Cuplikan Chapter ini
Jawaban Mas Bowo sangat natural ketika aku tembak dia dengan satu pertanyaan. Itu adalah apakah kami pernah berjumpa di masa lalu. Aku mengharapkan ada riak terkejut yang disusul dengan kegusaran. Ternyata tidak. Dia hanya diam sejenak, lantas memberi jawaban yang membuat keningku mendadak penuh kerutan. Entahlah. Andaipun pernah bertemu, untuk apa juga aku mengingat? Kamu, kan, dulu nggak sepenting itu bagiku. Bukan istriku juga. Rasanya ingin aku tarik kedua telinganya. Dia itu terkada.