Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
1. 1. Buku yang dibuang

INT. KORIDOR SEKOLAH SMA KASTURI — SORE

Kita melihat di koridor sekolah terdapat beberapa murid laki-laki baru menyelesaikan latihan voli, dari beberapa murid-murid yang berjalan terdapat ALE yang langsung mengistirahatkan diri di bangku panjang dekat aula.

Ale yang haus karena habis latihan voli segera menghabiskan air minumnya yang tersisa setengah botol. Saat air minumnya sudah habis, Ale beranjak dari duduknya hendak membuang botol plastik di tempat sampah yang berjarak tidak jauh darinya.

Pergerakan tangan Ale langsung terhenti saat matanya melihat sebuah buku di tempat sampah. Ale membuang botol plastik dan mengambil buku tersebut.

CLOSE UP tulisan Bunga Matahari di sampul buku.

Sambil berjalan Ale membawa buku tersebut.


CUT TO:


INT. RUANG KAMAR ALE — SORE

Ale yang lelah mendudukkan dirinya di tepi ranjang dan menaruh tas ranselnya di atas meja belajar, empat detik terdiam Ale mengambil handphone-nya yang bergetar di saku celananya.

CLOUSE UP nama "WISNU" yang tertera di layar handphone-nya, sempat menghela napas sebentar dan mengangkat sambungan telepon dari temannya.

ALE

Kenapa?


WISNU (S.O)

Lo lagi di mana sekarang?


ALE

Rumah, kenapa?


WISNU (S.O)

Gue boleh minta tolong nggak?


ALE

Apa?


WISNU (S.O)

(nada suara terdengar memelas)

Motor gue bensinnya habis terus pom bensin juga masih jauh, tolong bantuin gue, Le.

(beat)

Bellin bensin atau stutin motor gue sampe pom bensin.


ALE

Lo di mana sekarang? Kirim lokasinya biar gue ke sana. 


WISNU (S.O)

(nada suara terdengar kegirangan)

Oke, siap. Makasih ya Le.


Ale menutup sambungan telepon, ia segera bangkit dari posisi duduknya, melangkah pergi tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.


CUT TO:


EXT. PINGGIR JALAN — SORE

Kita melihat ada seorang anak muda bernama WISNU yang duduk di pinggir trotoar bersama motornya kehabisan bahan bakar, wisnu menunggu kedatangan Ale.

Ale datang membawa motor matic-nya yang berwarna merah dan berhenti tepat di belakang motor Wisnu.

Wisnu yang melihat kedatangan Ale segera berdiri dan berjalan menghampiri Ale.

WISNU

(bernapas lega)

Akhirnya lo dateng juga.


Wisnu tidak segera menaiki motor mogoknya karena pandangannya tiba-tiba tertuju pada suatu tempat.


WISNU

Le, lihat ke sana deh (masih menatap seberang jalan).


Ale mengikuti ke mana arah mata Wisnu dan di seberang jalan sana kita melihat seorang gadis seusia mereka sedang membantu seorang nenek menyeberang jalan.


ALE

Kenapa? Lo kenal sama cewek itu?


WISNU

(menggeleng singkat)

Enggak, itu cewek cantik, ya. Udah cantik suka membantu lagi. (mengamati gadis itu lekat-lekat) Tapi kok gue kayak nggak asing ya sama mukanya.


ALE

Perasaan lo doang kali. Ayo, Nu. Keburu malem gue belum ngerjain PR nih.


WISNU

Oke, oke.


Wisnu tidak lagi menatap gadis itu karena Ale sudah menyuruhnya untuk cepat. Tapi sebelum mereka pergi Ale sempat menoleh menatap gadis itu sebentar. 


JUMP CUT TO:


EXT. PINGGIR JALAN — SORE

ESTABLISH : SUASANA JALAN RAYA YANG RAMAI

Persis di bawah lampu lalu lintas terdapat satu orang wanita lanjut usia dan satu orang anak remaja yang membawa satu bungkus plastik berukuran sedang. Keduanya berdiri bersebelahan.

Karena jalanan cukup ramai nenek yang ingin menyeberang jalan jadi kesulitan, akan tetapi anak remaja bernama KASA berniat untuk menolongnya.

CLOSE UP lampu lalu lintas yang berubah warna menjadi merah, Kasa menggandeng tangan seorang nenek dan perlahan mereka berjalan menyeberangi jalan.

NENEK

(tersenyum)

Makasih ya, Neng. Udah bantuin nenek.


KASA

(membalas senyum) 

Sama-sama, Nek. Kalau gitu saya pamit dulu, ya.


NENEK

(mengangguk singkat)

Iya. Hati-hati, ya. Neng.


KASA

Iya, Nek.


Nenek berjalan pergi meninggalkan Kasa sementara Kasa kembali menyeberang jalan.


CUT TO:


INT. RUANG TAMU RUMAH SINTIA — SORE

Kasa masuk rumah dan segera melangkah menuju ruang tamu yang kebetulan ada SINTIA adik dari ibunya Kasa sedang menonton berita di televisi.

Kasa menaruh kantung plastik yang dibawa di atas meja, Sintia yang menyadari ada yang menaruh kantung plastik segera menoleh.

SINTIA

(senyum tipis)

Makasih, ya, Sa. Udah mau bantuin onti.


KASA

Iya. Ti, kalau Onti butuh sesuatu kasih tahu Kasa aja.


SINTIA

(mengeluarkan kardus kecil berisi roti bakar yang ada di dalam kantung plastik)

Linta boro-boro bilang kayak gitu ke onti, Sa. Disuruh ambil anduk di jemuran aja malesnya bukan main.


Sintia memakan satu potong roti bakar yang masih hangat.


SINTIA

Padahal kamu itu keponakan onti, tapi onti ngerasa kalau kamu yang jadi anak onti, bukannya Linta.


Menawarkan roti bakar yang ada di kardus kepada Kasa.


SINTIA

Sini, Sa. Duduk, makan roti bakar sama onti.


Belum sempat Kasa duduk di sebelah Sintia. LINTA anak Sintia yang sempat disebut namanya datang dan terlebih dahulu duduk di sebelah Sintia. Mengetahui ada roti bakar di atas meja Linta segera mengambil satu potong.


SINTIA

(Mendengkus menatap Linta)

Padahal yang mama tawarin roti bakar itu Kasa, kok jadi kamu yang ada di sini?


LINTA

(Nyengir sambil mengunyah roti bakar)

Aku mana tahu kalau Kasa yang ditawarin roti bakar, yang aku tahu roti bakarnya enak.


Sintia menggeleng-geleng karena kelakuan anaknya lalu menatap Kasa yang masih bergeming di tempatnya.


SINTIA

Ayo, Sa. Makan bareng sini mumpung roti bakarnya masih anget.


Setelah Sintia selesai bicara, Linta menoleh menatap Kasa memberikan tatapan tajam yang menyuruhnya untuk tidak bergabung. Kasa yang mengerti sorot mata Linta meringis pelan.


KASA

Enggak deh, Ti. Aku mau ke kamar aja soalnya mau ngerjain PR.


Linta tersenyum senang karena ucapan Kasa.


SINTIA

(manggut-manggut)

Oh, oke. Nanti roti bakarnya biar Linta yang bawain ke kamar kamu, ya.


LINTA

(melotot karena terkejut)

Kok aku?!


SINTIA

Sekali-kali nurut dong apa kata mama.


Linta cemburu sedangkan Kasa berusaha untuk menahan agar tidak tertawa.


KASA

Kasa ke kamar dulu ya, Ti.


Sebagai jawaban Sintia mengangguk singkat, setelah Kasa pergi Linta mendengkus kemudian menghabiskan roti bakar yang ada di tangannya sambil cemberut.


DISSOLVE TO


INT. KAMAR ALE — MALAM

CLOSE UP wajah Ale yang serius mengisi soal di buku catatannya.

CLOSE UP tangan Ale yang sedang menulis jawaban di kertas buku.

Ale menggaruk kepalanya dengan ujung pulpen yang dipegang, terdiam sesaat untuk memikirkan jawaban soal. Dan beberapa menit kemudian Ale mengembuskan napas merasa lega karena semua soal sudah selesai dikerjakan.

Ale menutup buku dan memundurkan badannya sampai menyentuh kepala kursi meja belajarnya, Ale melirik pada laci atas meja belajarnya kemudian tangannya bergerak menyentuh gagang laci berbentuk bundar.

CLOSE UP laci atas meja belajar yang dibuka Ale.

CLOSE UP tulisan "Bunga Matahari" di sampul buku yang sudah Ale pindahkan di atas meja belajarnya. 

Ale sempat diam sebentar memperhatikan buku yang ditemukan di tempat sampah, karena penasaran Ale membuka halaman pertama buku itu dan di sana terdapat tulisan yang cukup panjang hampir mengisi satu halaman. Ale beralih ke halaman berikutnya dan seterusnya.

INSERT : PUNGGUNG ALE YANG MASIH DUDUK DI KURSI KARENA MASIH MEMBACA BUKU YANG DITEMUKAN DI TEMPAT SAMPAH OLEHNYA


FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar