Cuplikan Chapter ini
Dua belas tahun. Memang sebuah selisih usia yang cukup jauh untukku dan Mbak Arum. Ibu pernah bercerita bahwa ada satu lagi seorang putra yang lahir tiga tahun setelah Mbak Arum. Namun, pada usia dua bulan, bayi itu demam tinggi, kejang, meninggal. Trauma kehilangan membuat Ibu takut untuk kembali menimang bayi. Hingga akhirnya, ada aku di usia orang tuaku yang tidak muda lagi. Manja, meledak-ledak, dan keras kepala. Kata Ibu, itulah sifatku. Menjadi wajar, katanya, karena aku si bungsu ya..