Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOCKDOWN
Suka
Favorit
Bagikan
12. Message from the Abyss (Part 4)

33. INT. GEDUNG APARTEMEN. APARTEMEN DEVA - PAGI 

ESTABLISH : Gedung Apartemen.


DEVA

Gue turun dulu.

(melihat Lucky, lalu Reffrain)


Reffrain lalu melihat Lucky yang sibuk dengan laptopnya. 

Deva menutup pintu apartemen dari luar.


REFFRAIN

Katanya kamu hacker?


LUCKY

(tersentak, melihat Reffrain sebentar)

Kata siapa?


REFFRAIN 

Kak Andien.


Lucky tidak membalas, masih sibuk dengan laptopnya.


REFFRAIN (CONT'D)

(mengalihkan pandangan, memegang plastik UV yang menutupi jendela)

Kalian pasti tersiksa sama semua ini.


LUCKY

(melihat Reffrain yang merasa bersalah)

Kamu ... kan yang lebih dekat sama Abyss—maksudku Elevenium.
Kamu nggak terpapar sama sekali? 


REFFRAIN

(kembali melihat Lucky)

Aku pikir kamu pintar.


LUCKY

(tidak habis pikir, kembali melihat laptop)

Aku pikir kamu sopan.


Reffrain tersentak.


SFX : Suara pintu apartemen yang dibuka.


Deva datang bersama Dokter Harris.

Reffrain terenyak melihat Dokter Harris. Sementara Dokter Harris terlihat lega. Mereka saling menghampiri, lalu berhenti saat sudah berhadapan. 


REFFRAIN

Ayah meninggal, Om.


DOKTER HARRIS

Ya. 

(terlihat menyesal)

Aku turut berduka cita.


REFFRAIN

Makasih udah peduliin tiket itu.


DOKTER HARRIS

(meletakkan tangan di bahu Reffrain)

Selama ini aku cari kamu, Reffrain.


REFFRAIN

Ceritanya rumit.


DEVA

Apa kalian butuh privasi untuk cerita?


DOKTER HARRIS

(melihat Deva)

Oh. Nggak. 
Nggak ada yang kami sembunyikan.


Deva mengangguk.


DOKTER HARRIS (CONT'D)

Lagipula ... saya punya tugas baru untuk Anda.


Lucky ikut mendengarkan, sementara Deva masih menunggu. 


DOKTER HARRIS (CONT'D)

Bisa untuk sementara waktu jaga Reffrain?


Reffrain terenyak mendengarnya.


DOKTER HARRIS (CONT'D)

(lalu melihat Reffrain)

Banyak pasien di luar sana yang butuh bantuanku. 
Jadi nggak bisa selalu ngawasin kamu.


REFFRAIN

Aku udah gede, Om Harris ....


DOKTER HARRIS

Iya ....
Tapi banyak orang yang mau jahatin kamu.


Reffrain mengerti.


DOKTER HARRIS (CONT'D)

(kembali melihat Deva)

Saya tau ini di luar pekerjaan detektif, tapi saya benar-benar minta bantuannya.


Deva memikirkannya.


CUT TO :


Reffrain, Dokter Harris, Andien, Deva, dan Lucky duduk di sofa.


REFFRAIN 

Aku udah cari ke banyak sumber, tapi nggak ada yang sama persis. 
Itu seperti ... baru. 

(jeda)

Archen jadi waliku atas paten itu ....
Karena nggak ada satupun dari keluarga ibu yang memenuhi syarat.


ANDIEN

Syarat?


REFFRAIN

Aku belum 18 tahun, dan harus pakai wali. 
Ayahku WNA. Jadi nggak bisa.
Archen nawarin diri buat itu. 


DEVA

Kalian percaya gitu aja?


REFFRAIN

Sebenernya .... ini karena kita saling menguntungkan. 
Waktu itu aku minta homeschooling biar bisa fokus ke penelitian. 
Ayah setuju, tapi minta aku selesaiin SMP dulu. 
Archen kasih uang yang cukup buat tambahan biayanya. 

(jeda)

Aku sama sekali nggak ngira kalau itu bakal dibuat senjata. 
Dia bilang buat keperluan medis, sterilisasi, terapi kanker ....
Bekerja sama dengan rumah sakit ... pabrik-pabrik yang butuh bahan radioaktif.


Dokter Harris terenyak memikirkannya.


CUT TO : 


Dokter Harris dan Reffrain berdiri di dekat pintu. 


DOKTER HARRIS

Kamu baik-baik di sini ya ....

(menepuk bahu Reffrain)


Reffrain mengangguk. 

Di sisi lain, Andien sedang mengobrol santai dengan Deva dan Lucky. 

Dokter Harris mengeluarkan sejumlah uang ratusan ribu, menggenggamkannya ke tangan Reffrain. 

Reffrain terenyak melihatnya, lalu Dokter Harris. 


DOKTER HARRIS (CONT'D)

Buat kamu jajan. 
Nggak banyak, tapi semoga ada artinya buat kamu. 

(tersenyum melihat Reffrain)


Deva menghampiri Dokter Harris dan Reffrain, sekilas melihat uang di tangan Reffrain. 


REFFRAIN

Makasih, Om.


Dokter Harris mengangguk, tersenyum melihat Reffrain, lalu keluar apartemen bersama Deva. 

Reffrain melihat uang di tangannya, tapi segera menyadari sesuatu. 


CUT TO :


34. INT. APARTEMEN DEVA. KAMAR MANDI - PAGI

Reffrain baru saja masuk ke dalam kamar mandi, mengunci pintu. Dia segera melihat uang ratusan ribu di tangannya. 


BCU : Pada lembaran uang di tangan Reffrain ada angka dan huruf yang dilingkari menggunakan pensil. Di masing-masing sudut uang tertulis angka 1, 2, 3, dan seterusnya. 


Reffrain mengamati angka dan huruf itu, lalu mengetikkannya di ponsel. Dia lalu teringat sesuatu. 


CUT TO :


35. INT. DEPAN MARKAS LOX (EKSTREMIS) - MALAM

Salah seorang ekstremis berjaga di dekat pintu, beranjak dari duduk saat melihat siapa yang datang, sementara tangannya siaga memegang senjata.


ANNE

Mana pimpinan kalian?


CUT TO : 


36. INT. MARKAS LOX - MALAM

Mahen (35 thn) dan Anne baru saja masuk ke dalam ruangan. 


MAHEN 

Aku pikir kelompokmu sudah pergi semua?


ANNE

Yah. Anggap saja aku ketinggalan.
Harus urus satu orang.

(melihat sekeliling)

Kalian menetap di sini?


SFX : Suara notifikasi di ponsel Anne.


Anne mengeluarkan ponsel untuk melihatnya.


MAHEN

No-mad seperti biasa.

(mempersilakan Anne duduk, lalu duduk di kursinya)


Anne melihat Mahen, lalu duduk. Tapi dia segera menggerakkan tangan ke bagian bawah meja. Dia lalu melihat ke bawah meja, memeriksa. 


MAHEN (CONT'D)

Kenapa? 


Anne memberi tanda agar Mahen tetap diam. Dia lalu mengambil alat penyadap yang ditempel di sana.

Mahen tersentak saat Anne menunjukkan alat penyadap itu. Mereka saling lihat.


CUT TO :


37. INT. MARKAS LOX . RUANGAN LAIN - MALAM

Anne memeriksa ruangan menggunakan Aplikasi Radio Frequency Detector di ponselnya. Setelah memastikan keamanan, dia dan Mahen duduk.


MAHEN

Siapa yang berani pasang itu di sini?


ANNE

Kamu punya banyak musuh. 


Mahen lalu melihat Anne. 


ANNE (CONT'D)

Kalian nggak bisa terus-terusan tinggal di sini.


MAHEN

Sudah kubilang ini sementara.
Jadi maksud kedatanganmu apa?
Mengusir kami?
Perebutan markas secara paksa?


ANNE

Aku jadi tahu kenapa kelompokmu senekat itu.
Kelihatannya kamu benci semua orang.


MAHEN

Nggak perlu berbelit-belit.
Apa maumu?


ANNE

Aku butuh bantuan menangkap satu orang.


MAHEN

Siapa?


ANNE

Reffrain, pembuat Elevenium.


MAHEN

Konflik internal?

(tersenyum, bersandar pada kursi)


ANNE

Kamu bantu tangkap anak ini, aku bantu kalian pergi dari sini.


MAHEN

(melihat Anne)

Kami bisa pergi sendiri.


ANNE

Jadi menolak pakai helikopter pribadi?
Kalian bisa pergi ke Malaysia, Singapore, terus pergi ke manapun kalian suka.


MAHEN

(mulai tertarik)

Jadi hadiahnya helikopter?


ANNE

Lebih tepatnya tumpangan.


Mahen memikirkannya.


ANNE (CONT'D)

Kalian pasti kesulitan melewati imigrasi.
Aku punya cara cepatnya.


Mahen belum menanggapi.


ANNE (CONT'D)

(masih memperhatikan Mahen)

Kalian nggak bisa terus berpura-pura membaur sama para penyakitan itu.


Mahen tersentak melihat Anne. 


ANNE (CONT'D)

Cepat atau lambat bisa ketahuan.


MAHEN

Kami meminimalisir korban.
Tujuan kami bukan mereka, ingat?


ANNE

Tapi kalau kalian tertangkap ....
Dunia harus kehilangan pemikir brilian ....
Masih banyak isu yang bisa ditangani di luar sana.
Elite Global ... apa pun itu namanya yang kalian tentang selama ini ....
Mungkin berkolaborasi sama aktivis di negara lain?
Kalian ditakdirkan buat hal besar ....
Bukan cuma dorong troli obat seperti itu.
Jujur aja, aku kasihan.


Mahen terenyak memikirkannya.


ANNE (CONT'D)

Kita deal?


Mahen mengalihkan pandangan sebentar.


MAHEN

Aku harus bicara sama kelompokku.


ANNE

Oke. 
Jangan lupa cepat tarik orang-orangmu sebelum penyadap itu nangkap mereka. 


Anne tiba-tiba terenyak, melihat Mahen, lalu tersenyum saat memikirkan rencananya.


CUT TO :


38. INT. GEDUNG TEMPAT PERAWATAN PASIEN HNF. RUANG PERAWAT - MALAM

Beberapa perawat berlalu lalang, mempersiapkan perawatan. 


PERAWAT I

Rani ....
Tolong kamu bawa pasien ini ke ruang terapi ya. 

(memberikan berkas pada relawan bernama Rani)


RANI

(mengangguk, menerima berkas itu)

Baik. 

(lalu pergi)


CUT TO :


39. INT. GEDUNG TEMPAT PERAWATAN PASIEN HNF. RUANGAN PASIEN/LORONG - MALAM

Rani baru saja masuk ke ruangan pasien. 

POV RANI : Deretan pasien terbaring di tempat tidur masing-masing, beberapa di antara mereka mengalami luka bakar yang cukup parah dengan tubuh nyaris kaku, kulit mereka yang masih normal terlihat pucat. 


Rani berjalan sambil melihat nama di sisi tempat tidur pasien. 


RANI

(menghentikan langkah saat menemukan nama yang dicarinya, lalu kembali melihat berkas di tangannya)

Bapak Sadewa ....


Rani lalu membantu Sadewa (60 thn) duduk di kursi roda—tubuh Sadewa terlihat sulit digerakkan. Rani lalu mendorongnya keluar ruangan, melewati lorong. 


SFX : Denting ponsel Rani. 


Rani mengeluarkan ponsel untuk melihat pesan. Dia lalu tersentak, menghentikan langkah, menatap layar ponsel. 


POV RANI : Pesan masuk di ponsel Rani : 

Seeing the Ent.


Rani tercekam, bingung harus berbuat apa. Tapi dia lalu bergegas pergi, membuat Sadewa bingung, berusaha keras melihat ke belakang saat mendengar langkah kaki Rani semakin jauh. 


CUT TO : 


40. INT. GEDUNG TEMPAT PERAWATAN PASIEN HNF. LOBI - MALAM

Sasha (26 thn) dan timnya baru datang. Dia lalu memerintahkan timnya untuk berpencar. Mereka bergerak cepat memeriksa setiap ruangan, mencari target. 


CUT TO : 


41. INT. GEDUNG TEMPAT PERAWATAN PASIEN HNF. DEKAT RUANGAN DOKTER - MALAM

Sasha berjalan menuju ruang dokter. Terdengar suara dari ear mic yang dia pakai. 


TIM SASHA 1 (O.S)

Alfa Negatif!


TIM SASHA 2 (O.S)

Echo juga. Negatif.


Sasha menghentikan langkah 


SASHA

X-ray, sekarang!

(berbalik, berlari ke satu arah)


CUT TO : 


42. INT. GEDUNG TEMPAT PERAWATAN PASIEN HNF. RUANG CCTV - MALAM

Sasha melihat rekaman CCTV.

POV SASHA : Monitor CCTV : Dua orang tim Sasha baru saja sampai di tempat parkir, memeriksa sekitar.


SASHA

(menunjuk CCTV di tempat parkir)

Tolong mundurkan lima menit!


Pengawas mengatur waktu di rekaman CCTV. 

Sasha mengamatinya.


SASHA (CONT'D)

Permisi. 

(mengambil alih kendali, melakukan fast forward pada rekaman CCTV)


BCU : Rekaman CCTV di tempat parkir menampilkan Rani sedang berlari menuju mobil putih yang terparkir di ujung. Rani bergegas naik ke mobil. Lalu mobil itu melaju pergi. 


Sasha melakukan rewind pada rekaman CCTV.


BCU : Rekaman CCTV di tempat parkir menampilkan dua orang relawan sedang berlari menuju mobil putih yang terparkir di ujung. Mereka masuk ke dalam mobil.


Sasha menghela napas, kesal melihatnya. 


*to be continue to Episode 4






Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)