Cuplikan Chapter ini
Terdengar riuh sekali seseorang sedang bercakap-cakap di teras. Aku yang sedang menyuapi Azril, sejenak berhenti, menajamkan telinga. Itu suara Mas Bowo dan seorang lagi. Entah siapa. Yang jelas, dari tawa renyah, melengking, itu jelas suara perempuan. Aih! Mas Bowo, sih, bisa aja. Benar, dong saya sehat, seger gini. Punya tetangga yang sifatnya baik kayak Mas. Bikin adem hati. Azril yang menerima satu suapan bubur, aku yang justru tersedak. Selentingan kalimat bernada menggoda barusan m.