Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
6. 6. Masih Mencari

EXT. GERBANG SEKOLAH SMA KASTURI — PAGI

Sama seperti kemarin, untuk kedua kalinya Ale berdiri di dekat gerbang sekolah seraya melipatkan kedua tangan di depan dada, mengamati satu persatu name tag yang tertempel di seragam sekolah murid perempuan mencari nama 'Kasalira Lasarati' sebagai petunjuk baru untuk menemukan si 'Bunga Matahari' yang dicari.

Begitu teliti Ale mengamati name tag setiap murid perempuan yang melewati dirinya, tapi sampai saat ini 'Kasalira Larasati' belum juga ditemukan.


ALE

Mana sih yang namanya Kasalira Larasati?


Ale berdecak sebal karena sudah lama menunggu, tapi yang dicari belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Sementara itu kita melihat di luar gerbang ada Wisnu menggeleng-gelengkan kepala mendapati Ale yang berdiri di dekat gerbang sama seperti kemarin dan tanpa ragu Wisnu menghampiri Ale sama seperti kemarin juga. 


WISNU

Le, serius deh. Sekali lagi gue lihat lo berdiri di dekat gerbang kayak begini gue jamin lo bakalan disangka orang aneh (menghela napas) lo sebenernya lagi ngapain sih? Kurang kerjaan banget berdiri di dekat gerbang pagi-pagi begini?


Ale sengaja diam, tidak menjawab pertanyaan Wisnu. Tapi melihat Wisnu yang ada di dekatnya membuat Ale jadi ingin bertanya sesuatu padanya.


ALE

Eh iya, Nu. Gue mau tanya sama lo. 


WISNU

(menaikkan sebelah alisnya)

Nanya apa?


Ale tidak langsung mengucapkan pertanyaannya, ada jeda sesaat dan di jeda itu sorot mata Wisnu tidak tertuju pada Ale melainkan ke arah luar sekolah yang di mana para murid mulai memasuki wilayah sekolah.


ALE

Lo kenal nggak sama yang namanya Kasalira Larasati?


WISNU

Mampus ada si Golem.

(beat)

Gue duluan ya, Le!


Wisnu yang terlihat panik itu buru-buru melangkahkan kakinya berlari untuk menghindari teman sekolahnya. Sementara itu Ale hanya bisa mendengkus kemudian kembali mencari murid perempuan yang bernama Kasalira Larasati dari name tag.

 

CUT TO:


INT. PERPUSTAKAAN SMA KASTURI — SIANG

Karena di gerbang sekolah tadi Ale tidak berhasil menemukan si 'Bunga Matahari' yang dicari, target tempat pencarian selanjutnya adalah perpustakaan. Di ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam buku itu, di meja dekat jendela Ale menutup wajahnya dengan buku yang berdiri tegak di atas meja, kemudian Ale mengintip melalui buku menatap sekelilingnya. 

Dari yang kita lihat cukup banyak murid perempuan yang datang fokus membaca buku di meja masing-masing.

Ale yang ingin segera menemukan murid perempuan bernama Kasalira Larasati beranjak dari duduknya dengan tangan memegang buku untuk menyembunyikan setengah wajahnya.


CAMERA FOLLOW


Ale melangkah pelan meneliti satu persatu name tag di seragam murid perempuan dan hasilnya masih tetap sama, di semua meja yang ada tidak ada yang bernama Kasalira Larasati.

Tidak ingin menyerah, Ale mencari di tempat lain. Pada rak-rak buku di mana beberapa murid perempuan sedang menaruh juga mengambil buku yang ada di rak.

Ale melihat adanya satu MURID PEREMPUAN sedang kesusahan mengambil buku yang ada di rak paling atas. Tanpa ragu Ale berjalan mendekati dengan maksud membantu dan Ale memberikan buku itu kepada murid perempuan.


MURID PEREMPUAN

Makasih.


ALE

Sama-sama.


Ale dan murid perempuan itu tidak langsung pergi, si murid perempuan mencari buku lain di rak yang sama sementara Ale melirikkan matanya dan tertuju pada name tag yang tertempel di seragam murid perempuan itu.

FADE IN Wajah Ale yang cukup terkejut.

CLOSE UP Tiga huruf bertuliskan 'KAS' di name tag murid perempuan, name tag tidak terlihat secara menyeluruh karena terhalang oleh rambut panjang si murid perempuan.

Ale terdiam sesaat karena tiga huruf yang dibacanya, antara si 'Bunga Matahari' yang dicari atau bukan. Maka sekadar meyakinkan Ale ingin menanyakan sesuatu padanya.


ALE

(berdeham pelan)

Omong-omong, lo suka bunga matahari?


Murid perempuan itu langsung menoleh dengan kening yang mengerut.


MURID PEREMPUAN

Ya?


ALE

Lo suka bunga matahari apa enggak?


MURID PEREMPUAN

Gue nggak suka bunga.


ALE

(raut wajahnya terlihat tidak percaya)

Masa sih?


Murid perempuan itu membalas dengan anggukan singkat, karena Ale masih penasaran dengan namanya, Ale enggan beranjak dia malah berpura-pura sedang sibuk mencari buku di rak yang sesekali memperhatikan name tag di seragam murid perempuan.


CAMERA FOLLOW


Di saat murid perempuan itu beranjak pergi meninggalkan tempat sebelumnya. Ale menoleh kemudian mengikutinya dari belakang dengan langkah pelan juga hati-hati.


EXT. KORIDOR SEKOLAH — SIANG

Setelah dari perpustakaan dengan membawa dua buku di tangannya murid perempuan itu berjalan santai di koridor sekolah dan dari arah belakang Ale masih mengikutinya dengan menjaga jarak sekitar 3-5 meter.

Mengamati dari jarak pandang sekitar 3-5 meter Ale dapat melihat jika ada seorang MURID PEREMPUAN LAIN sedang berlari kecil menghampiri murid perempuan yang diikuti olehnya.


MURID PEREMPUAN LAIN

KASINAH!


Murid perempuan yang sebelumnya sedang berjalan itu sontak menghentikan langkah kakinya kemudian menoleh ke sumber suara, pada seseorang yang memanggil namanya.

Yang Ale lihat mereka saling melempar senyum lantas berjalan beriringan sambil mengobrol.

Ale meringis pelan seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena ternyata murid perempuan itu bukan si 'Bunga Matahari' yang dicari.


ALE

(menghela napas)

Masa iya yang namanya Kasalira Larasati nggak ada di sekolah ini? Apa jangan-jangan hari ini dia nggak sekolah, ya?


Karena murid perempuan itu bernama Kasinah, Ale tidak lagi mengikutinya kemudian berbalik arah.


JUMP CUT TO:


INT. KAMAR KASA — SIANG

Kita melihat di sebuah ruangan yang bernama kamar sederhana itu terdapat Kasa sedang mengistirahatkan diri di kasur dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Tubuhnya sedang tidak baik-baik saja, jadi untuk hari ini Kasa tidak masuk sekolah.

CLOSE UP Pintu kamar Kasa yang semula tertutup menjadi terbuka karena Sintia datang membawakan nampan yang terdapat makanan, minuman, juga obat untuk Kasa.

Sintia menaruh nampan di atas nakas yang ada di samping tempat tidur Kasa. Tangan Sintia terulur menepuk pundak Kasa dengan pelan.


SINTIA

Sa, bangun. Makan dulu yuk.


Kasa yang awalnya memejamkan mata, kini membuka matanya.


KASA

(suara yang terdengar lemah)

Hm, iya Onti.


Kasa mengubah posisi yang sebelumnya berbaring menjadi duduk menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.


SINTIA

(menyentuh kening Kasa)

Masih pusing?


Sebagai jawaban kepala Kasa mengangguk pelan. Sintia mengambil semangkuk bubur.


SINTIA

Mau onti suapin?


KASA

Enggak usah, Ti. Kasa bisa sendiri kok.


Tangan Kasa bergerak untuk mengambil semangkuk bubur yang ada di tangan Sintia lantas Sintia menyerahkannya.


SINTIA

Yaudah, tapi kalau kamu ada perlu apa-apa langsung panggil onti, ya.

(beat)

Jangan lupa obatnya diminum.


Untuk kedua kalinya Kasa menjawab dengan anggukan pelan, karena sudah mengantarkan makanan, minuman, juga obat untuk keponakannya yang sedang sakit. Sintia beranjak pergi dari kamar Kasa.


CUT TO:


INT. KAMAR ALE — MALAM

Ale merebahkan diri di atas kasurnya yang empuk, satu tangan digunakan sebagai bantalan dan tangan satunya lagi digunakan untuk memegang ponselnya.

CLOSE UP Layar ponsel Ale yang terpampang jelas akun Instagram milik si 'Bunga Matahari' yang kemarin sempat dilihat olehnya.

Ale kembali melihat satu persatu foto yang ada di sana dengan harapan mendapat petunjuk baru mengenai si penulis cerita.

Semua unggahan foto yang dilihat tidak ditemukannya petunjuk baru. Kemudian ibu jari Ale bergerak untuk meng-klik link yang tertera di bio Instagram. Link yang sengaja dipencat Ale membawanya pada beberapa karya online di sebuah platform yang tentunya karya berupa novel itu milik si 'Bunga Matahari'. Ale mencoba membaca satu karyanya yang berjudul 'flowers in march'.

FADE IN Wajah Ale yang tersenyum geli saat membaca novel.

CLOSE UP Jam dinding yang terus bergerak, dari menit ke menit hingga jarum jam yang sebelumnya terarah pada pukul sembilan malam kini berangsur menjadi pukul dua belas malam.

INSERT: ALE BELUM TIDUR KARENA TERLALU ASYIK MEMBACA


FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar