Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
9. EXT. SEKOLAH DINAR, LORONG KELAS – SIANG
Di lorong kelas yang sepi (sekolah sedang masa libur), tampak Dinar berjalan berdampingan dengan Marni ke arah ruang Tatausaha dan dari arah yang berlawanan tampak sedang berjalan Riko.
Saat berpapasan Dinar dan Marni bersikap tak peduli, tapi Riko mengamati Dinar dan Marni dengan cermat. Kemudian Riko menyapa lebih dulu.
RIKO
Tante Marni...
Marni menghentikan langkah, Dinar ikut menghentikan langkah dan Marni menatap Riko dengan cermat tapi ia tidak mengenali Riko.
MARNI
(heran)
Siapa, ya?
RIKO
(senyum)
Tante lupa ya, dengan saya? Saya Riko, Tante...
MARNI
(mengingat-ingat)
Riko, Riko... Riko putranya Ita?
RIKO
(senyumnya makin lebar)
Benar, Tante...
MARNI
(heran)
Lho, kamu kok di sini? Bukankah sejak kelas 2 SMP kamu dan keluargamu pindah ke Surabaya?
RIKO
Sejak kelas satu SMA, saya sudah sekolah di Jakarta lagi, Tante. Sedang Papa, Mama dan kedua adik saya tetap tingal di Surabaya. Waktu itu memang ada rencana, Papa mau kembali ditarik di Kantor Pusat kerjanya di Jakarta.Tapi entah mengapa rencana itu tertunda-tunda dan baru sebulan yang lalu saya dapat kepastian dari Mama, bahwa bulan depan Papa akan resmi kembali kerja di Kantor Pusat di Jakarta.
MARNI
(mengangguk-angguk)
O begitu... Sekarang kamu kelas berapa, Riko?
RIKO
(tertawa kecil)
Saya sudah lulus dua tahun yang lalu, Tante. Ke sini karena dipanggil oleh Bapak Kepala Sekolah, diminta untuk bantu adik-adik kelas dalam pelajaran ektrakurikuler gitar, tapi saya nggak bisa. Nggak ada waktu.
MARNI
Sejak SD kamu memang sudah jago main gitar, ya. Oya, sekarang kamu kuliah di mana?
RIKO
Di kedokteran, Tante. Sudah semester 4
MARNI
Wah, kamu memang hebat.
RIKO
(senyum, menatap Dinar)
Oya Tante, ini Dinar, ya?
MARNI
Iya, Dinar. Kamu pangling, ya?
RIKO
(senyum sedikit malu-malu)
Iya, pangling. Makin besar makin cantik, apalagi sekarang pake jilbab.
Dinar tampak tersipu malu, tapi hatinya berbunga-bunga. Sedang Marni tersenyum tipis dan rasa bangga tampak tergambar di wajahnya.
MARNI
Oya Riko, kapan-kapan main dong ke rumah Tante.
RIKO
Ya Tante, nanti kalau ada waktu luang, saya sempatkan main ke rumah Tante.
CUT TO
10. INT/EXT. SEKOLAH DINAR, RUANG TATAUSAHA & LORONG KELAS – SIANG
Setelah membayar uang gedung sekolah, tampak Dinar dan Marni keluar dari ruang Tatausaha, kemudian berjalan berdampingan
DINAR
Bu, Kak Riko yang tadi itu sebenarnya siapa, sih?
MARNI
Kamu lupa, ya. Waktu SD dia kan kakak kelasmu.
DINAR
(mengingat-ingat)
Aduh, kok saya nggak inget, sih?
MARNI
Ibunya bernama Tante Ita...
DINAR
(mengingat-ingat)
Tante Ita, Tante Ita... Oya saya ingat sekarang. Tante Ita yang teman Ibu waktu SMA, kan?
MARNI
Nah, daya ingatmu ternyata tajam...
DINAR
Tapi kok kelihatannya beda banget ya, Bu?
MARNI
(heran)
Beda bagaimana?
DINAR
Dia makin ganteng
MARNI
(menggoda/meledek)
Dia siapa?
DINAR
Ya Kak Riko...
MARNI
Kamu naksir, ya?
DINAR
(mencubit tangan Marni, manja)
Ah, Ibu...
CUT TO
11. EXT. SEKOLAH DINAR, LAPANGAN BASKET – PAGI
Tampak Dinar dan teman-teman sekelasnya sudah memakai training, tapi posisi mereka masih acak-acakan ( ada yang ngobrol, ada yang tampak bermalas-malasan dengan duduk, ada pula yang sibuk bermain-main dengan bola basket). Kemudian muncul Pak Kusno (wali kelas mereka).
PAK KUSNO
Coba kalian kumpul sebentar.
Dinar dan teman-temannya segera berkumpul, semua menghadap ke arah Pak Kusno.
PAK KUSNO
Saya hanya mau memberi tahu, hari ini Pak Budi nggak masuk. Tapi walau tanpa pengawasan dari guru olahraga, kalian harus tetap berolahraga dengan sungguh-sungguh. Biar kalian tetap sehat dan dapat belajar dengan baik.
DINAR DAN TEMAN-TEMANNYA
(serempak)
Siap, Pak...!
Mendengar jawaban dari murid-muridnya itu Pak Kusno tampak puas.
PAK KUSNO
Oke. Selamat berolahraga.
Pak Kusno meninggalkan lapangan basket, sedang anak-anak itu segera membentuk dua tim, lalu berlaga. Sementara itu yang lainnya jadi penonton di pinggir lapangan dan kita melihat Dinar dengan Asri (teman sebangkunya) tampak sedikit jauh dari lapangan basket, keduanya asyik ngobrol sambil makan snack
ASRI
Eh Din, lo kan pernah bilang, kalau Kak Riko mau main ke rumah lo. Dia menepati janji, nggak?
DINAR
(sedikit memberengut)
Iya, bohong. Dia nggak nongol-nongol tuh, di rumah gue
ASRI
Ya emang gitu sifatnya Kak Riko. Makanya lo harus ati-ati kalo nanti bergaul dengan dia.
DINAR
(heran)
Maksud lo?
ASRI
(sedikit penuh tekanan)
Ya pokoknya ati-ati aja...
CUT TO
12. INT. KAMPUS RIKO, RUANG KULIAH RIKO – SIANG
Seorang dosen laki-laki sedang menerangkan masalah anatomi manusia dengan dilengkapi alat peraga di depan ruang kuliah dan tampak Riko bersama teman-temannya anak kedokteran menyimak dengan penuh perhatian.
13. INT. SEKOLAH DINAR, RUANG KELAS DINAR - PAGI
Tampak Dinar dan teman-teman sekelasnya duduk rapi di bangkunya masing-masing. Kemudian seorang Bapak Guru (Pak Apung ) membagikan lembar soal ulangan ke masing-masing bangku. Dan setelah selesai Pak Apung berdiri di depan kelas.
PAK APUNG
Soal matematika yang saya pergunakan untuk ulangan umum ini semua materinya telah saya ajarkan pada kalian. Karena itu kalian mestinya bisa mengerjakannya. Waktunya 45 menit. Silakan mulai mengerjakan.
Sejenak kelas terdengar berisik, karena masing-masing anak membalik kertas lembar ulangan itu. Lalu kelas kembali sunyi saat anak-anak mulai mengerjakan soal ulangan umum.
CUT TO
14. INT. KAMPUS RIKO, RUANG KULIAH RIKO – PAGI
Tampak Riko dan teman-temannya anak kedokteran duduk rapi di bangkunya masing-masing. Lalu seorang Bu Dosen membagikan lembar kertas ulangan akhir semester ke masing-masing bangku.Dan setelah selesai Bu Dosen berdiri di depan ruang kuliah.
BU DOSEN
Oke para calon dokter, silakan mulai mengerjakan ulangan akhir semester ini, waktunya 45 menit.
Sejenak ruang kuliah berisik, karena masing-masing calon dokter itu membalik kertas lembar ulangan akhir semester. Lalu ruang kuliah kembali sunyi tatkala Riko dan tema-temannya mulai mengerjakan soal ujian itu.
CUT TO
15. INT/EXT. SEKOLAH DINAR, RUANG KELAS DINAR – PAGI
Ruang kelas gaduh, karena anak-anak saling ngobrol dengan teman sebangkunya. Begitu juga tampak Dinar ngobrol dengan Asri.
DINAR
Lo deg-degan nggak, As?
ASRI
(memegang dadanya)
Hem, deg-degan banget. Takut nggak naik kelas.
DINAR
Nggak usah takut berlebihan gitu, kali. Gue percaya, lo pasti naik kelas...
ASRI
Ya mudah-mudahan. Dan kalo dugaan lo bener, gue naik kelas, gue traktir bakso deh, lo...
DINAR
Bener, nih?
ASRI
Swear...
Dinar dan Asri melakukan toas. Pada saat bersamaan terdengar pintu kelas dibuka dari luar, lalu nampak Pak Kusno masuk ke dalam kelas dengan membawa setumpuk raport.
Mendadak suasana kelas sunyi, masing-masing murid duduk tenang di bangkunya. Sedang Pak Kusno menaruh setumpuk raport itu di atas meja guru.
PAK KUSNO
Selamat pagi...
SEMUA MURID
(serempak)
Pagi, Pak...
PAK KUSNO
(mengedarkan pandangannya keliling kelas)
Kalian nggak usah gelisah, nggak usah deg-degan, kalian semua naik kelas...
Wajah semua murid kontan ceria.
SEBAGIAN BESAR MURID
(riang)
Cihuy...
DINAR DAN BEBERAPA MURID
(lega)
Alhamdulillah...
Suasana kelas kembali gaduh.
PAK KUSNO
Kalian harap tenang, kalau nggak bisa tenang, raport tidak akan saya bagikan.
Mendadak suasana kelas kembali tenang. Dan Pak Kusno membagikan raport, dengan memanggil murid satu persatu untuk maju ke depan kelas.
CUT TO
16. INT. KEDAI BAKSO – SIANG
Dinar dan Asri tampak sedang makan bakso, lalu muncul Riko.
RIKO
Asyik nih, makan bakso berdua...
Dinar dan Asri menoleh ke arah Riko.
ASRI
Eh, Kak Riko. Iya Kak, kita baru terima raport kenaikan kelas.
RIKO
Kalian berdua naik kelas?
DINAR DAN ASRI
(bersamaan)
Tentu dong...
RIKO
(Ikut merasa senang)
Kalau gitu, saya traktir kalian berdua makan bakso ini...
Riko beranjak ke kasir dan setelah membayar bakso dan minuman yang di makan Dinar dan Asri, Riko kembali menghampiri meja tempat Dinar dan Asri yang masih asyik makan bakso.
RIKO
Udah saya bayar ya, bakso dan minuman kalian berdua. Oke, saya jalan duluan.
ASRI
(memotong)
Lho, Kak Riko nggak ngebakso?
RIKO
Saya udah duluan. Oke, saya tinggal, ya...
DINAR
(memotong)
Eh Kak Riko, kapan main ke rumah saya. Ditunggu Ibu, lho...
RIKO
Oya, saya pernah janji mau main ke rumahmu, ya? Malam Mingu nanti deh, saya usahakan datang ke rumahmu.
Mendengar janji Riko ini wajah Dinar tampak ceria, sedang Asri memonyongkan mulutnya, wajahnya tampak kurang suka (sedikit kesal).
CUT TO
17. INT. RUMAH DINAR, RUANG TAMU – MALAM
Tampak Riko sedang berbincang dengan Dinar.
RIKO
Sejoli guru yang killer itu masih ngajar, kan?
DINAR
(tidak mengerti)
Siapa, sih?
RIKO
Pak Apung guru matematika dan Bu Fety guru bahasa Inggris.
DINAR
O, masih dan juga masih tetap galak. Tapi kayaknya, keduanya sekarang mulai pacaran.
RIKO
(senyum)
Ya baguslah kalau begitu. Biar Pak Apung nggak jadi bujang lapuk dan biar Bu Fety nggak jadi perawan tua.
CUT TO
18. INT. RUMAH RIKO, KAMAR RIKO – MALAM
Tampak Riko membuka lemari, kemudian ia jongkok dan membuka laci di bagian bawah lemari, lalu mengeluarkan sebuah album foto yang tampak sudah lama (tampak sedikit kusam).Kemudian Riko melangkah ke meja belajar yang ada di kamarnya itu dan menaruh album foto itu di atas meja belajar, lalu ia membuka-buka album foto dan mengamati foto-foto yang sudah lama itu dengan cermat. Lalu berhenti (Close Up) pada foto Dinar waktu masih mengenakan baju seragam SD, tampak Dinar yang imut dengan rambut diekor kuda.
RIKO
(gembira)
Ini yang gue cari...
CUT TO
19. INT. RUMAH MAKAN – MALAM
Pengunjungnya hanya tiga pasangan, satu keluarga dengan dua anaknya (laki-aki dan perempuan), sepasang kekasih dan Dinar serta Riko. Ketiga pasangan itu duduk di bangku yang agak berjauhan. Sedang Dinar dan Riko tampak sudah selesai makan, sisa-sisa bekas makan masih tampak di atas meja dan minuman jus tomat tampak tinggal setengah gelas.
Riko menyorongkan ke arah Dinar sebuah kado tipis dengan hiasan pita berwarna pink.
DINAR
(heran)
Kado apaan nih?
RIKO
Kado untuk ulang tahunmu...
DINAR
(menepis kening)
Ya ampun lupa. Maklum Kak, nggak ada tradisi perayaan ulang tahun di keluargaku. (menatap Riko dengan tatapan manja) Boleh dibuka sekarang, kan?
RIKO
Boleh, boleh... memang harus kamu buka sekarang.
Dinar membuka kado itu, dan isinya: (CLOSE UP ) foto Dinar waktu masih mengenakan seragam SD dengan rambut diekor kuda.
DINAR
(tersenyum senang)
Ah, Kak Riko bisa aja...
RIKO
Balik deh Din, fotomu itu...
Dinar membalik foto itu dan terbaca: (INSERT FRAME) Met ultah tuk Dinar Puspita.
I love you...
Lalu perlahan-lahan Dinar mengarahkan sorot matanya ke arah Riko, sorot mata yang penuh dengan cinta dan Riko membalas tatapan Dinar dengan mesra pula.
CUT TO
20. INT/EXT. RUMAH MAKAN – MALAM
Tampak Dinar menggandeng mesra tangan Riko saat hendak keluar dan di teras depan berpapasan dengan Asri yang hendak masuk ke dalam.
Semula Dinar dan Riko tidak tahu keberadaan Asri, tapi Asri yang menegur lebih dulu.
ASRI
Duh, mesranya yang lagi pacaran...
Dinar dan Riko mengarahkan tatapannya ke Asri. Dan begitu melihat Asri, kontan Dinar melepas gandengan tangannya pada Riko.
DINAR
(riang, tapi sedikit kikuk)
Hei Asri...
RIKO
(kalem)
Mau makan, As?
ASRI
(genit)
Iya, nih. Temenin yuk, Kak Riko.
RIKO
(menepuk-tepuk perut)
Duh, bisa meletus nanti perutku. Baru aja makan dengan Dinar.
Asri tampak memberengut.
RIKO
Yuk Asri, saya pulang duluan.
DINAR
(riang, melambai-lambaikan tangan)
Dah, Asri. Aku duluan, ya...
ASRI melengos, lalu masuk ke dalam.
CUT TO
21. EXT. SEKOLAH DINAR, LORONG KELAS & DEPAN KELAS DINAR – SIANG
Sepintas lorong kelas tampak sedikit rame dengan anak-anak yang hilir mudik. Lalu tampak Dinar dan Asri duduk berdampingan di bangku panjang di teras depan kelas.
ASRI
Din, lo pacaran dengan Kak Riko, ya?
DINAR
Ya begitulah kira-kira...
ASRI
Kok mau sih lo pacaran dengan anak yang udah kuliah?
DINAR
Lho apa salahnya? Toh sebentar lagi kita-kita lulus dari SMA dan jadi anak kuliahan juga. Apalagi Kak Riko kuliah di kedokteran. Besok-besok gue bakal jadi Nyonya Dokter, dong. Hem, keren abis...
ASRI
(memotong)
Hei, jangan mengkhayal terlalu jauh, ya. Asal lo tau aja, Kak Riko itu playboy...
DINAR
(nggak yakin)
Ah masak, sih? Dari mana lo tau?
ASRI
Salah satu bekas pacarnya Kak Riko itu Mbak Pipit, tetangga
sebelah rumah gue. Mbak Pipit itu teman sekelas Kak Riko semasa SMA. Dari Mbak Pipitlah gue tau, kalo Kak Riko itu playboy. Karena itu setelah cinta Kak Riko diputusin sama Mbak Pipit, lalu Kak Riko berusaha ngedekatin gue, nggak gue gubris. Pacaran dengan playboy, bagi gue, no way...
Dinar mengangkat bahu, memonyongkan bibir, ekspresi wajahnya menunjukkan kalau ia tidak percaya dengan penjelasan Asri. Dan Asri menangkap isi hati Dinar.
ASRI
Kalau lo nggak percaya dengan omongan gue, selidiki aja sendiri...
Dinar mengangguk-angguk, seakan bicara: “Oke.”
CUT TO