Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
2. 2. Kantin

EXT. DEPAN GERBANG SEKOLAH SMA KASTURI — PAGI

ESTABLISH : SUASANA RAMAI DI GERBANG SEKOLAH KARENA MURID-MURID MULAI BERDATANGAN

Kasa baru sampai di sekolah menggunakan ojek online, Kasa memberi uang sebagai ongkos kepada supir ojek online dan memasuki sekolah.

Kasa tiba-tiba memberhentikan langkah kakinya karena teringat sesuatu. Dia membuka tasnya untuk mencari ponselnya seraya kembali berjalan.

CAMERA FOLLOW


EXT. KORIDOR LUAR SMA KASTURI — PAGI

Kasa berjalan menuju kelasnya dengan fokus yang tertuju pada layar ponselnya mengetik beberapa kata untuk membalas pesan dari temannya.

Saat Kasa masih berjalan dari arah berlawanan ada Ale yang juga berjalan dengan tujuan ke kantin dengan fokus yang tertuju pada buku yang ditemukannya kemarin. 

SEMI-SLOW MOTION :

Kasa dan Ale yang berjalan berlawanan arah dan saling melewati satu sama lain.

END SLOW-MOTION 

CUT TO:


INT. KANTIN SEKOLAH — PAGI

ALE

Bu, bubur ayam satu, ya. Enggak pake kacang.


Ale menatap salah satu IBU KANTIN penjual bubur ayam di kantin sekolah yang menyiapkan mangkuk bubur pesanan Ale.


IBU KANTIN

(mengangguk singkat)

Iya, Mas.


Ale menunggu pesanannya dibuat di samping stand bubur ayam, tidak menunggu waktu lama buburnya sudah siap untuk disajikan. Ale mengambil selembar uang pas di saku seragam, dan menukar uang itu dengan semangkuk bubur ayam.


ALE

Makasih, Bu.


Ale duduk menaruh mangkuk dan buku di atas meja yang sama, dia mendudukkan diri di bangku dan sedikit mengaduk bubur yang masih panas sebelum dimakan.

Ale yang baru menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulutnya tidak menyadari keberadaan Wisnu yang tiba-tiba duduk di hadapannya. 


WISNU

Widih, pagi-pagi udah ke kantin aja lo.


Ale mendongak sebentar dan kembali memasukkan suapan bubur kedua ke dalam mulutnya.


ALE

Belum sempet sarapan gue.


Wisnu manggut-manggut, pertama kamera menyorot semangkuk bubur ayam milik Ale dan kedua menyorot buku bersampul oranye yang ada di atas meja. 


WISNU

Eh? Buku apaan tuh?


Sebelum tangan Wisnu mengambil buku itu karena menarik perhatianya, Ale buru-buru menindih buku itu dengan lengannya yang tandanya Wisnu tidak boleh mengambil buku tersebut.


ALE

Enggak boleh dilihat, ini buku rahasia.


WISNU

(menaikkan sebelah alis dan menatap curiga)

Jangan-jangan itu buku diary lo, ya? Gue nggak boleh lihat karena di sana semua aib lo ditulis, kan?


ALE

Sok tahu!


WISNU

(tertawa pelan)

Pasti buku diary lo isinya begini. Wahai matahari, wahai angin, wahai langit, dan wahai dunia. Hari ini aku sebel deh soalnya motorku lagi mogok, mana mogoknya pas lagi panas-panasnya. 


ALE

(berdecak)

Itu mah elo kali. Motor gue mah nggak pernah mogok. (di akhiri oleh kekehan pelan).


Wisnu merengut sebentar karena yang Ale ucapkan memang benar.


WISNU

Tapi serius, Le. Lo nggak usah malu-malu bilang kalau itu emang buku harian lo. Tenang aja gue nggak akan bilang-bilang kok sama yang lain.


ALE

Iya, Nu. Terserah lo.


Ketika Wisnu tertawa kembali karena tahu Ale mempunyai buku harian, ibu kantin penjual bubur ayam datang membawa semangkuk bubur pesanan Wisnu.


WISNU

Makasih, Bu.


Ibu kantin pergi kembali ke tempatnya, Wisnu mengaduk sebentar bubur ayamnya dan memasukkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.


WISNU

Eiya, Le. Lo masih inget nggak cewek yang gue bilang kemarin?


ALE

(mengerutkan kening, berpikir sejenak)

Cewek yang mana?


WISNU

(menghela napas)

Masa lo lupa sih? Itu loh yang lagi bantuin nenek-nenek nyeberang jalan, pas motor gue mogok.


ALE

Oh, itu. Kenapa emang?


WISNU

Gue tadi papasan sama dia di koridor dan gue baru tahu kalau dia satu sekolah sama kita. Pantesan aja mukanya kayak nggak asing gitu.


ALE

Terus?


WISNU

(tersenyum malu)

Kalau ada kesempatan sih gue pingin kenalan sama dia.


ALE

(menyunggingkan senyum miring, meledek)

Sok ganteng banget lo, semua cewek lo ajak kenalan. 


WISNU

Ya enggak apa-apa kali, Le. Kan biar temen gue makin banyak.


ALE

Ya, percuma temen banyak, tapi datang kalau ada butuhnya doang.


WISNU

(manggut-manggut)

Bener sih, emang cuma lo doang bestie dari segala bestie gue.


JUMP CUT TO:


INT. RUANG KELAS KASA — PAGI


Kasa sudah tiba di kelasnya, dia duduk di bangkunya dan menaruh tas ranselnya di atas meja. Kasa mengeluarkan buku catatan bahasa Indonesia untuk dibaca ulang karena karena pagi ini di jam pertama ada ulangan harian.

Kasa yang fokus membaca buku sampai tidak menyadari jika teman sebangkunya bernama RINTAN yang baru saja tiba berjalan mendekat. 


RINTAN

Sa. Kantin, yuk!


Tanpa duduk terlebih dahulu Rintan menaruh tasnya di atas meja sementara Kasa masih fokus membaca. 


KASA

Enggak deh, Tan. Gue lagi belajar buat ulangan harian nanti.


RINTAN

(menghela napas)

Yaelah, Sa. Lo nggak belajar juga, nilai lo nggak akan turun.


KASA

(tidak menoleh masih fokus membaca)

Enggak, Tan. Gue males ke kantin.


Rintan duduk di kursinya, menatap Kasa lebih dekat sembari memasang tampang memelas agar Kasa luluh.


RINTAN

Lo nggak kasihan apa sama gue, Sa? Gue belum sempat sarapan tadi di rumah. Nanti kalau pas jam pelajaran gue kelaperan terus tiba-tiba pingsan karena lemes, gimana? Emangnya lo sanggup gendong gue yang lagi pingsan ke UKS.


Kasa menghela napas lalu menoleh menatap Rintan yang masih memasang tampang memelas. 


KASA

Kan ada anak-anak yang lain, kenapa harus gue yang gendong lo ke UKS?


RINTAN

Itu kan karena lo nggak mau temenin gue ke kantin, jadi lo harus gendong gue sebagai bentuk tanggung jawab.


Kasa menghela napas untuk kedua kalinya kemudian menutup buku catatan bahasa Indonesia yang sempat dibaca.


KASA

Oke, kita ke kantin sekarang.


RINTAN

(tersenyum lebar, kegirangan)

Gitu kek dari tadi.


Rintan yang terlebih dahulu berdiri menarik lengan Kasa untuk ikut berdiri juga, sambil menggandeng lengan Kasa, Rintan membawanya pergi menuju kantin bersama-sama.


CUT TO: 


INT. KANTIN SEKOLAH — PAGI

Di antara semua stand penjual makanan yang sudah buka, Rintan lebih memilih untuk pergi ke penjual makanan ringan untuk membeli tiga bungkus roti dan sekotak susu cokelat.

Selagi roti dan sekotak susu diambil oleh penjual, Rinta menoleh menatap Kasa yang berdiri di sebelahnya.


RINTAN

Lo mau beli roti juga nggak?


KASA

Enggak, gue udah sarapan tadi di rumah.


Tidak lama kemudian si penjual menyerahkan tiga bungkus roti serta sekotak susu kepada Rintan. Rintan menukarnya dengan uang pas.


RINTAN

Makasih, ya. Pak


Selesai membayar, Kasa orang pertama yang melangkah pergi untuk meninggalkan kantin, Rintan yang berdiri di belakang menaikkan sebelah alisnya.


RINTAN

Sa, mau ke mana?


Kasa berhenti melangkah kemudian menoleh ke belakang. 


KASA

Ke kelas lah, emang mau ngapain lagi?


RINTAN

Temenin gue di sini dulu lah.


KASA

Lo mau makan rotinya di sini?


RINTAN

Iyalah, sekalian lihat pemandangan.


Rintan melirik sekilas pada dua murid lelaki yang duduk di depan stand penjual bubur ayam. Kasa yang tidak mengerti maksud Rintan mengerutkan keningnya.


KASA

Pemandangan? Pemandangan apa?


Kasa menoleh ke berbagai arah karena di kantin tidak ada pemandangan bagus, hanya ada stand penjual makanan berjejer, meja, kursi, tempat sampah, dan beberapa murid yang makan di kantin. 

Rintan tidak langsung menjawab karena langkah kakinya berjalan menuju meja kosong yang jaraknya tidak terlalu jauh dari dua murid lelaki yang diam-diam sudah Rintan perhatikan. Dan Kasa mengikuti langkah Rintan, karena penasaran.

Rintan duduk dan Kasa memilih duduk di sebelahnya. 


RINTAN

Itu.


Kamera menyorot ke arah Rintan menatap ke arah dua murid lelaki. Kamera menyorot wajah Kasa yang terkejut. 


KASA

Lo lagi naksir sama seseorang?


Rintan mengangguk malu sambil menggigit roti. 


KASA

Yang mana?


RINTAN

Itu yang lagi makan.


KASA

(berdecak sebal)

Dua-duanya lagi makan kali.


RINTAN

Maksud gue yang makannya lagi menghadap kita (cengengesan).


KASA

Lo tau namanya siapa?


RINTAN

(senyum malu)

Namanya Wisnu.


Kasa menatap sebentar Wisnu yang sedang tertawa kemudian beralih menatap Rintan. 


KASA

(menatap curiga)

Kok tiba-tiba gue curiga, ya? Jangan-jangan alasan lo ngajakin gue ke kantin karena mau lihat cowok yang lo taksir.


RINTAN

(senyum kikuk karena ketahuan)

Ya emang ada benernya sih, tadi gue nggak sengaja lihat dia pergi ke kantin terus di kelas kebetulan ada lo. Jadi gue ngajakin lo ke kantin biar gue ada temennya buat lihatin dia. 

(beat)

Etapi serius, Sa. Gue emang belum sempat sarapan tadi.


Rintan kembali cengengesan sambil memakan roti sementara Kasa menatap datar. 


FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar