Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Matahari
Suka
Favorit
Bagikan
8. 8. Sebenarnya Kasa Sedih

EXT. HALTE BUS DEKAT SMA KASTURI — SORE

Kasa sedang duduk di kursi kosong untuk menunggu bus datang, sambil menunggu Kasa menyibukkan diri dengan melamun menatap fokus ke depan pada jalanan yang dilalui oleh banyak kendaraan.

Terlalu sibuk memperhatikan jalanan juga kendaraan yang ada di depan matanya, Kasa sampai tidak menyadari jika Ale yang baru datang juga duduk di sebelahnya.

Di saat Ale tersenyum tipis memperhatikan Kasa yang menatap lurus ke depan. Perempuan itu masih belum menyadari keberadaannya.


ALE

EKHM!


Suara dehaman Ale yang terdengar cukup keras itu membuat Kasa sontak menoleh.


KASA

Lo?


ALE

Iya, gue Ale dan senang bertemu denganmu lagi di sini. (tersenyum simpul sembari melambaikan tangannya singkat) 


KASA

(menyipitkan mata menatap curiga)

Lo sengaja ya ngikutin gue?


ALE

Enggak kok, kebetulan aja kali. Hari ini gue lagi nggak bawa motor jadinya gue naik bus dan nggak nyangka juga sih ternyata bisa ketemu lo di sini. (terkekeh pelan) 


Karena malas berbeda Kasa memilih untuk diam dan kembali menatap lurus ke depan. Ale kembali berdeham tapi kali ini lebih pelan.


ALE

Omong-omong, lo suka baca cerita kayak novel atau komik nggak?


KASA

(kembali menoleh)

Kenapa?


ALE

Jawab aja, lo suka apa enggak.


KASA

Suka.


ALE

Kalau nulis cerita?


Pertanyaannya tidak mendapat jawaban dan sejenak Ale beranggapan jika diamnya Kasa artinya 'iya' lantas Ale mengeluarkan sebuah buku yang ditemukannya di tempat sampah yang tersimpan di dalam ranselnya.


ALE

Ini buku lo, kan?


Ale menunjukkan sebuah buku bersampul oranye dan saat melihat buku itu Kasa melebarkan kedua matanya merasa terkejut karena buku yang sengaja dibuang olehnya berada di tangan Ale.


KASA

Kok? Bisa ada...


ALE

Kenapa lo buang buku ini?


Kasa terdiam, pertanyaan Ale tidak dijawab bahkan ucapannya yang sebelumnya terpotong itu tidak diteruskan. 


ALE

Padahal cerita karangan yang lo tulis itu bagus loh.


KASA

(mengembuskan napas)

Gue punya alasan karena udah buang buku itu.


ALE

Jadi apa alasan lo? Gue pingin tahu.


Untuk kesekian kalinya Kasa memilih diam yang seakan menghindari pertanyaan Ale. Meski terlihat samar Ale bisa merasakan bagaimana sorot mata Kasa yang sebelumnya tajam kini menjadi sendu. 


ALE

Enggak apa-apa, Sa. Ceritain aja. Cerita semua keluh kesah yang ada di hati lo itu ke temen baru lo ini.


KASA

(melirik tajam seraya decak sebal)

Gue nggak punya keluh kesah dan terakhir lo bukan temen gue.


Bertepatan dengan Kasa yang berbicara ketus pada Ale, bus yang ditunggu olehnya tiba dan berhenti di halte, Kasa segera bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya dengan cepat memasuki bus. Ale pun sama, bangkit dari duduknya untuk memasuki bus. 


INT. BUS — SORE

Kasa duduk di bangku bus dekat jendela sementara Ale duduk di sebelah Kasa.


ALE

Lo yakin nggak mau anggep gue sebagai temen lo? Padahal ada keuntungannya loh temenan sama gue.


Lagi dan lagi Kasa memilih diam menatap ke arah jendela dan berusaha menganggap Ale tidak ada di sebelahnya. Mendapat perlakuan yang sudah menjadi kebiasaan dari lawan bicaranya, Ale kembali berbicara.


ALE

(memperlihatkan jari telunjuk) Pertama gue ini baik, jadi kalau semisal lo punya masalah gue siap membantu. (memperlihatkan jari tengah) Kedua gue ini humoris, kalau lo lagi sedih gue siap menghibur. (memperlihatkan jari manis) Ketiga--


Ucapan Ale terpotong karena melihat Kasa yang menyumpal kedua telinganya dengan earphone masih dengan pandangan mata yang menatap ke arah luar jendela dan seketika Ale meringis pelan.


CUT TO:


EXT. HALTE BUS — SORE

Kasa dan Ale telah turun di halte yang sama kemudian Kasa adalah orang pertama yang melangkahkan kakinya dengan cepat, bertujuan untuk menghindari Ale yang masih berusaha untuk mengikutinya.


EXT. TROTOAR — SORE

Sekadar memastikan jika Ale mengikutinya atau tidak, Kasa melirik cara untuk mengetahuinya dengan melihat melalui pantulan layar ponselnya yang mati. Dari pantulan layar ponsel Kasa bisa melihat jika Ale masih mengikutinya dan hal tersebut tentu saja membuatnya kesal.

Kasa menghentikan langkah kakinya, membalikkan badan dan menatap Ale tajam.


KASA

Lo kenapa masih ngikutin gue sih?!


ALE

(menghentikan langkah kakinya dengan alis yang terangkat sebelah)

Idih? Siapa yang ngikutin elo? Jangan kegeeran deh. Rumah gue juga dekat sini kok. Tuh, rumah gue masuk gapura sana. (menunjuk ke arah gapura yang ada di seberang jalan)


KASA

(merutuk dalam hati)

Oh.


ALE

(tersenyum geli)

Yaudah. Kalau gitu gue duluan, ya.


Ale menyeberang jalan memasuki gapura yang sebelumnya ditunjuk olehnya. Ale yang sudah berpamitan membuat Kasa melanjutkan langkah kakinya.

FADE IN Wajah Ale yang muncul di balik gapura.

Ale sengaja bersembunyi untuk mengetahui di mana Kasa tinggal. Kasa yang sudah berjalan cukup jauh dari jarak Ale bersembunyi, secara diam-diam juga hati-hati Ale mengikuti ke mana Kasa pergi.


EXT. DI DEPAN GERBANG RUMAH SINTIA — SORE

Kasa memasuki rumah Sintia dan dia masih tidak menyadari jika Ale telah berhasil mengikutinya.


ALE (V.O.)

Jadi di sini rumahnya. Oke, kapan-kapan gue bakalan mampir. (tersenyum penuh arti)


Setelah tahu di mana Kasa tinggal, dengan langkah riang Ale segera pergi untuk pulang ke rumahnya. 


JUMP CUT TO:


INT. RUANG TAMU RUMAH SINTIA — SORE

Kasa telah memasuki rumah Sintia dan seperti biasa, suasana di ruang tamu begitu berantakan karena ulah Linta.

Linta menaruh kakinya di atas meja, mentertawakan adegan film lucu yang sedang ditonton olehnya melalui televisi dan sesekali memakan camilan berupa keripik ubi ungu. Dan Kasa yang tidak peduli memilih untuk melawatinya. 


LINTA

Oi, Kasa!


Kasa yang baru beberapa melangkah terpaksa menghentikan langkah kaki selanjutnya. Kasa menoleh ke arah Linta.


KASA

Kenapa?


LINTA

(menengok ke belakang)

Lo ada rencana buat cuci sepatu lo kapan?


KASA

Mungkin nanti malam.


LINTA

(tersenyum penuh arti)

Nah, kebetulan banget. Sepatu gue yang warna putih udah kotor banget, gue males cucinya. Lo bisakan sekalian cuciin sepatu gue? Harus malam ini dicuci soalnya hari Minggu mau gue pake.

(beat)

Lo bisakan cuci sepatu gue yang warna putih malem ini?


KASA

(mengangguk singkat)

Iya, Bisa. 


LINTA

Bagus, Udah sana lo pergi nggak usah ganggu gue nonton.


Linta kembali menonton film dan Kasa segera pergi menuju kamarnya.


CUT TO: 


INT. KAMAR KASA — SORE

Kasa menutup pintu kamar dengan pelan lalu tubuh kurusnya bersandar di pintu sambil menghela napas karena lelah. Kemudian Kasa melangkah gontai menaruh ranselnya di bawah meja belajar.

Kasa duduk di bangku meja belajarnya dan sorot matanya tertuju pada laci meja belajar.

CLOSE UP Laci meja belajar Kasa.

Tangan Kasa terjulur membuka salah satu laci meja. Kasa mengambil beberapa buku yang ada di dalamnya.

CLOSE UP Beberapa buku yang ditaruh di atas meja belajar.

Satu persatu, Kasa membuka halaman buku dan buku itu tertulis sebuah cerita karangannya yang lain.

FADE IN Wajah Kasa yang murung.

Kasa beralih pada buku yang lain, dia melakukannya beberapa kali sampai pada buku terakhir. Telah sampai di buku terakhir Kasa menutupnya kemudian menggeser semua buku itu dengan kasar hingga terjatuh semuanya.

Kasa yang sedih menjatuhkan kepalanya di atas meja belajar dan menggunakan kedua tangan untuk menyembunyikan wajahnya.

INSERT : BAHU KASA BERGETAR JUGA TERDENGAR SUARA ISAK TANGISNYA


CUT TO: 


INT. KAMAR ALE — MALAM

Ale sedang duduk di bangku meja belajar dengan kedua tangan yang memegang sebuah buku novel karangan Agatha Christie. Ketika Ale sedang sibuk membaca novel bergenre Thriller suara ketukan pintu dari luar terdengar dan si pengetuk pintu adalah AYU, ibunya Ale.


AYU (S.0)

Abang? Kamu lagi ngapain?


ALE

Kenapa, Ma? Buka aja pintunya.


Pintu kamar terbuka dan menampilkan Ayu yang berdiri di ambang pintu.


AYU

Abang lagi sibuk nggak?


Ale menutup buku yang dibaca, menaruhnya di atas meja belajar kemudian menggelengkan kepalanya pelan. 


ALE

Enggak sih, Ma. Cuma lagi baca novel aja. 


AYU

Mama boleh minta tolong?


ALE

Minta tolong apa?


Ayu melangkah mendekati anaknya yang masih duduk, saat Ayu sudah berdiri di hadapan Ale, Ayu menyerahkan secarik kertas juga uang kepada Ale.

CLOSE UP Secarik kertas yang tertulis bahan-bahan kue.


AYU

Tolong beliin itu di minimarket, ya. Terus kembaliannya ambil aja buat kamu.


ALE

(tersenyum simpul)

Oke.


AYU

(membalas senyum Ale)

Makasih, ya. Bang.


Karena sudah selesai dengan urusannya, Ayu segera pergi dari kamar anak sulungnya. Sementara Ale bangkit dari duduknya mengambil jaket yang ada di dalam lemari. 


CUT TO:


EXT. TERAS MINIMARKET — MALAM

Ale keluar dari minimarket sudah selesai berbelanja keperluan ibunya. Namun, ketika Ale hendak pulang niatnya langsung tertunda karena dia melihat Kasa yang duduk di kursi minimarket.

Kasa sedang meminum susu cokelat kemasan sambil melamun. Karena ada Kasa langkah Ale membawanya pergi menghampiri perempuan itu.


ALE

Kasa?


Kasa yang tersadar dari lamunannya mengerjapkan mata kemudian menoleh dan ternyata Ale yang membuat lamunannya buyar.


ALE

Lo lagi ngapain?


KASA

(menghela napas)

Eggak lagi ngapa-ngapain.


Ale manggut-manggut, Ale menarik bangku kosong yang ada di depan Kasa.


KASA

(mengerutkan kening)

Lo ngapain?


ALE

(mengerjapkan mata)

Duduk, emang gue nggak boleh duduk di sini?


Kasa mendengkus tidak menjawab beberapa detik kemudian Kasa bangkit dari duduknya untuk pergi dari tempat ini. Kasa yang pergi membuat Ale melakukan hal yang sama, bahkan pemuda itu sudah menyejajarkan langkah kakinya dengan Kasa. 


ALE

Sa, serius deh gue mau tanya sama lo. 

(beat)

Lo kenapa nggak terusin cerita karangan lo itu? Menurut gue cerita yang lo bikin itu menarik loh, sampai sekarang aja gue masih penasaran sama kelanjutannya, lanjutin lagi dong, Sa.


Kasa tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan hal itu sontak membuat Ale juga melakukan hal yang sama. 


KASA

(menatap tanpa ekspresi)

Kenapa?


ALE

Hah?


KASA

Kenapa lo ambil buku gue dari tempat sampah?


ALE

Oh, itu. (menggaruk kepalanya yang tidak gatal) Gue ambil karena penasaran aja. (cengengesan)


KASA

Buang.


ALE

Hah?


KASA

Buang buku itu, karena rasa penasaran lo nggak akan pernah tuntas. 


ALE

Maksud lo apa?


KASA

(berdecak sebal)

Gue nggak mau nulis cerita karangan lagi, gue udah berhenti!


Kasa yang terlihat kesal bercampur sedih itu memilih pergi, meninggalkan Ale yang terdiam berpikir sambil menatap punggung Kasa yang perlahan semakin menjauh dari pandangan matanya.


FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar