Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
11. 11. Kasa Mulai Mencoba

INT. KAMAR KASA — MALAM

Di atas kasurnya Kasa sedang menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang kemudian kedua tangannya memegang ponsel.

CLOSE UP Kasa sedang menggulir halaman website di salah satu platform menulis.

Kasa melihat jumlah viewers yang bertambah juga beberapa komentar yang ditulis oleh pembacanya. Kebanyakan memberinya semangat juga menunggu Kasa untuk menyelesaikan cerita karangannya.

Kasa membaca kalimat demi kalimat.

"Semangat, Kak. Jangan berhenti nulis", "Aku suka sama ceritanya", "Aku masih setia menunggumu thor :(", "Kapan lanjut, Kak? Aku udah nggak sabar nunggu kelanjutannya", "Kakak Author aku kangen :')" dan masih ada beberapa lagi.

Tapi di antara semua komentar-komentar itu fokus Kasa malah tertuju pada komentar terakhir sekitar dua minggu yang lalu, ditulis oleh "Erenygr00" yang sudah pasti adalah salah satu pembacanya.

"Semangat nulisnya, Sa. Gue tahu lo pasti bisa!".

Kasa terheran-heran sebab bagaimana bisa pembacanya itu mengetahui namanya? Pasalnya selama ini Kasa selalu menggunakan nama pena dan nama penanya adalah "Bunga Matahari". Kasa memiliki dugaan mengenai pembacanya yang bernama "Erenygr00" itu.


KASA

(mengerutkan kening)

Ini Ale bukan sih?


Kasa yang penasaran menekan foto profil dari akun "Erenygr00" tapi Kasa tidak menemukan mengenai identitas aslinya, dan entah kenapa Kasa begitu yakin jika akun itu adalah milik Ale. 

KASA'S PIECES OF MEMORIES FLESHING IN HER HEAD

....Gue suka voli. Jadi mau bagaimana pun hasilnya gue tetap bahagia. Mau menang atau kalah itu urusan belakangan....


KASA

Gue coba lanjut nulis kali, ya?

(beat)

(berdecak sebal) Tapi kalau nggak bisa gimana? (tampang putus asa) Hhh. Nggak tahu ah, pusing!


Kasa menaruh ponselnya di atas nakas kemudian merebahkan diri dan menarik selimut untuk segera tidur.


FADE OUT


EXT. KANTIN SMA KASTURI — PAGI

Kasa dan Rintan duduk bersebelahan di bangku kantin karena pagi ini keduanya tidak sempat sarapan sebelum berangkat sekolah. Bubur ayam adalah pilihan mereka sebagai menu sarapan.

Ketika mereka sedang memakan bubur ayam di mangkuk masing-masing tanpa mereka duga, Ale dan Wisnu datang membawa bubur ayam di tangan masing-masing kemudian duduk di bangku yang berhadapan dengan Kasa dan Rintan. 


WISNU

Hai, Tan!


RINTAN

(tersenyum malu)

Hai, Nu.


WISNU

Enggak apa-apa, kan. Kalau gue sama Ale gabung di meja kalian?


RINTAN

Enggak apa-apa, santai aja. Kita semuakan udah saling kenal.

(beat)

Iya kan, Sa?


KASA

Hm.


Beberapa saat kemudian...

Rintan dan Wisnu membicarakan sesuatu [INAUDIBLE] terlihat lucu dan seru, bahkan sampai tertawa. Ale melirik Kasa yang makan, Ale tidak lagi melirik. Beberapa saat kemudian Kasa juga melirik Ale makan, Kasa berhenti melirik. 


CUT TO:


EXT. KORIDOR SMA KASTURI — PAGI

Rintan dan Wisnu berjalan berdampingan di koridor sementara Ale berjalan di belakang mereka dan Kasa berjalan di belakang Ale. Kasa memperhatikan punggung Ale.


KASA

Ale!


ALE

(membalikkan badan)

Kenapa?


KASA

(terdiam sebentar)

Lo masih nyimpen buku gue?


Ale terdiam membuat dugaan sementara mengenai Kasa yang tiba-tiba menanyakan buku miliknya yang sudah dibuang.


ALE

Masih, kenapa?


KASA

Gue minta buku itu boleh? 


ALE

(memelototkan mata karena terkejut)

Mau lo apain? Mau lo bakar? Nggak boleh, nggak akan gue kasih! 


Menurut Kasa reaksi Ale berlebihan maka dari itu Kasa mendengkus sebagai respons pertama.


KASA

Enggak kok, lo jangan asal menyimpulkan kayak gitu dong!


ALE

Terus mau lo apain bukunya?


KASA

(menggaruk kepalanya yang tidak gatal)

Gue mau coba nulis lagi.


Ale mengerjapkan mata, tercengang atas apa yang dirinya dengar.


ALE

Hah? Apaan, Sa? Enggak kedengeran.


KASA

(mengembuskan napas)

Gue. Mau. Coba. Nulis. Lagi! Udah dengerkan sekarang?


ALE

(mengangguk singkat seraya tersenyum lebar karena bahagia)

Oke, pulang sekolah buku lo bakalan gue anter ke rumah lo.


KASA

Eh, jangan!


ALE

Ya?


KASA

Jangan anterin ke rumah, kita ketemu di tempat lain aja.


ALE

Lo maunya di mana?


KASA

Hng. Taman kompleks yang ada di jalan Anggrek


ALE

(manggut-manggut)

Oke.


CUT TO:


EXT. TAMAN KOMPLEKS — SORE

Sepulang sekolah Ale menunggu Kasa di tempat yang mereka janjikan. Karena Ale begitu senang sekaligus semangat sampai tidak mengganti baju seragamnya, Ale yang duduk di bangku taman memperhatikan sekitarnya. Cukup banyak orang yang berlalu-lalang, tapi belum ada sosok Kasa yang ditunggu olehnya.

10 menit kemudian....

Kasa tiba berjalan menghampiri Ale dan sudah mengganti seragamnya dengan kaus polos juga celana panjang.

Ale tersenyum simpul saat Kasa sudah mendudukkan diri di sebelahnya.


KASA

Lo udah nunggu lama?


ALE

Hm, lumayan.


KASA

(meringis pelan merasa 'tidak enak' hati)

Sorry.


ALE

(tersenyum geli)

Enggak apa-apa, santai aja. (menyodorkan buku) Ini buku lo.


Buku dengan sampul berwarna oranye itu sudah berpindah tangan, Kasa sedang memegangnya bahkan memperhatikannya kemudian pandangan matanya berubah sendu bahkan Kasa sampai menghela napas.


KASA

Gue nggak tahu, Le. Gue masih ragu buat lanjut nulis, gue takut cerita ini nggak selesai.


ALE

Pelan-pelan aja, Sa. Intinya lo harus yakin, nggak usah buru-buru nikmatin aja prosesnya.


KASA

(suaranya terdengar lirih)

Tapi kalau akhirnya gue berhenti di tengah jalan lagi gimana?


Ale tahu Kasa sedang mengalami keputusasaan, dilema, dan lain sebagainya. Tapi karena Ale ingin Kasa menuntaskan cerita karangannya tentu Ale harus memberinya dukungan. Ale menepuk pelan pundak Kasa.


ALE

Gue bersedia kasih lo dukungan dan semangat sampai finish.


Dari tatapan matanya, Kasa melihat Ale serius dengan ucapannya. Dukungan Ale setidaknya memberikan Kasa semangat. Dan semoga saja Kasa berhasil menyelesaikan cerita karangannya.


KASA

(tersenyum simpul)

Hm. Makasih, ya. Le.


CUT TO:


INT. KAMAR KASA — MALAM

Kasa sedang duduk di kursi meja belajar, di atas meja terdapat buku dengan sampul oranye yang di mana isi buku itu sedang dibaca oleh Kasa untuk mengingat kembali mengenai alur cerita yang ditulis olehnya.

FADE IN tatapan Kasa yang kosong dan tertuju pada paragraf yang terakhir ditulis.

Kasa yang sebelumnya sempat berpikir serta bingung itu menggerakkan tangan kanannya yang memegang pena. Kasa mulai menulis kelanjutan cerita karangan yang terlintas di kepalanya.

Kasa menulis satu kalimat, tapi kalimat itu justru dicoret olehnya. Di bawah kalimat tadi Kasa menulis ulang, tapi hasilnya sama Kasa kembali mencoretnya. Dan dia melakukannya secara berkali-kali.

Karena halaman kertas penuh coretan Kasa merobek kertas itu membungkus menjadi bola dan melempar ke tempat sampah samping meja belajar.

Kasa menyandarkan tubuhnya di bangku seraya mendesah pelan. Karena kepalanya terasa pusing Kasa membutuhkan sesuatu yang segar dan tentu dapat menjernihkan pikirannya.

Kasa bangkit dari duduknya melangkah menuju pintu untuk meninggalkan kamar.


JUMP CUT TO:


INT. KAMAR ALE — MALAM

Ale duduk lesehan dengan tubuh yang bersandar pada tempat tidur, Ale menatap ponsel. Ale menatap pada nomor telepon Kasa yang tersimpan di ponselnya.


ALE (V.O)

Telepon nggak, ya?

(beat)

Kalau telepon nanti takut ganggu. Kalau nggak telepon gue penasaran.


Karena Ale hanya berani menatap tidak menekan tombol berbentuk telepon, Ale mendesah pelan seraya menurunkan tangannya yang memegang ponsel di lantai.

Ale tidak berani melepon Kasa dan lebih memilih menatap langit-langit kamarnya.


BACK TO: 


INT. DAPUR RUMAH SINTIA — MALAM

Kasa membuka pintu kulkas mengambil botol berisi jus jeruk dan memindahkan beberapa cairan pekat berwarna oranye ke dalam gelas yang ada di atas meja.

Jus jeruk di gelas sudah terisi, Kasa mendudukkan diri di kursi bar dan meminum jus jeruk sampai tersisa setengah gelas.

Linta datang membuka salah satu laci kitchen set untuk mengambil camilan keripik kentang kesukaannya. Linta melirik ke arah Kasa yang sedang memainkan gelas.


LINTA

Lo udah punya pacar, ya?


KASA

(menoleh dengan kening yang mengerut)

Pacar? Maksud kamu apa?


LINTA

(berdecak pelan)

Yailah, Sa. Enggak usah pura-pura bego deh! Enggak usah menutup-nutupi soal lo yang udah punya pacar.

(beat)

Waktu itu gue lihat ada cowok lagi ngobrol sama lo di depan rumah, terus tadi sore juga gue lihat lo lagi berduaan sama cowok yang sama di taman kompleks.


Sudah tahu apa maksud Linta mengenai Ale yang diduga adalah pacarnya. Kasa segera menggelengkan kepalanya singkat.


KASA

Dia bukan pacar aku.


LINTA

(sebelah alisnya terangkat sedikit)

Masa sih? Apa cowok itu gebetan lo?


KASA

Bukan, Lin. Dia temen aku.


LINTA

Masa sih cuma temen? (menatap jail) Ah iya, deh cuma temen. Nanti lama-lama juga demen. (terkekeh pelan)

(beat)

Eiya, lo laper nggak? Mau bikin mi instan nggak? Kalau iya, sekalian bikinin juga dong buat gue. Gue laper banget nih. (menepuk perut sambil cemberut)


Padahal niat awal Kasa hanya ingin meminum segelas jus jeruk, tapi karena keberadaan Linta juga permintaannya yang ingin makan mi instan mau tidak mau Kasa harus membuatkannya, meski Kasa sedang tidak menginginkannya. 


KASA

(meringis pelan)

Iya, aku bikinin. Kayak biasa, kan? Mi goreng pakai telor ceplok setengah mateng sama irisan sosis?


LINTA

(tersenyum lebar seraya mengacungkan jempol)

Mantap, tahu banget lo sama selera gue. Kalau gitu gue tunggu mi gorengnya di ruang tamu, jangan kelamaan ya bikinnya gue udah laper banget nih.


KASA

Iya. 


Linta pergi meninggalkan Kasa dengan membawa camilan, sementara Kasa mulai beranjak dari duduknya untuk membuat mi goreng permintaan Linta.


CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar