Cuplikan Chapter ini
Aku mencium aroma vanili lagi. Mas Bowo yang meringkuk di atas tikar pandan pun, sudah tak ada. Azril masih pulas. Aku beranjak keluar kamar, menuju dapur. Benar apa yang kuduga. Roti-roti itu bahkan sudah keluar dari penggorengan. Terlihat manis dan gemuk-gemuk, menggoda sangat. Mereka berjajar rapi seolah-olah tengah asyik menikmati sang pembuat yang sedang pulas tertidur di kursi. Boleh jadi, Mas Bowo tertidur saat menunggui roti-roti ini dingin sebelum siap untuk dikemas. Dari pemilik ..