Cuplikan Chapter ini
engan terpatah-patah. "Gu ... e ...."Pijar mendekatkan telinganya, menunjukkan wajah polos."Apaan? Kenapa, Sa?""Ba . . . wa ... gue per ... gi," ucap Heksa susah payah karena merasa kehabisan napas."Nggak usah takut, Sa. Mereka nggak bakal bangun, terus ngejar lo, kok," jawab Pijar santai. "Yaaa, walau dari tadi emang beberapa dari mereka manggil-manggil nama lo, sih."Heksa berusaha mengais-ngais oks