Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51. EXT/INT. RUMAH DINAR, HALAMAN DEPAN & RUANG TAMU – MALAM
Sedan mungil berhenti di jalanan persis di depan rumah Dinar, lalu tampak Riko turun dari sedan mungil.
Riko memencet bel yang ada di samping pintu pagar, lalu melihat arlojinya.
RIKO (S.O.)
Jam delapan kurang seperempat. (jeda) Ah, belum terlalu malam.
POV Riko: Pintu terbuka, kemudian tampak Pranoto. Sejenak Pranoto menatap Riko dan ketika sudah mengenali siapa tamunya, Pranoto melangkah ke pintu pagar.
RIKO
Selamat malam, Oom.
PRANOTO
(sambil membuka pintu pagar)
Malam. Ayo masuk, Riko.
Kemudian Riko dan Pranoto berjalan berdampingan menuju ke ruang tamu. Di ruang tamu Riko dan Pranoto duduk berhadap-hadapan.
RIKO
Kok sepi, Oom. Tante dan Dinar ke mana?
PRANOTO
Ada. Tunggu sebentar ya, saya panggilkan Dinar (lalu Pranoto masuk ke dalam rumah).
Riko mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang tamu, lalu tatapannya berhenti pada aquarium. Kemudian Riko asyik memandangi ikan-ikan hias yang ada di aquarium. Sementara itu dengan diam-diam Dinar masuk ke ruang tamu, lalu dengan diam-diam pula duduk di hadapan Riko.
Jam dinding berdentang delapan kali, Riko tersentak, lalu ia baru melihat kalau Dinar sudah duduk di hadapannya.
RIKO
Eh, Dinar. Muncul kok diam-diam, sih?
Dinar tidak menyahut. Ia hanya tersenyum masam.
RIKO
(menyelidik)
Kamu sakit, Dinar?
Dinar menggeleng lemah.
RIKO
Ah, kamu sedang sakit.
Dinar membisu. Riko pun berdiri dari duduk.
RIKO
(memancing)
Aku pamit, ya?
Dinar tetap membisu (tidak bereaksi)
RIKO
Oke. Kalau gitu, aku pulang.
Lalu Riko melangkah keluar (sementara itu dengan diam-diam Dinar membuntuti langkah Riko) dan saat Riko sudah di ambang pintu, Dinar memanggilnya:
DINAR
Kak Riko…
Riko menghentikan langkah. Dan saat ia balik badan, Dinar sudah berdiri beberapa tindak di hadapannya.
RIKO
Apa?
DINAR
Saya minta, Kak Riko jangan pernah datang ke rumah saya lagi. Karena sebentar lagi, saya dipinang oleh kekasih saya.
Kontan wajah Riko bersemu merah.
RIKO
Oh maaf Din, kalau kehadiranku ternyata mengganggumu. Maaf!
Riko kembali balik badan, lalu melangkah ke arah mobil sedan, raut wajahnya tampak sedih.
CUT TO
52. EXT/INT. JALANAN, DALAM SEDAN MUNGIL RIKO – MALAM
Sekilas jalanan yang tidak padat, lalu tampak sedan mungil Riko meluncur dengan tenang, kemudian tampak kaca depan sedan mungil Riko terbuka dan Riko mengendarai sedannya dengan wajah sedih.
RIKO (V.O.)
(merintih)
Oh, begini rasanya sakit hati. (diam sesaat, merenung) Ah, pasti pedih seperti ini juga hati cewek-cewek yang dulu kuputuskan cintanya. Ya Allah, maafkan aku. Sekarang aku tobat, nggak mau jadi playboy lagi. Dan sekarang bantulah aku, ya Allah, untuk dapat menemukan wanita idaman, yang dapat kujadikan sebagai pendamping hidupku.
Beberapa saat kemudian Riko membelokkan sedan mungilnya ke
CUT TO
53. EXT/INT. SEDAN MUNGIL RIKO & MAL/KEDAI BAKSO – MALAM
Sekilas pemandangan mal yang ramai, kemudian tampak sedan mungil Riko memasuki pintu gerbang mal, setelah menerima karcis parkir dan membayarnya, Riko memarkir sedan mungilnya di pelataran depan mal (yang menjadi tempat parkir).
Riko keluar dari sedan mungil, lalu melangkah menuju arah dalam mal. POV Riko: di dinding kaca depan mal tertera tulisan: BAKSO MALANG – ECO. Lalu tampak Riko mesuk ke kedai bakso.
Kedai bakso ramai oleh pembeli dan sesaat Riko celingukan mencari bangku yang kosong, Setelah melihat bangku yang kosong, Riko melangkah ke bangku itu (ada cewek/Asri yang sedang makan bakso duduk di hadapan Riko di bangku itu, tapi Riko tidak memperhatikan keberadaan cewek itu.) . Begitu Riko duduk, seorang pelayan (lakli-laki) menghampiri Riko.
PELAYAN
(akrab, tapi sopan)
Hei Pak Dokter Muda, tumben nggak hari libur ngebakso?
Riko tersenyum samar, wajahnya tampak masih sedih.
PELAYAN
(sopan)
Seperti biasa Pak Dokter Muda, bakso dan es kelapa muda?
RIKO
(lirih)
Ya
Pelayan berlalu, sedang Riko menunggu dengan merenung, wajahnya tampak masih sedih.
Sejenak kemudian pelayan kembali datang menghampiri Riko dengan membawa nampan berisi satu mangkok bakso dan segelas besar es kelapa muda dan menyajikannya di hadapan Riko.
Pelayan kembali berlalu dan Riko mulai menyantap bakso dan saat itulah Asri menegur:
ASRI
Ngebakso, Dokter Muda?
Sambil mengunyah bakso, dengan cermat Riko mengamati cewek itu. Lalu:
RIKO
(senyum)
Asri…
ASRI
Wah hebat, Kak Riko udah jadi dokter yang terkenal.
RIKO
Ah, nggak juga.
ASRI
(memotong)
Jangan merendah. Lha itu pelayan aja tau, kalau Kak Riko Dokter...
RIKO
(tertawa pendek)
Kebetulan aja, rumahnya dekat dengan tempat praktek pribadiku.
ASRI
(antusias)
Wah hebat, udah mulai buka praktek pribadi. Sejak kapan?
RIKO
(seperti berpikir dan wajahnya mulai berseri)
Mm... tiga bulan yang lalu.
ASRI
(bercanda)
Wah, kalau nanti aku sakit, bisa dong aku datang ke tempat praktek pribadi Kak Riko.
Riko menelan kunyahan baksonya.
RIKO
O bisa, sangat bisa… Nggak sakit pun, kalau kamu mau datang ke tempat praktek pribadiku, boleh kok.
Asri menghentikan sendok dan garpu sedikit di atas mangkok bakso.
ASRI
(menyelidik)
Bener, nih?
Riko menghirup es kelapa muda.
RIKO
(serius)
Sure…
Riko selesai makan bakso, melap mulut dengan tisu, menghirup es kelapa muda, lalu menatap Asri dengan jeli.
RIKO
Kamu dari mana, sih?
ASRI
(santai)
Pulang kerja.
RIKO
Kerja di mana?
Asri tidak segera menjawab. Ia menelan kunyahan bakso terakhir yang ada di dalam mulutnya, menghirup minumannya, lalu melap mulut dengan tisu.
ASRI
Kerja part time di kantor Pengacara Yudit. Ya selain untuk memraktekkan ilmu yang di dapat di kampus, juga untuk mulai belajar cari uang sendiri.
RIKO
Wah hebat, tuh. Setiap sore kamu kerja?
ASRI
Nggak. Kadang-kadang aja kalau lagi banyak job.
Sesaat Riko terdiam, seperti berpikir. Lalu:
RIKO
Jadi kamu banyak waktu luang, ya?
ASRI
(cepat/memotong)
Ya banyak, banyak sekali.
Sejenak Riko kembali terdiam, kembali seperti berpikir. Lalu:
RIKO
As, kalau kapan-kapan kamu bantu aku praktek, bisa nggak?
ASRI
(antusias)
Wah bisa Kak Riko, bisa banget. Tapi, apa Kak Riko belum punya asisten?
RIKO
(senyum-senyum)
Udah, sih. Tapi kalau sesekali kamu yang jadi asistenku, terutama kalau malam Minggu, aku akan sangat bahagia.
Sesaat Asri melongo, seperti tidak percaya dengan pendengarannya. Lalu:
ASRI
(penuh tekanan, ingin kepastian)
Bener, nih?
RIKO
(serius)
Ya bener, dong. Kapan sih aku pernah bohong ke kamu? (menatap Asri lekat-lekat) Apa perlu bukti sekarang juga?
ASRI
(cepat/memotong)
Ya ya, aku perlu bukti sekarang juga. (terdiam sejenak, berpikir.)
Kalau Kak Riko antarkan aku pulang, mau?
RIKO
Oke, dengan senang hati.
CUT TO
54. EXT/INT. JALANAN, DALAM SEDAN MUNGIL RIKO – MALAM
Sedan mungil Riko keluar dari pintu gerbang mal, lalu meluncur di jalanan yang padat, mobil-mobil jalannya merayap. Lalu tampak Asri duduk manis di samping Riko yang pegang kemudi.
Wajah Riko sangat berseri-seri, hatinya gembira.
RIKO (V,O.)
(penuh rasa syukur)
Ya Allah, betapa cepat Kau kabulkan permohonanku. Kau pertemukan aku dengan Asri, wanita yang sejak dulu telah jadi idamanku. Terima kasih, ya Allah.
Lalu Riko menghidupkan DVD. maka mengalunlah sebuah lagu yang lembut dari Yovie & Nuno: Janji Suci. Dan beberapa saat kemudian Asri berkomentar.
ASRI
Romantis banget lagunya?
RIKO
(mengerling ke Asri)
Iyalah, ada cewek cantik duduk di sampingku.
Asri tersenyum.
ASRI (V.O.)
Kok sekarang gue ngerasa seneng ya, dengan pujian dari kak Riko? (seperti berpikir) Apakah karena sekarang Kak Riko udah mulai buka praktek pribadi...? Iya kali ya...
CUT TO
55. INT/EXT. JALANAN DEPAN RUMAH ASRI, SEDAN MUNGIL RIKO – MALAM
Sedan mungil Riko berhenti (lagu “Janji Suci” masih terdengar samar-samar).
ASRI
Mampir, Kak Riko?
RIKO
Udah malam, As.
ASRI
(merayu)
Tapi kalau malam Minggu besok, mau dong Kak Riko main ke rumahku?
RIKO
(senyum)
Nah, kalau malam Minggu, jelas mau.
ASRI
Oke. Aku tunggu.
Kemudian Asri keluar dari sedan mungil Riko. Dan setelah berada di luar sedan mungil, Asri melambai-lambaikan tangan dengan gembira.
ASRI
Dadah Kak Riko... Trima kasih, ya...
Riko mengangguk, lalu kembali melajukan sedan mungil dan Asri memandangi sedan mungil Riko sampai tidak tampak dari pandangan.
CUT TO
56. INT. RUMAH ASRI, RUANG TENGAH & KAMAR ASRI – MALAM
Asri melangkah dengan wajah berseri dan dengan lirih ia menyenandungkan lagu “Janji Suci.” Ketika sampai kamar HP Asri berdering, kontan senandung Asri berhenti dan ia mengambil HP dari saku bajunya.
Asri melihat layar HP (masuk SMS dari Tondo.) Lalu Asri membaca SMS itu.
TONDO (S.O.)
Halo Asri, dah nyampai rumah? Moga malam ini kamu mimpi indah.
Asri tampak merenung ( lalu ia ingat seorang laki-laki yang tadi dikenalnya di Kantor Pengacara.)
DISSOLVE TO
57. INT. KANTOR PENGACARA YUDIT – SIANG
Asri duduk di meja kerjanya, sibuk menghadapi laptop yang sedang menyala, lalu muncul seorang laki-laki (Tondo).
TONDO
Selamat Pagi...
ASRI
(menatap Tondo)
Selamat Pagi. Ada yang bisa saya bantu, Pak?
TONDO
Pak Yudit ada?
ASRI
Baru keluar, Pak.
TONDO
(melihat arloji)
Kira-kira jam berapa kembali?
ASRI
Kurang tahu ya, Pak. Maaf, nama Bapak Siapa, ya?
TONDO
Saya Tondo, Tondo Wi, Tondo Widodo lengkapnya.
ASRI
Saya Asri, Pak. Boleh saya tau nomer HP Pak Tondo? Biar nanti saya bisa menghubungi Bapak, kalau Pak Yudit sudah datang.
TONDO
0821000
Asri mencatat di memori HP-nya.
TONDO
Tolong kamu misscall saya.
Asri memenuhi permintaan Tondo, lalu terdengar HP nya Tondo berdering (sebagai tanda misscall dari Asri telah masuk.)
DISSOLVE TO
58. INT. RUMAH ASRI, KAMAR ASRI – MALAM
Wajah Asri tampak geram.
ASRI (V.O.)
(mendengus)
Huh, genit! Udah punya anak bini brani-braninya ngrayu aku. Tak usah, ya! ( Lalu Asri mendelete SMS dari Tondo).
CUT TO