Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
7. 7. Keuntungan Terlambat

EXT. DEPAN GERBANG SMA KASTURI — PAGI

ESTABLISH : ALE BERLARI MENUJU SEKOLAH, NAMUN SAYANGNYA GERBANG SEKOLAH SUDAH DITUTUP

Ale berdecak sebal karena datang terlambat ke kesekolah terlebih motornya tidak mau menyala di saat Ale sedang terburu-buru. Di sini bukan hanya Ale saja yang terlambat ada beberapa murid dan mereka sedang berdiri di depan gerbang yang tertutup, menunggu upacara selesai.

Sorot mata Ale tertuju pada pos satpam yang ada di dalam sekolah, memperhatikan sejenak sampai akhirnya UJANG selaku salah satu satpam sekolah keluar dari pos.


ALE

(memelas)

Pak Ujang, biarin saya masuk dong.


UJANG

(menatap galak)

Enggak bisa, sekalinya terlambat tetap terlambat!


ALE

(berbisik)

Rokok sebungkus deh, Pak.


Ujang menggeleng-gelengkan kepala sambil berkacak pinggang.


UJANG

Murid jaman sekarang selalu aja nyogok, memang kamu pikir saya bakalan mempan disogok rokok sebungkus?

(beat)

Udahlah, kamu terima kenyataan aja. Sana kumpul sama teman-teman kamu yang juga terlambat.


Ujang kembali ke pos sementara Ale mengembuskan napas dengan lesu melangkahkan kaki bergabung pada murid-murid lain yang juga terlambat.

Beberapa menit menunggu di depan gerbang sekolah, mereka yang terlambat diperbolehkan masuk.


CUT TO:


EXT. LAPANGAN SMA KASTURI — PAGI

Ada sekitar sembilan murid yang datang terlambat, mereka disuruh berbaris sejajar di lapangan oleh guru olahraga bernama GUNAWAN.

Gunawan memasang tampang galak saat memperhatikan wajah murid-muridnya yang datang terlambat dan di saat bersama Kasa datang berlari dengan napas yang terengah-engah.

Sontak saja semua mata, kecuali Ale. Tertuju pada Kasa yang baru datang dan ikut berbaris di sebelah Ale. Gunawan menatap sebentar arloji di tangannya kemudian mendengkus.


GUNAWAN

Jam berapa ini? Bisa-bisanya kamu terlambat tiga puluh menit.


KASA

(meringis pelan)

Maaf, Pak Gun. Saya terlambat karena tadi angkutan umum yang saya naiki tiba-tiba mogok ditengah jalan.


GUNAWAN

Enggak usah banyak alasan kamu!


Mendapat omelan dari Gunawan, Kasa hanya bisa diam dengan kepala yang menunduk. Sementara itu Ale sempat menoleh sebentar menatap Kasa yang menundukkan kepalanya, akan tetapi sorot mata Ale tidak sengaja melihat name tag yang tertera di seragam perempuan yang ada di sebelahnya.

CLOSE UP Name tag bertulis 'Kasalira Larasati' yang menempel di seragam Kasa.

FADE IN Wajah Ale yang terlihat terkejut.

Ale yang masih terkejut itu sontak memfokuskan kepalanya ke depan, dalam hati memekik kegirangan karena tanpa diduga seseorang yang dicari ada di sebelahnya.

 

ALE (V.O.)

Ada untungnya juga gue dateng terlambat.


GUNAWAN

Karena yang datang terlambat ada sepuluh orang, akan dibagi dua kelompok. Barisan sebelah kanan kalian beresin semua buku-buku yang ada di perpustakaan dan barisan sebelah kiri kalian cabutin rumput liar di halaman belakang sampai bersih.

(beat)

Sekarang kalian kerjakan hukuman kalian!


Perintah dari Gunawan membuat sepuluh murid yang datang terlambat membubarkan diri. Lima orang berjalan menuju perpustakaan, lima orang lagi berjalan menuju halaman belakang sekolah termasuk Ale dan Kasa yang berada di kelompok yang sama.

CUT TO:


EXT. HALAMAN BELAKANG SMA KASTURI — PAGI

ESTABLISH : RUMPUT LIAR DI HALAMAN BELAKANG SEKOLAH YANG BANYAK

FADE IN Wajah Kasa yang terlihat lelah kemudian menghela napas.

Karena ingin segera masuk kelas agar tidak banyak mata pelajaran yang tertinggal, Kasa bergabung dengan yang lain bekerja sama untuk mencabut rumput liar di halaman belakang sekolah. Tanpa Kasa sadari, diam-diam Ale mengikutinya.

Kasa berjongkok dan mulai mencabut rumput liar satu persatu. Ale melirik sebentar ke arah Kasa, berdeham pelan kemudian berkacak pinggang.


ALE

Aduh, males banget gue cabutin rumput kayak begini.


Untuk sesaat Kasa noleh menatap datar pada lelaki yang ada di dekatnya, karena tidak peduli Kasa memfokuskan diri untuk mengerjakan hukumannya akibat datang terlambat.


ALE

(melirik untuk kedua kalinya)

Mana banyak banget lagi rumputnya.


Ale segera memosisikan diri berjongkok mencabut rumput yang lama-kelamaan secara sengaja mendekatkan diri pada Kasa. Karena posisi mereka yang terbilang dekat Ale dan Kasa ingin mencabut rumput yang sama, maka terjadilah tangan mereka yang saling bersentuhan.


ALE

Eh, Sorry.


Ale menarik tangannya sementara Kasa tidak merespons malah mencabut rumput yang hampir menjadi rebutan.


ALE

(berdeham pelan)

Nama lo Kasa, ya?


KASA

Iya.


ALE

Omong-omong, lo suka bunga matahari?


KASA

Hah?


ALE

Kok malah 'hah'? Jawab dong pertanyaan gue.


KASA

Pertanyaan lo aneh.


ALE

Lo bilang pertanyaan gue aneh? (tersenyum tipis) Gue kasih tahu ya sama lo, yang namanya pertanyaan aneh itu yang kayak begini.

(beat)

Kenapa sapi punya mata? Kenapa ayam punya tulang? Kenapa manusia jalannya pakai kaki? Nah, itu baru yang namanya pertanyaan aneh.


Kasa merotasikan mata, memilih untuk kembali mencabut rumput karena mulai detik ini Kasa tidak memedulikan keberadaan Ale.

Ale yang tahu jika dirinya mendapat respons kurang bagus dari lawan bicaranya membuat Ale menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Untuk sesaat Ale terdiam karena bingung ingin berbicara apalagi, sejujur Ale masih butuh bukti lebih untuk meyakinkan dirinya kalau perempuan itu benar si 'Bunga Matahari' yang dicari olehnya atau bukan.


ALE

Oi, Kasa!


Kasa tidak menoleh, menulikan telinganya.


ALE

Kasa!


Kasa yang mulai kesal mendengkus kemudian menoleh ke belakang menatap Ale dengan galak.


KASA

Apa?


ALE

Nama lo beneran Kasalira Larasati, kan?


KASA

Iya! Lo tahu nama gue dari mana, hah?! 


ALE

Dari name tag lo.


KASA

(mendengkus untuk kedua kalinya)

Kalau lo udah tahu nama gue dari name tag, kenapa harus nanya?


ALE

(cengengesan)

Biar meyakinkan aja.


KASA

Dasar orang aneh.


Kasa yang terlanjur kesal itu memilih untuk pergi menghindari Ale agar tidak diganggu lagi. Sementara itu Ale yang melihat Kasa mulai beranjak dari tempatnya, mengikuti ke mana Kasa pergi.


CAMERA FOLLOW


ALE

Oi, Kasa!


Kasa menghentikan langkah kakinya sebelum menoleh dia mendengkus sebal kemudian kembali menatap Ale dengan galak.


KASA

(suara yang agak meninggi)

Apalagi sih?!


ALE

(menunjuk ke arah rumput liar yang lain)

Sebelah sana rumputnya belum dicabutin.


KASA

Nanti gue cabut!


ALE

Omong-omong, lo suka bunga matahari apa enggak?


KASA

(berdecak karena sebal)

Harus banget ya, gue jawab pertanyaan lo itu?


ALE

(mengangguk singkat)

Harus, karena pertanyaan gue menyangkut masa depan seseorang. 


KASA

(Bergumam)

Apa sih, nggak jelas banget.


ALE

Gue masih denger ya, sama apa yang lo omongin.


Memilih untuk tidak menyahut ucapan Ale, Kasa melangkah pergi. Beberapa saat kakinya berhenti melangkah karena feeling-nya berkata jika Ale masih mengikutinya. Maka, Kasa menoleh memberikan Ale tatapan tajam.


KASA

Enggak usah ngikutin gue deh, orang aneh!


ALE

Nama gue Ale, bukan orang aneh.


KASA

Bodo, gue nggak peduli siapa nama lo. Jangan ngikutin gue lagi dan jangan tanya pertanyaan aneh lagi ke gue!


Sambil menghentakkan kakinya karena kesal Kasa kembali melanjutkan langkah dan kali ini terkesan terburu-buru. Ale menatap kepergian Kasa dengan alis yang terangkat sebelah.


ALE

Dih? Kegeeran banget dia. Wong gue mau buang sampah (menatap rumput liar yang ada di tangannya). Segala ngatain orang lain aneh, sendirinya juga aneh. Suka bunga matahari atau enggak, kan. Bukan pertanyaan yang aneh.


CUT TO:


EXT. DEPAN KELAS KASA — SIANG

Karena bunyi bel pertanda istirahat telah dimulai, banyak murid-murid SMA Kasturi berhamburan keluar menuju kantin. Namun, Ale berbeda sebelum dia menggerakkan kakinya menuju kantin, Ale terlebih dahulu menyambangi kelas Kasa bahkan dia sudah menyandarkan tubuhnya di tembok kelas Kasa seraya melipatkan kedua tangan di depan dada dan menunggu Kasa yang ditunggu keluar dari kelasnya.

Tidak terlalu lama menunggu Kasa keluar bersama Rintan. Ale yang menyadari keberadaan Kasa segera tersenyum lebar.


ALE

(melambaikan tangan singkat)

Hai! Ketemu lagi kita.


KASA

(berdecak sebal)

Ngapain lo ke sini?


ALE

Ada yang mau gue omongin sama lo.


KASA

Enggak bisa, gue laper mau ke kantin.


ALE

(manggut-manggut)

Kebetulan gue juga laper, jadi kita bisa ngantin bareng sambil ngobrol-ngobrol.


KASA

Gue nggak mau!


RINTAN

Udah, Sa. Biarin aja. Kan bagus tuh kalau lo tambah teman.


ALE

Nah, itu temen lo tahu. Ya, anggap aja gue ini teman baru lo.


KASA

(menghela napas)

Oke, kita ngantin bareng. Tapi lo harus jaga jarak dari gue minimal dua meter!


Kasa menarik Rintan untuk berjalan terlebih dahulu meninggalkan Ale yang masih bergeming beberapa jarak dari mereka.


ALE

Dih, galak banget.


CUT TO:


INT. KANTIN SMA KASTURI — SIANG

Keadaan kantin yang ramai membuat Ale tersenyum lebar karena banyak meja yang penuh, tapi untung saja masih tersisa satu meja yang kosong dan segera mereka tempati agar tidak kedahuluan oleh orang lain. 


ALE

Alhamdulillah, kantin penuh berarti gue nggak harus jaga jarak dong dari lo.


Kasa berdecak seraya merotasikan matanya, tidak menyahut karena menganggap ucapan Ale barusan adalah angin lewat, Kasa pun mengeluarkan ponsel yang ada di dalam saku roknya. Kasa dan Rintan duduk bersebalahan sementara Ale duduk di hadapan Kasa.


ALE

Omong-omong, kalian mau pesan apa? Biar gue yang pesen.


RINTAN

Gue mau bakso sama es teh manis.

(beat)

Kalau lo mau apa, Sa?


KASA

Samain aja.


ALE

(manggut-manggut)

Oke, berarti bakso sama es teh manisnya dua.


Rintan membalas dengan anggukan singkat sementara Kasa tidak merespons karena Rintan sudah mewakilkan, terlebih dia sedang sibuk dengan ponselnya.

Karena Kasa sudah punya kesibukan sendiri, Rintan juga melakukan hal sama. Mengeluarkan ponsel untuk mencari informasi terbaru tentang aktor barat kesukaannya.

Beberapa saat mereka terdiam karena sibuk, sampai akhirnya Rintan menepuk pelan lengan Kasa.


RINTAN

(sambil menunjukkan ponselnya)

Sa, film terbarunya Daniel Radcliffe udah rilis nih di bioskop, nonton yuk.


ALE

Yuk!


Sahutan Ale serta kedatangannya membuat Kasa dan Rintan kompak menoleh. Ale datang membawa tiga mangkuk bakso serta tiga gelas es teh manis yang dibantu oleh PENJUAL BAKSO.


ALE

Makasih, Bang.


PENJUAL BAKSO

Sama-sama, Mas Ale.


Setelah semua makanan juga minuman sudah berada di atas meja, penjual bakso itu pergi untuk kembali berjualan karena cukup banyak murid yang menunggunya. Dan Ale kembali duduk di tempat sebelumnya.


KASA

Rintan nggak ngajakin lo, ya!


ALE

(tersenyum geli sambil mengaduk baksonya)

Ya, emang sih. Tapi kalau diajak gue nggak akan nolak kok. Omong-omong, gue juga suka Daniel Radcliffe. Lo tahu kenapa? Itu karena perannya sebagai Harry di film Harry Potter.

(beat)

Semua series novel Harry Potter udah gue baca, karena gue pribadi emang suka baca novel. Terus nih ya, kalau semisal gue baca novel yang belum kelar dan gue suka sama cerita itu. (menatap Kasa yang mengaduk baksonya) Kalau gue tahu siapa penulisnya bakalan gue kejar, terus nyuruh dia buat tamatin novelnya.


Selesai berbicara Ale langsung memasukkan bakso kecil ke dalam mulutnya.


RINTAN

(berbisik pada Kasa)

Dia ngomong apa sih?


KASA

(mengangkat bahu)

Enggak tahu, cuekkin aja.


Kasa yang tidak peduli itu memilih untuk makan ketimbang menyahut ocehan Ale. Berbeda dengan Rintan yang justru mengajak Ale berbicara. 


RINTAN

Omong-omong, Le. Tumben lo nggak bareng Wisnu?


Ale tidak langsung menjawab karena ada bakso yang masih dikunyah, setelah menelan barulah Ale menjawab.


ALE

Iya, hari ini dia lagi nggak masuk sekolah.


RINTAN

(ada raut kekhawatiran di wajahnya)

Kenapa? Wisnu sakit?


Ale tidak menatap Rintan karena memotong bakso membutuhkan fokus serta konsentrasi yang stabil.


ALE

Bukan, dia bolos gara-gara lagi ngehindarin Torik.


RINTAN

(mengerutkan keningnya)

Emang dia lagi ada masalah sama Torik?


ALE

(menatap Rintan)

Ya, gitulah. Kalau lo mau tahu lebih rinci ngomong langsung aja sama Wisnu.


RINTAN

Lewat telepon maksud lo? Tapi gue nggak punya nomor teleponnya.


Ale yang peka langsung mengeluarkan ponselnya yang tersimpan di saku celana, kemudian mencari nama Wisnu yang ada di kontaknya. Menyerahkan ponselnya pada Rintan.


ALE

Tuh nomornya Wisnu.


Rintan yang sebelumnya sempat murung itu menjadi tersenyum lebar kemudian buru-buru mengetik nomor Wisnu di ponselnya.


RINTAN

Peka banget sih lo. Makasih ya, Le.


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar