah dateng.


Keluhan yang Kasa sampaikan itu mampu membuat Ale tertawa ringan.


ALE

Gue ngerti kok gimana keselnya lo sama gue (tersenyum tipis) Dan buat saat ini gue terima lo ngomel-ngomel sama gue. Nanti juga akhirnya lo bakalan berterima kasih sama gue. (memperjelas senyumnya)


KASA

Terserah.


Karena masa bodoh dengan apa yang Ale ucapkan, Kasa memilih untuk diam. Berbeda dengan Ale yang justru malah tersenyum geli.


CUT TO:


EXT. PARKIRAN SMA KASTURI — PAGI

Ale memarkirkan motornya di tempat khusus kendaraan beroda dua yang sudah disediakan oleh sekolah. Kasa turun dari motor, melepas helm dan memberikannya kepada Ale.


KASA

Makasih buat tumpangannya pagi ini.


ALE

Sama-sama, besok mau dijemput lagi nggak?


KASA

(menggeleng singkat)

Enggak usah, deh.


ALE

Kalau nggak mau dijemput, berarti pulang sekolah mau dong bareng gue? 


KASA

(memelototkan mata)

Apaan sih lo! Nggak jelas banget.


ALE

(terkekeh pelan)

Tapi, Sa. Gue serius besok lo harus pulang bareng gue.


KASA

Kalau gue nggak mau gimana?


ALE

Kalau lo nggak mau? Ya, palingan juga ujung-ujungnya lo bakalan nyesel.


KASA

Terserah lo, Le.


Untuk menghindari pertengkaran kecil di pagi hari, Kasa terlebih dahulu pergi meninggalkan area parkir, meninggalkan Ale yang tersenyum geli saat memandangi punggung Kasa yang perlahan menjauh. 


CUT TO:


INT. RUANG KELAS KASA — SIANG

Karena kelas Kasa sedang kosong, banyak murid di kelas itu yang memilih untuk bermain di kelas dibanding belajar sendiri. Tapi Kasa masih betah duduk di bangkunya berbeda dengan Rintan si teman sebangkunya yang justru nimbrung dengan teman-temannya yang lain di pojok kelas.

CLOSE UP buku dengan halaman kosong yang ada di atas meja.

Kasa menatap serius lembaran kosong buku itu sambil berpikir, beberapa saat kemudian Kasa menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan pena. Kasa mendesah pelan karena tidak tahu harus menulis apa di buku itu, Kasa belum bisa menulis kelanjutan cerita karangannya.


CUT TO: 


EXT. HALAMAN BELAKANG SMA KASTURI — SIANG

Di jam istirahat kali ini Kasa memilih untuk membeli sekotak susu cokelat juga sebungkus roti rasa cokelat keju dan tidak makan di kantin sekolah bersama Rintan seperti biasanya.

Kasa duduk di bawah pohon di halaman belakang sekolah dengan kedua kaki menekuk dan paha digunakan untuk menaruh buku yang sama sebelumnya.

Kasa yang sebelumnya sempat menggigit roti dan masih mengunyah itu menulis beberapa kalimat di halaman buku, tapi selesai ditulis juga dibaca ulang Kasa malah mencoretnya sebab tidak sesuai dengan hatinya.

Perempuan itu mengembuskan napas dengan kaki yang sengaja diluruskan, membiarkan buku juga pena yang ada di pangkuannya jatuh.

Kasa yang kepalanya mulai terasa pusing itu akibat terus berusaha untuk melanjutkan cerita karangannya menatap langit yang cerah. Dan sejenak, rasanya Kasa ingin kembali menyerah tapi tentu hal itu tidak bisa dia lakukan karena pasti Ale akan kecewa padanya.


CUT TO:


INT. BUS — SORE

Sambil mendengarkan musik juga menunggu bus berhenti di halte tempat Kasa turun, perempuan itu membaca ulang cerita karangannya sampai di narasi yang terakhir Kasa tulis, Kasa mulai menggerakkan penanya untuk menulis, beberapa kalimat yang sudah ditulis jelas itu tidak dicoret olehnya.

Kasa mengangguk singkat karena kalimat barusan sepertinya sudah sesuai dengan keinginan hatinya, maka dari itu Kasa tersenyum simpul merasa bangga pada dirinya sendiri.


CUT TO: 


INT. KAMAR KASA — MALAM

Kasa yang duduk di kursi meja belajarnya masih berusaha untuk melanjutkan tulisnya, tidak seperti saat berada di bus. Kali ini Kasa malah tidak bisa berpikir, seakan semua ide yang ada di kepalanya menghilang.

Sambil bertopang dagu Kasa membaca paragraf terakhir yang ditulis olehnya, diam selama beberapa detik sampai akhirnya perempuan itu menghela napas, memejamkan mata juga menyandarkan tubuhnya di kursi.

Kemudian Kasa menutup bukunya, bangkit dari posisi duduknya, memilih untuk pergi meninggalkan kamar dengan tujuan menenangkan hati juga pikirannya.


CUT TO:


EXT. TERAS MINIMARKET — MALAM

Kasa menyedot susu rasa cokelat yang dibeli olehnya di minimarket dengan sorot mata yang menatap lurus ke depan. Saking fokusnya menatap ke depan perempuan itu tidak menyadari jika Ale ikut bergabung dan duduk di kursi kosong yang ada di sebelah Kasa.

Karena mendengar suara kursi yang bergeser, Kasa menoleh dan saat tahu siapa yang duduk di sebelahnya Kasa kembali menatap lurus ke depan dengan bibir yang masih menempel pada sedotan.

Sementara itu Ale juga ikut menatap ke depan sembari membuka minuman bersoda dalam kemasan kaleng, Ale pun meminumnya hanya seteguk saja. 


ALE

Kalau lo butuh saran tentang cerita lo kasih tahu gue, kali aja gue bisa bantu.


Dengan bahu yang menurun Kasa menjauhkan bibirnya dari susu rasa cokelat yang sempat diminumnya itu, Kasa menoleh menatap Ale.


KASA

Menurut lo cerita gue apanya yang kurang?


ALE

(berpikir seraya minuman kaleng yang ada di tangannya)

Hm, kalau menurut gue sih karakter utama lo kurang kuat. 


KASA

Masa sih?


ALE

(menoleh menatap Kasa)

Iya, Sa. Kalau mau meninggalkan kesan di hati pembaca itu. Lo harus bikin karakter lo lebih kuat lagi.


KASA

Gitu, ya?

(beat)

Terus apa lagi yang menurut lo kurang?


ALE

Hm, menurut gue sih ada beberapa adegan yang harus lo ganti. Kalau soal cara lo menyampaikan cerita lewat kata-kata sih udah bagus. (menenguk minuman bersodanya lagi)


KASA

Terus apalagi?


ALE

(mendesah pelan)

Enggak ada, cerita lo aja belum selesai. Gue mana bisa ngasih kritikan yang mendalam?


KASA

(cengar-cengir)

Bener juga.


ALE

Oh iya, Sa. Gue mau tanya. 


KASA

Tanya apa?


ALE

Kenapa nama pena lo Bunga Matahari?


KASA

Ya, karena gue suka bunga matahari.


ALE

Enggak ada alasan lain?


KASA

Ada.


ALE

Apa tuh?


KASA

Karena menurut gue bunga matahari itu bunga yang paling setia, lo tahu kan kalau bunga matahari itu suka mengikuti ke mana arah cahaya matahari pergi? Mulai dari terbit sampai terbenam, dan itu dilakukan berkali-kali sampai bunga matahari itu mati. Dan lo bisa membayangkan gimana setianya bunga matahari itu sama matahari, kan? 


ALE

(manggut-manggut)

Bener juga, nggak salah sih kalau namanya bunga matahari.


KASA

(tersenyum senang)

Terus ada lagi yang bikin gue suka sama bunga itu.


ALE

Apa?


KASA

Rata-rata bunga matahari itu warnanya kuning cerah, kan? Dan kebanyakan orang mengartikan kalau warna kuning cerah itu tentang keceriaan, punya energi positif yang bagus, punya semangat yang tinggi, terakhir keburuntungan.

(beat)

Dan yang paling hebatnya lagi walau ada hujan sama awan mendung yang menutupi sinar matahari, bunga matahari nggak redup gitu aja, dia bakalan bertahan sampai sinar matahari datang lagi. Bunga matahari mau berjuang sampai akhir dan dia nggak gampang nyerah gitu aja. (tersenyum samar) Gue kepingin jadi bunga matahari yang setia, ceria, punya semangat tinggi, selalu positif, dan terakhir nggak gampang nyerah. (menundukkan kepala merasa kasihan pada diri sendiri) Tapi kenyataannya gue malah nyerah.


ALE

Ralat, Sa. Menurut gue lo bukan bukannya nyerah tapi lagi istirahat. Buktinya aja lo mau berusaha lagi, kan? Kalau lo nyerah kita nggak mungkin ada di sini sambil ngobrol-ngobrol kayak gini.


Kasa menoleh menatap Ale yang sedang tersenyum padanya seakan memberi semangat juga keyakinan agar Kasa tidak merasakan kesedihan lagi.


ALE

Sekarang lo harus buktiin, kalau lo itu juga bisa jadi 'Bunga Matahari' versi manusia, Oke?

(beat)

Jangan mau kalah sama dia. 


FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar